• Komunitas
  • Mengenal Inovasi Pelatihan Angklung yang Ramah Difabel di Public Class

Mengenal Inovasi Pelatihan Angklung yang Ramah Difabel di Public Class

Pelatihan Angklung Kita Public Class menghadirkan metode inklusif untuk semua. Teman Tuli bisa ikut bermain angklung.

Pelatihan Angklung Kita Public Class di CO&CO Hub, Jalan Dipatiukur, Bandung, Rabu, 11 Juni 2025. (Foto: Aqeela Syahida Fatara/BandungBergerak)

Penulis Aqeela Syahida Fatara10 Juli 2025


BandungBergerak.id - Angklung Kita, sebuah inisiatif pelestarian musik tradisional angklung, kembali menggelar Public Class, Rabu, 11 Juni 2025) di CO&CO Hub, Jalan Dipatiukur, Bandung. Dalam kelas yang diadakan secara gratis dan terbuka untuk umum ini, Angklung Kita menghadirkan metode baru yang dinamakan Gawang Angklung atau galung. Inovasi ini bertujuan untuk membuka akses bermain musik angklung bagi kelompok disabilitas, terutama penyandang tunarungu (teman Tuli).

Dalam pelatihan kali ini, Ardian Sumarwan atau yang akrab disapa Kang Ari, menjadi pelatih. Ia dikenal sebagai inovator pembelajaran musik angklung sekaligus Ketua JEI Angklung. Kang Ari dijadwalkan melatih dalam dua pertemuan, yakni pada 11 dan 25 Juni 2025. Metode galung yang digunakan menunjukkan notasi-notasi angklung melalui layar digital, memungkinkan peserta tunarungu untuk turut aktif memainkan alat musik tradisional ini.

Meski demikian, Kang Ari tidak merekomendasikan galung untuk pelatihan reguler karena kekhawatiran terhadap penggantian peran pelatih oleh teknologi. Ia menilai metode ini sangat bermanfaat dalam kegiatan non-formal atau sebagai pengisi waktu luang. Saat ini, metode galung masih digunakan secara terbatas melalui aplikasi yang belum tersedia secara umum.

“Karena kalau kita pakai galung, pelatih-pelatih kita habis. Jadi pada dasarnya saya tidak memasarkan pada pelatihan-pelatihan yang pelatihnya sudah ada,” ujar Kang Ari.

Dengan memperkenalkan metode galung melalui Public Class, Angklung Kita membuka ruang partisipasi lebih luas bagi masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Kehadiran galung menjadi upaya konkret untuk menunjukkan bahwa semua orang dapat mengambil peran dalam melestarikan budaya Indonesia, khususnya seni musik angklung.

Baca Juga: Literasi Keuangan dan Investasi untuk Teman Tuli
PROFIL KOMUNITAS KARYA SENI TULI: Mendengarkan ...

Pelatihan Terbuka untuk Semua Kalangan

Public Class yang dijalankan oleh Angklung Kita berlangsung secara rutin dua minggu sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan angklung sebagai alat musik tradisional dari Jawa Barat yang mudah dimainkan.

“Angklung itu, kalau baru pertama kali pasti langsung bisa main,” ujar Naufal (22), Project Supervisor Pengembangan Komunitas dan Pelatihan, Angklung Kita.

Pelatihan kali ini diikuti oleh lebih dari 20 peserta dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Salah satu peserta, Zandra (21), mengaku antusias mengikuti kegiatan ini setelah melihat informasinya di media sosial.

“Sebelumnya aku pernah mengikuti kegiatan angklung, dan bagi aku itu salah satu experience yang unik, dan aku pas aku dapet info mengenai kelas angklung ini lewat medsos aku langsung tertarik banget karena hal-hal kaya gini tuh jarang ditemui dan jadinya aku sangat berminat untuk ikut,” ujar Zandra.

Selain Public Class, Angklung Kita juga memiliki program Premium Class yang diperuntukkan bagi mereka yang ingin memperdalam keterampilan dan menjadi pelatih angklung. Umumnya, peserta Premium Class adalah alumni dari Public Class. Program ini juga diikuti oleh banyak guru, menyusul kebijakan yang mewajibkan pelajaran angklung di jenjang TK dan SD, di tengah keterbatasan jumlah pelatih.

“Permasalahannya, TK, SD diwajibkan belajar angklung di kelas, sedangkan pelatih angklung sedikit, nah sekarang di sekolah-sekolah guru dipaksa untuk belajar angklung,” jelas Naufal.

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//