Data Komposisi Penduduk Kota Bandung Hasil Sensus 2020, Mayoritas Gen Z
Gen Z yang terlahir di tahun 1997-2012 saat ini menjadi populasi terbesar di Kota Bandung. Generasi yang sejak lahir sudah mengenal gawai canggih.
Penulis Sarah Ashilah1 November 2021
BandungBergerak.id - Penduduk yang menempati sebuah tempat, pastinya terdiri dari campuran generasi yang berbeda. Generasi merupakan sebuah konstruksi sosial berdasarkan kesamaan tahun lahir, usia, dan pengalaman historis yang serupa. Karena memiliki pengalaman yang tidak sama, tidak jarang pula timbul perbedaan pendapat dan cara pandang antar generasi. Hal seperti itilah yang dikenal dengan istilah generation gap.
Merujuk pada data dari Sensus Penduduk 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, komposisi penduduk Kota Bandung terdiri dari enam generasi. Generasi pertama, adalah sekelompok orang berusia 75 tahun ke atas yang dikenal dengan sebutan pre-boomer. Populasi dari generasi ini amatlah kecil, yaitu sekitar 1,97 persen dari total penduduk Kota Bandung.
Setelah itu ada generasi baby boomer yang merupakan anak-anak dari generasi pre-boomer, dan terlahir di antara tahun 1946-1964. Lalu ada generasi Gen X, yaitu sekelompok orang yang terlahir di tahun 1965-1980. Sebagian besar dari Gen X dan baby boomer adalah orang tua dari generasi Milenial yang diperkirakan usianya kini 24-39 tahun, lahir di antara tahun 1981-1996.
Baca Juga: Data Lima Kelurahan Terpadat di Kota Bandung 2020, Babakan Asih Masih di Urutan Pertama
Data Sebaran Balita Keluarga Miskin di Kota Bandung 2019, Terbanyak di Kecamatan Babakan Ciparay
Dua generasi paling muda adalah Gen Z dan Post-Gen Z. Gen Z yang terlahir di tahun 1997-2012 saat ini memiliki populasi terbesar di Kota Bandung, dengan generasi Milenial berada di urutan kedua.
Sementara itu, generasi Post-Gen Z adalah mereka yang terlahir setelah tahun 2013 dengan usia paling tuanya 7 tahun. Mereka merupakan anak-anak dari sebagian besar generasi Milenial dan Gen X generasi akhir.
Dalam artikel Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi yang ditulis oleh Yanuar Surya Putra dari STIE AMA Salatiga, terbit di jurnal Among Makarti Volume 9 Nomor 18, Desember 2016, disebutkan bahwa sikap generasi Milenial cenderung realistis, dengan sudut pandang terhadap dunia yang sangat menghargai perbedaan. Mereka lebih memilih bekerja sama daripada menerima perintah. Karena itu jugalah generasi Milenial lebih mengutamakan kolaborasi ketimbang kompetisi.
Generasi Milenial juga cenderung menerapkan nilai-nilai moral dan sosial ke dalam pekerjaan mereka. Lalu ketika menghadapi persoalan di dalam hidup, mereka akan menjadi sangat pragmatis.
Berbeda dengan Gen X yang memiliki sikap yang skeptis dan tertutup, Generasi X sangat independen dan tidak mengandalkan bantuan orang lain untuk menolong mereka. Hal itulah yang menyebabkan iklim dunia kerja sebagian besar Gen X dipenuhi persaingan. Nilai-nilai yang bersifat materialistik juga merupakan hal yang penting bagi Gen X.
Sementara itu, generasi paling muda yang memasuki angkatan kerja adalah Gen Z. Mereka kerap pula disebut iGeneration atau generasi internet. Sebenarnya Gen Z memiliki kesamaan dengan generasi Milenial, perbedaannya terletak pada bagaimana kedua generasi menggunakan teknologi. Gen Z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam waktu yang bersamaan, seperti menjalankan media sosial di ponsel, sekaligus berselancar (browsing) di laptop, sambil mendengarkan musik di sebuah aplikasi.
Sejak lahir, Gen Z sudah mengenal gawai canggih yang secara tak langsung berpengaruh pada kepribadian mereka.