Rencana Relokasi Warga Bandung yang Bermukim di Bantaran Sungai Butuh Perencanaan Matang
Banyak warga Bandung yang tinggal di bantaran sungai bertahun-tahun. Tidak sedikit yang sudah memiliki sertifikat tanah.
Penulis Yopi Muharam31 Mei 2025
BandungBergerak.id - Pemerintah Kota Bandung menyarankan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai untuk direlokasi. Meski saran ini bertujuan untuk mengurangi risiko bencana banjir dan longsor, tetapi dinamika di lapangan berbeda. Diperlukan perencanaan matang mengingat banyak warga yang tidak memiliki hunian selain di bantaran.
Setidaknya bakal ada empat wilayah yang sudah ditinjau oleh Pemkot Bandung untuk relokasi, di antaranya, Kelurahan Lingkar Selatan, Lengkong; Kelurahan Arjuna, Cicendo; Kelurahan Hegarmanah, Cidadap; dan Kelurahan Cipaganti, Coblong.
Wawan Hermawan, warga Kampung Cipaganti, Kelurahan Hegamanah, Cidadap yang sudah tinggal di area bantaran Sungai Cipaganti lebih dari 40 tahun mengatakan, rencana relokasi tak memungkinkan bagi seluruh warga yang tinggal di bantaran sungai. Kendati rumah Wawan berada di atas sungai, menurutnya pemindahan tak gampang karena masyarakat sudah mendiami bangunan tersebut selama berpuluh-puluh tahun.
Ketua RW 10 Hegamanah itu mencontohkan, di RW-nya saja ada sekitar 30 bangunan yang sudah berdiri sejak lama. Menurutnya setiap bangunan di sempadan sungai itu memiliki sertifikat. “Di sini punya sertifikat semua. Bahkan masjid aja punya sertifikat,” ujar pria generasi ketiga dari keluarganya, saat ditemui BandungBergerak di kediamnya, Selasa, 27 Mei 2025.
Dia setuju dengan relokasi dengan syarat mendapatkan dana dan fasilitas yang setimpal. Baginya, tujuan relokasi bangunan di bantaran sungai memang baik. Apalagi pada Jumat 23 Mei lalu, kampung halamannya dihantam banjir karena luapan Sungai Cipaganti. Akibatnya satu bangunan PAUD longsor.
Wawan menyebut sebelumnya tidak pernah kejadian banjir separah itu. Seiring perkembangan zaman, aliran sungai terus menyempit.
Di Bantaran Sungai Cipaganti, tidak sedikit rumah yang ditempati lebih dari satu kartu keluarga (KK). Salah satunya Eli yang sudah menetap di bantaran sungai Cipaganti lebih dari 30 tahun. Saat ini rumah yang Eti tinggali dibagi dengan sang anak yang sudah berkeluarga. Rumahnya disekat menjadi dua bagian.
“Kan ini rumah sebenarnya satu [rumah] tapi ditembokin lagi jadi 2, jadi KKnya ada 2,” ungkapnya kepada BandungBergerak. Eli sendiri belum pernah mendengar arahan mengenai relokasi.
Baca Juga: Setelah Bandang Menghantam Lembang
Setelah Diterjang Longsor, Pengurus PAUD Al Hadi Kesulitan Dana untuk Mendapatkan Kontrakan
Banyak Warga Tinggal di Bantaran Sungai
Tidak sedikit masyarakat Kota Bandung yang telah tinggal di bantaran sungai selama berpuluh-puluh tahun. Mengutip dari laman Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, di tahun 2021 ada 332 titik lokasi bantaran sungai yang dijadikan peRmukiman. Sekitar 13.058 bangunan berdiri di bantaran sungai yang dihuni sebanyak 18.480 keluarga.
Sementara untuk daerah yang menjadi titik perhatian relokasi, seperti Kecamatan Cidadap ada 76, Kecamatan Coblong 467, Kecamatan Cicendo 734, dan Kecamatan Lengkong 625 bangunan. Justru daerah paling banyak ditinggali berada di Kecamatan Batununggal sebesar 3.887 bangunan berdiri di bantaran sungai.
Wacana relokasi permukiman di bantaran sungai muncul saat Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meninjau berbagai titik bencana longsor dan banjir di Kota Bandung, Sabtu 24 Mei 2025 lalu. Tindakan tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mencegah banjir dan longsor di sempadan sungai. Menurut Farhan, pemindahan bangunan tersebut sebagai langkah antisipasi terjadinya korban bilamana banjir dan longsor terjadi.
“Pemerintah tidak mungkin menggusur. Namun kami minta, ayo, pindah. Kami bantu untuk pindah, cari tempat lebih aman. Karena kondisi sekarang sangat membahayakan,” ujar Farhan dikutip BandungBergerak, Senin 26 Mei 2025.
Akhir-akhir ini Kota Bandung dilanda hujan yang tak menentu. Bencana langganan seperti banjir dan longsor dikhawatirkan terjadi di daerah-daerah rawan. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mencatat dalam data terakhir yang diperbaharui pada 7 Februari 2025 ada 33 titik kecamatan yang dilanda banjir dan 7 lokasi tertimpa longsor.
*Reportase ini mendapatkan dukungan data dari reporter BandungBergerak Olivia A. Margareth dan Shakila Azzahra M