• Indonesia
  • Mamma Mia The Musical Re-run, Merayakan Teater Musikal Sebagai Seni Pertunjukan Komersial

Mamma Mia The Musical Re-run, Merayakan Teater Musikal Sebagai Seni Pertunjukan Komersial

Teater musikal Mamma Mia The Musical Re-run mengisahkan hubungan keluarga. Saatnya seni pertunjukan mendapatkan apresiasi masyarakat luas.

Teater musikal Mamma Mia The Musical Re-run 2025 yang digelar Jakarta Art House di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, 21 Mei hingga 1 Juni 2025. (Foto: Aqeela Syahida Fatara/BandungBergerak)

Penulis Tim Redaksi14 Juni 2025


BandungBergerak.idDi balik lampu sorot, lantunan lagu-lagu, dan tarian Mamma Mia The Musical Re-run, Jakarta Art House menghadirkan pesona teater musikal yang lebih dari sekadar hiburan. Selama 14 kali penampilan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, kisah klasik tentang cinta, keluarga, dan pencarian jati diri itu kembali hidup di atas panggung—mengajak penonton menyelami dinamika hubungan seorang ibu dan putrinya dalam balutan musikal yang memikat.

Sama seperti versi filmnya, alur teater musikal Mamma Mia The Musical Re-run mengisahkan hubungan antara dua tokoh utama: seorang ibu dan anak perempuannya. Cerita bermula dari Sophie Sheridan yang menemukan buku harian sang ibu, Donna Sheridan. Dari buku tersebut, Sophie menyadari ada tiga pria yang kemungkinan merupakan ayah kandungnya. Ia pun memutuskan untuk diam-diam mengundang ketiganya.

Mamma Mia The Musical Re-run digelar sejak 21 Mei hingga 1 Juni 2025. Bulan Mei dipilih sebagai titimangsa awal pentas karena bertepatan dengan Hari Ibu Internasional yang dirayakan setiap tanggal 11. 

Diumumkan akan mementaskan ulang pertunjukannya sejak Januari 2025, proses produksi Mamma Mia The Musical Re-run hanya dilakukan selama tiga bulan secara intens. “Prosesnya singkat, tapi short and sweetlah,” ungkap Aldy Inzaghi (27 tahun), selaku Co-Founder dari Jakarta Art House pada Sabtu, 31 Mei 2025.

Sebelumnya, Mamma Mia The Musical telah menggelar pertunjukannya di tahun 2023 dengan hanya melakukan tiga kali pertunjukan. Itu mengapa, Aldy mengatakan tantangan pada produksi ulang ini lebih berat secara fisik dibandingkan secara mental.

Berbeda dengan produksi Mamma Mia The Musical sebelumnya, pada pementasan ulang ini dilakukan dengan menggaet para profesional dalam bidangnya. Beberapa aktor dan aktris Mamma Mia The Musical tahun 2023 juga terlibat pada produksi tahun ini. Tidak sedikit nama-nama familiar seperti Rahmania Astrini, seorang penyanyi yang berperan sebagai karakter Ali; juga Mirabeth Sonia, penyanyi jebolan Indonesian Idol yang pada teater musikal ini berperan sebagai Donna Sheridan.

Aldy juga menyatakan bahwa seluruh tim produksi Mamma Mia The Musical Re-run direkrut layaknya akan bekerja secara profesional. Pemilihan cast pada pertunjukan ulang ini dilakukan secara close audition agar para cast dapat menyesuaikan jam latihan secara lebih maksimal.

Teater musikal Mamma Mia The Musical Re-run 2025 yang digelar Jakarta Art House di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, 21 Mei hingga 1 Juni 2025. (Foto: Aqeela Syahida Fatara/BandungBergerak)
Teater musikal Mamma Mia The Musical Re-run 2025 yang digelar Jakarta Art House di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, 21 Mei hingga 1 Juni 2025. (Foto: Aqeela Syahida Fatara/BandungBergerak)

Terinspirasi dari Cinta Orang Tua terhadap Mamma Mia 

Ide untuk menghadirkan musikal Mamma Mia! berawal dari kecintaan orang tua Aldy dan Elhaq Latief—pendiri Jakarta Art House—terhadap kisah dan lagu-lagu dalam pertunjukan tersebut. Karena itulah, menurut Aldy, target utama dari musikal ini pun ditujukan kepada para orang tua yang memiliki kedekatan emosional dengan era dan nuansa yang dihadirkan dalam Mamma Mia!.

“Ketika kita jalanin, di tahun 2023 kita jualan tiket. Kita tuh jadi lupa kalau ga cuma mama kita yang suka. Mama-mama orang-orang juga pada suka sama Mamma Mia ini. Makanya, teman-teman melihat yang pada datang audiensnya banyak ibu-ibu, oma-oma, opa-opa gitu karena memang target market kita tuh mereka,” jelas Aldy.

Okta (45 tahun), salah satu penonton yang menonton dengan anaknya, mengatakan bahwa sebagai first time menonton teater musikal, ia mendapatkan pengalaman menyenangkan. Seluruh pertunjukan yang disajikan dilakukan secara total; mulai dari musik, lagu, penampilan yang apik, serta pesan atau nilai-nilai yang disampaikan pertunjukan.

“Sebagai ibu, saya banyak nangis tapi juga banyak nyanyi karena happy. Pokoknya my heart is full,” ujar Okta.

Hal serupa juga dirasakan oleh salah satu penonton lainnya, Alifya (20 tahun). Ia merasa pertunjukan Mamma Mia memukau karena eksekusi yang baik berdasarkan film orisinilnya, serta aktor dan aktrisnya yang bertalenta.

Part favorit aku pas The Winner Takes It All. Gokil banget, hampir nangis karena suara dari aktrisnya, akting, dan scene-nya juga,” ujar Alifya.

Baca Juga: Jejak Dosa di Ujung Malam Garapan Teater Lakon, Menggabungkan Seni Pertunjukan dan Film
Teater Payung Hitam Dilarang Menampilkan Lakon Wawancara Dengan Mulyono, Kebebasan Berekpresi Kampus ISBI Dibungkam

Promosi Besar-besaran demi Menembus Segmen Komersial

Tidak hanya pada proses produksinya, pemasaran yang dilakukan Mamma Mia The Musical Re-run juga dilakukan secara besar-besaran hingga menampilkan billboard promosi di pusat Kota Jakarta. Bagi Aldy, hal ini dilakukan agar seni pertunjukan dapat dilihat sebagai suatu hal yang komersial, sehingga lebih banyak orang-orang yang sadar dengan kehadiran seni pertunjukan musikal dan tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang tersegmentasi.

Antusiasme yang tinggi dari masyarakat pada pertunjukan sebelumnya, akhirnya membuat Jakarta Art House kembali tergerak untuk mementaskan ulang teater musikal ini. Sambutan hangat dari masyarakat ini dibuktikan dengan habisnya penjualan tiket pada seluruh pertunjukan Mamma Mia The Musical Re-run: 14 ribu tiket!

Mengadaptasi dari judul film yang sama, Mamma Mia The Musical memiliki harapan agar masyarakat dapat lebih percaya dan menyadari kehadiran pertunjukan teater musikal di Indonesia. Sehingga ke depannya dapat berdampak pula pada karya-karya teater musikal lainnya.

Pemilihan adaptasi pada film Mamma Mia ini dilakukan karena pasar dari filmnya sendiri sudah besar. Hal ini dibuktikan dengan beragamnya penonton yang menyaksikan Mamma Mia The Musical Re-run, mulai dari anak muda hingga orang tua—mengingat cerita yang dibawakan dari teater musikal ini merupakan kisah dari suatu keluarga.

*Reportase ini dikerjakan reporter BandungBergerak Aqeela Syahida Fatara dan Wilda Nabila Yoga

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//