Aksi Kamisan Jatinangor: Membagi Tanah Palestina dengan Israel Bukan Solusi Tepat
Aksi Kamisan Jatinangor mengkritik pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang solusi dua negara untuk konflik Israel Palestina.
Penulis Aqeela Syahida Fatara9 Juni 2025
BandungBergerak.id - Perpustakaan Jalanan (Perpusjal) Jatinangor, berkolaborasi dengan Student Justice for Palestine, menginisiasi Aksi Kamisan Jatinangor sebagai bentuk penolakan terhadap sikap Presiden Prabowo Subianto yang mendukung solusi dua negara (Two State Solution) dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Aksi ini digelar pada Kamis, 5 Juni 2025 di depan Tugu Makalangan, Universitas Padjadjaran, dan diikuti oleh belasan mahasiswa. Aksi Kamisan Jatinangor bertujuan membangun kesadaran publik di sekitar Jatinangor terhadap situasi di Palestina, serta menyuarakan penolakan terhadap pendekatan politik yang dianggap tidak berpihak pada keadilan bagi rakyat Palestina.
Para peserta aksi menyampaikan keresahan mereka terhadap tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Di tengah aksi, massa menyerukan yel-yel “Free free Palestine, from the river to the sea, Palestine will be free,” sambil mengajak pengendara yang melintas untuk membunyikan klakson sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Kritik terhadap Solusi Dua Negara dan Sikap Pemerintah Indonesia
Sikap Presiden Prabowo Subianto terkait Two State Solution disampaikan dalam pertemuannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu, 28 Mei 2025 di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pernyataannya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia akan mengakui Israel apabila Israel mengakui kemerdekaan Palestina.
Two State Solution atau Solusi Dua Negara adalah pendekatan penyelesaian konflik dengan mendirikan dua negara, yakni Israel untuk orang Yahudi dan Palestina untuk orang Palestina. Menurut Britannica, konsep ini sebelumnya telah diusulkan melalui Perjanjian Oslo yang muncul dari serangkaian peristiwa bersejarah.
Namun, menurut Ridho Danu (22), salah satu penggerak Aksi Kamisan Jatinangor, solusi ini dianggap tidak realistis. “Karena mau nggak mau, kalau kita menyetujui two state solutions. Kita berharap Israel mengakui Palestina, yang mana sepertinya tidak mungkin. Lalu, kita berharap Israel mengembalikan tanah jajahannya ke Palestina, yang mana nggak mungkin juga. Dan kita berharap negara mau memaafkan negara penjajah,” ujarnya.
Danu juga menyatakan bahwa jika Indonesia hanya berfokus pada upaya politik menuju perdamaian, maka ada risiko melupakan tindakan genosida yang telah dilakukan Israel. Hal ini, menurutnya, bertentangan dengan alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan.
Baca Juga: Suara Pelajar di Aksi Kamisan Bandung ke-423, Menyoroti Maraknya Sengketa Lahan di Kota Bandung
Aksi Kamisan Bandung ke-420 Menakar 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Konflik di Papua, dan Kue Tambang untuk Kampus
Senada dengan Danu, Cindy Veronica (21), mahasiswi peserta aksi, menilai bahwa narasi yang mendukung Two State Solution saat ini lebih dominan, namun tetap merupakan pendekatan yang kontraproduktif. “Two state solution itu adalah solusi yang naif menurutku,” ujar Cindy. Ia menambahkan bahwa kemerdekaan Palestina bukan hanya soal perjanjian tertulis, tetapi juga penghentian dominasi Israel atas Palestina, yang menurutnya tidak akan mungkin tercapai melalui skema dua negara.
Aksi Kamisan Jatinangor juga sebelumnya telah menyatakan penolakan terhadap rencana Prabowo mengevakuasi warga Palestina ke Indonesia. Danu menyebut bahwa kebijakan tersebut memperlihatkan pandangan yang keliru dari pemerintah terhadap konflik yang berlangsung.
“Pada akhirnya, kami melihat ini hanya sebagai manuver politik,” ungkap Danu. Ia menambahkan, “Jika kebijakan ini diambil, artinya menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia belum siap untuk berdiri secara tegas untuk membela Palestina dan masih takut diputus kerjasamanya dengan negara lain.”
Aksi Kamisan Jatinangor berharap gerakan ini bisa mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terkecoh oleh komunikasi politik dari para pejabat.
***
*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB