• Berita
  • Kisruh Bus Metro Jabar Trans: Sudah Ukurannya Mengecil, Jumlah Armada pun Dikurangi

Kisruh Bus Metro Jabar Trans: Sudah Ukurannya Mengecil, Jumlah Armada pun Dikurangi

Antrean penumpang di Koridor 5 rute Dipatiukur–Jatinangor (Unpad) kerap mengular sejak ukuran Metro Jabar Trans (MJT) menciut dan armadanya dikurangi.

Kondisi di dalam bus Metro Jabar Trans (MJT) Koridor 5 Jatinangor - Dipatiukur. Penumpang Berdesakan, 9 Juni, 2025. (Foto: Selsha Septifani G/BandungBergerak)

Penulis Selsha Septifanie Gunawan11 Juni 2025


BandungBergerak.idMetro Jabar Trans (MJT) melakukan pergantian armada pada Koridor 5 rute Dipatiukur–Jatinangor mulai 1 Juni 2025. Bus besar berkapasitas 70 penumpang digantikan oleh bus medium berkapasitas 50 penumpang, dengan alasan usia teknis armada lama yang telah melebihi masa operasional. Perubahan ini memicu keluhan dari penumpang, terutama mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang menjadi pengguna utama rute Dipatiukur–Jatinangor.

Gaos, salah seorang mahasiswa Unpad, menilai penyebab menumpuk dan antrean penumpang karena perubahan ukuran bus dari besar ke kecil. “Dari pertama tau bakal ganti ke bus medium agaknya udah sedikit firasat ko ga yakin bakal bisa nampung penumpang, soalnya bus besar juga kadang masih suka ditolak untuk naik kalau jam pagi itu, apalagi kalau bus medium," kata Gaos, Senin awal bulan Juni 2025.

Gaos juga menurutkan ketidaknyamanannya selama naik bus medium, apalagi ketika duduk di belakang yang goncangannya sangat terasa. Belum lagi jumlah penumpang yang membludak dan berdesak-desakan. Ia sendiri paham tentang pentingnya peremajaan bus. Pertanyaannya, mengaka ukuran bus Metro Jabar Trans menjadi lebih kecil.

"Karena kondisi bus besar sebelumnya juga kan kaya ada yang bocorlah, sering trouble. Cuman untuk perubahan ukuran itu patut dipertanyakan,” ujarnya.

Darellia, mahasiswi Unpad yang menggunakan koridor 5 setiap hari, juga menyampaikan keluhan. Menciutnya ukuran Metro Jabar Trans membuat ia harus berebut dan kadang tidak kebagian tempat duduk.

“Kondisi berangkat yang kadang penuh kalau pagi bikin harus berdiri, eh pulangnya juga harus ngantre dulu lama atau berdiri," keluh Darellia.

Jika ingin kebagian tempat duduk, ia harus mengantre lama. Ia tidak mau kehabisan waktu gara-gara menunggu jatah tempat duduk. Baginya, menunggu layanan Metro Jabar Trans kali ini sangat menguras energi.

"Dengan naik sambil berdiri bikin pegel harus ngelilingin rancaekek, lewat tol, kena macet. Sangat nguras energi bikin kita sampe rumah udah kelelahan,” tuturnya.

MJT, sebelumnya bernama Trans Metro Pasundan (TMP), adalah sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang beroperasi di wilayah Bandung Raya. Pengelolaannya dialihkan dari Kementerian Perhubungan ke Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat sejak 1 Januari 2025. Koridor 5 termasuk jalur dengan jumlah pengguna tertinggi karena menghubungkan kawasan pendidikan Jatinangor dan Bandung, serta kawasan industri di Cileunyi dan Rancaekek.

Menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah penumpang harian pada koridor ini mencapai lebih dari 4.980 orang pada tahun 2024. Selain pengurangan kapasitas, jumlah unit bus juga dipangkas dari 25 menjadi 21 unit. Akibatnya, penumpang mengalami peningkatan waktu tunggu dan harus berdiri berdesakan dalam perjalanan.

Baca Juga: Metro Jabar Trans Mengaspal, Transportasi Bandung Raya Masih Jauh dari Memadai
Trans Metro Pasundan adalah Hak Warga untuk Mendapatkan Transportasi Publik

Bus Metro Jabar Trans (MJT) Koridor 5 Jatinangor - Dipatiukur. Penumpang Berdesakan, 9 Juni, 2025. (Foto: Selsha Septifani G/BandungBergerak)
Bus Metro Jabar Trans (MJT) Koridor 5 Jatinangor - Dipatiukur. Penumpang Berdesakan, 9 Juni, 2025. (Foto: Selsha Septifani G/BandungBergerak)

Klarifikasi Metro Jabar Trans

Menanggapi keluhan pengguna, Metro Jabar Trans melalui akun Instagram resminya menjelaskan bahwa penggantian armada dilakukan karena armada lama telah mencapai batas usia operasional. Pihak MJT menyebut penggantian ini dimaksudkan agar layanan tetap berjalan.

“Saat ini, kami sedang melakukan monitoring dan evaluasi terhadap operasional dan layanan untuk mengatasi kendala yang timbul, diantaranya melakukan penyesuaian jadwal layanan khususnya pada koridor 5 dengan memperpendek headway (jarak antar armada) menjadi sekitar 5 menit pada jam puncak (pagi dan sore hari) dari semula 7 - 10 menit,” tulis MJT dalam unggahan tersebut.

MJT juga menambahkan bahwa kondisi layanan turut dipengaruhi oleh kemacetan di sejumlah titik yang dilalui Koridor 5, yang memperburuk ketepatan waktu layanan pada jam-jam sibuk.

Belakangan, setelah kisruh penumpang terjadi, Metro Jabar Jabar mengumumkan telah menambah jumlah armada dari 21 unit bus menjadi 25 unit bus . TMJ juga menambahkan total perjalanan sebanyak 100 perjalanan dengan waktu tunggu 5 - 10 menit. Untuk informasi dan pengaduan terkait layanan Metro Jabar Trans dapat menghubungi Aduan Pelanggan dengan nomor 0821-2121-1800 (Chat WhatsApp).

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//