Unisba dan Unpad Bersikap: Menolak Kekerasan oleh Aparat, Menuntut Jaminan Kebebasan Bersuara
Kampus sebagai zona aman bagi kebebasan berpikir dan berpendapat. Sedang diuji dalam iklim demokrasi saat ini yang mulai rapuh. Solidaritas warga bantu warga tumbuh.
Penulis Tim Redaksi9 September 2025
BandungBergerak - Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) sama-sama menyikapi represi yang dialami civitas akademika yang mengikuti rangkaian demonstrasi beberapa waktu lalu. Keluarga Besar Mahasiswa Unisba menggelar mimbar bebas bertajuk “Jangan Takut ke Kampus, Kampus Ruang Aman”. Di Tugu Makalangan Unpad pernyataan sikap Maklumat Makalangan berkumandang, mendesak negara menjamin ruang aman bagi warga dan sivitas akademika. Sementara itu, solidaritas warga bantu warga tumbuh.
Dalam mimbar bebas di Tangga Batu, Kampus Unisba, Tamansari, Bandung, Jumat, 5 September 2025, Keluarga Besar Mahasiswa Unisba menyatakan penolakannya terhadap kekerasan yang dilakukan oleh aparat sepanjang demonstrasi dan menuntut pembebasan peserta demonstrasi yang ditangkap.
Mimbar bebas diisi dengan rangkaian orasi, pembacaan puisi, doa bersama, dan menyalakan lilin sebagai simbolis duka terhadap korban kekerasan oleh aparat.
Salah seorang orator menyoroti kembali penembakan gas air mata ke kampus Unisba dan Unpas yang dinilai sebagai upaya menakut-nakuti rakyat. Namun ia meminta agar rakyat tetap kritis dan mengawasi anggaran yang digunakan pemerintah.
“Pertanyaannya adalah berapa gelontoran uang anggaran yang hari ini pemerintah kelola, sampai tidak kepada masyarakat?” ujarnya.
Ia menilai pemangku kebijakan menggunakan pajak tidak sebagaimana mestinya. Padahal penghasilan negara paling besar dari pajak rakyat. Maka, rakyat diharapkan tidak takut menyuarakan pendapat dan selalu mengingat kejadian-kejadian kelam yang dilakukan oleh negara.
Kamal Rahmatullah, Presiden Mahasiswa Unisba 2025/2026 menyatakan duka citanya atas kejadian yang menimpa massa demonstrasi. Menurutnya, mahasiswa yang bermodalkan akal pikiran, buku, dan hati nurani tidak elok dengan senjata.
“Rasa-rasanya sangat tidak elok ketika aparat penegak hukum yang di mana harusnya mengayomi masyarakat itu malah membabi buta,» katanya.
Kamal menekankan bahwa kampus adalah zona aman. Mimbar bebas ini diharapkan dapat memberi rasa aman dan nyaman agar dapat berkegiatan kembali di kampus.
Mahasiswa lainnya, Fariz Gibran, kemudian membacakan sebuah puisi.
“Senin balik Senin semua musim semi, jika diam itu semi melawan bagiku seni,” ucapnya lantang, mengutip lirik karangan Ken Amok berjudul Isya.
Di Mana Jaminan Negara?
Kebebasan akademik turut terancam selama rangkaian demonstrasi di sepanjang akhir Agustus dan awal September. Guru Besar Unpad Susi Dwi Harijanti menegaskan bahwa kebebasan akademik merupakan prinsip dasar bagi keberlangsungan pendidikan tinggi.
“Negara seharusnya menjamin ruang aman bagi warganya, dan kampus adalah ruang aman bagi kebebasan berpikir, nalar kritis, dan pembentukan moralitas bangsa. Ancaman terhadap kebebasan sivitas akademika adalah ancaman terhadap kebebasan akademik itu sendiri,” kata Susi, salah satu guru besar yang ikut menyerukan Maklumat Makalangan: Dari Padjadjaran untuk Indonesia di Tugu Makalangan Unpad, Jatinangor, Kamis, 4 September 2025.
Maklumat Makalangan merupakan sikap resmi Unpad yang dilatarbelakangi aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat sipil setelah meninggalnya pengemudi ojek online Affan Kurniawan.
Unpad mendata ada mahasiswanya yang mengalami luka-luka oleh aparat, mendapatkan intimidasi, dan ditangkap. Latar belakang ini mendorong sivitas akademika Unpad mengambil sikap dan berkumpul di Tugu Makalangan untuk menyampaikan Maklumat Makalangan.
Rektor Unpad Arief S. Kartasasmita membuka maklumat dengan sebuah pepatah Sunda yang sarat makna. “Nu hade moal eleh, nu bener moal kalah,” ujarnya, yang berarti “yang baik takkan kalah, yang benar takkan binasa.” Maklumat ini menuntut penghentian kekerasan hingga pengusutan pelanggaran HAM.
Ketua Senat Akademik Unpad Ganjar Kurnia menegaskan salah satu poin maklumat tentang Solidaritas Akademik. Pernyataan sebagai respons langsung atas korban luka dan intimidasi mahasiswa. Ganjar menegaskan bahwa mereka tidak tidak akan dibiarkan berjuang sendirian dalam gelap.
"Kami menegaskan: setiap bentuk intimidasi atau ancaman terhadap seorang anggota civitas akademika Universitas Padjadjaran adalah ancaman terhadap seluruh Unpad," kata Ganjar yang juga mantan Rektor Unpad.
Ketua BEM Kema Unpad Vincent Thomas menambahkan, Maklumat Makalangan adalah tanggung jawab moral insan akademik atas situasi saat ini.
Baca Juga: Membahas Ingatan dari Timor di Perpustakaan Bunga di Tembok, Film Dokumenter tentang Konflik Bersenjata dari Perspektif Orang Muda
Malam Mencekam di Tamansari: Ketika Kampus Unisba dan Unpas Diberondong Gas Air Mata

Warga Bantu Warga
Demonstrasi melahirkan solidaritas warga bantu warga. Sehari setelah kampus Unisba terpapar gas air mata yang ditembakkan aparat, ratusan box makanan dan berbagai obat-obatan dikirimkan ke kampus Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa, 2 September 2025. Banyak kiriman logistik yang diantarkan lewat ojek online (ojol) ke kampus biru itu.
Pantauan BandungBergerak hingga malam hari, ojol terus mengirimkan paket berisi makanan dan obat-obatan yang ditujukan ke Unisba. Baik satpam ataupun sivitas akademik Unisba tidak mengetahui siapa yang mengirim barang tersebut.
Mastur, Staf Fakultas Dakwah bercerita donasi tersebut berdatangan akibat tragedi pada malam sebelumnya, Senin, 1 September 2025, saat aparat menembakkan gas air mata ke dalam kampus Unisba dan Unpas. Banyak masyarakat yang bersimpatik kepada massa aksi di dalam kampus yang kesulitan mendapatkan makanan.
“Sejak pagi-pagi makanan nasi kuning, minuman segala macam, sampai oksigen juga ada yang ngirim terus,” ujar Mastur.
Saking banyaknya, menurut Mastur makanan tersebut langsung dibagikan kepada sivitas akademik dan masyarakat sekitar. Bahkan ojol yang lewat di sekitaran kampus Unisba turut kebagian. Sementara untuk peralatan medis seperti oksigen serta obat-obatan dikumpulkan untuk persediaan.
“Dibagiin aja sama BEM Unisba, suruh didistribusikan lagi ke jalan,” terangnya. “Soalnya kalau enggak dibagiin kan mubazir juga.”
Menurut Mastur, tidak sedikit makanan yang dikirim ke Unisba dipesan dari Malysia, Singapura, dan Filipina. Pengirim merasa iba dengan kondisi demonstran di Indonesia. Dia menduga makanan tersebut berasal dari diaspora Indonesia yang berada di negara-negara tersebut.
“Kayanya mereka melihat kasus di sini (Bandung) jadi ramai,” tuturnya.
Dian, ojol yang turut mendapat orderan merasa kaget karena banyaknya pesanan yang dia terima. Terlebih penerima orderan tersebut langsung ditujukan ke kampus Unisba.
Perempuan itu mengaku tidak mengetahui asal pengorder tersebut. Tetapi ketika ditelepon untuk menanyakan alamat lebih jelas, Dian mendapati bahasa yang digunakan seperti orang Malaysia dengan menggunakan logat Melayu.
“Pas aya telepon, suaranya dari kaya Malasysia gitu,” tuturnya, yang diorder nasi bebek berisi 20 box.
Dendi Hendi, ojol lain, menerima tiga orderan yang ditujukan ke kampus biru ini, mulai ayam goreng, bebek, hingga obat-obatan.
Dendi menduga pengorder pesanan berasal dari Malaysia. Dia menunjukkan isi obrolan di ponselnya.
“Belajar dalam University mereka tak boleh keluar. sorry bahasa I tak bagus Pak Deni,” tulis pesan tersebut kepada Deni. “Pak Deni juga ambil juga ya untuk makan.”
Pengorder berpesan kepada Deni terkait kondisi Indonesia saat ini.
“Semoga semua baik-baik dan ceria kepada Pak Deni dan Indonesia take care Insya Allah,” pesannya.
Bantuan Medis
Fikri Yunandar, relawan medis, mengatakan bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh para medis selama merawat korban demonstrasi. Ia menerima bantuan sukarela dari simpul dokter, apoteker, hingga pekerja medis.
“Banyak bantuan juga dari luar Bandung, baik secara langsung ataupun tidak langsung,” jelasnya.
Menurutnya, warga menyadari akan pentingnya saling membantu satu sama lain dalam situasi penuh unjuk rasa.
“Berarti warga merespons bagaimana kondisi negara itu banyak masyarakat sipil ataupun kawan-kawan dari berbagai sektor yang merasa bahwa ini sudah saatnya warga bantu warga,” tandasnya.
Merujuk laporan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Minggu, 31 Agustus 2025 pukul 03.00 WIB, sejumlah orang dirujuk ke rumah sakit. Di antaranya RSHS (2 orang), RS Sariningsih dan RS Melinda 2 masing-masing 1 orang.
Aula Kampus Unpas Jalan Tamansari juga menangani 26 orang, terdiri dari mahasiswa (15 orang), pelajar (7 orang), Ojol (3 orang), umum (1 orang). Keluhan terbanyak yang ditangani adalah iritasi akibat gas air mata dan luka.
*Reportase ini dikerjakan reporter bandungbergerak Uyun Mubin, Rizki Anugrah, dan Yopi Muharam