• Berita
  • Warga Merana dengan masih Ditutupnya Wana Wisata Batu Kuda Gunung Manglayang

Warga Merana dengan masih Ditutupnya Wana Wisata Batu Kuda Gunung Manglayang

Warga yang menggantungkan hidup dari Wisata Batu Kuda mempertanyakan mengapa kawasan wisata ini masih ditutup, padahal kasus Covid-19 telah melandai.

Wana Wisata Batu Kuda, Gunung Manglayang, Kampung Cikoneng Satu, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (26/11/2021). (Foto: Awla Rajul)

Penulis Awla Rajul27 November 2021


BandungBergerak.idDi saat banyak objek wisata yang sudah mulai beroperasi, tidak demikian halnya dengan Wana Wisata Batu Kuda, Gunung Manglayang. Destinasi wisata di Kampung Cikoneng Satu, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung ini hingga kini masih tutup.

Masih tutupnya Wana Wisata Batu Kuda Gunung Manglayang dikeluhkan pengelola maupun warga yang menggantungkan hidupnya dari kunjungan wisatawan. Penghasilan mereka terus merosot.

Wana Wisata Batu Kuda dikelola oleh Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Lokasi wisata ini cukup strategis karena berjarak sekitar 15 kilometer dari dari pusat Kota Bandung.

Petugas wisata dari Perhutani Bandung Utara, Aan Basyuni menyampaikan sejak awal pandemi, kawasan ini lebih sering tutup daripada bukanya. Pada rentang Mei hingga Juni lalu sempat dibuka untuk percobaan dengan kapasitas pengunjung sebanyak 25 persen. Namun kemudian ditutup kembali karena kasus Covid-19 yang meningkat dan sampai sekarang belum ada keputusan rencana pembukaan kembali.

“Sementara belum (kabar pembukaan). Tapi kalau dari syarat-syarat mah udah terpenuhi. Sekitar dua bulan lalu sudah diverifikasi oleh pak Sandiaga Uno, Menparekraf dari segi protokolnya, fasilitasnya, kebersihannya,” ujar Aan saat ditemui di Pos Pusat Informasi Batu Kuda, Jumat (26/11/2021).

Namun, warung-warung di kawasan Batu Kuda sudah diizinkan buka. Pembukaan warung diharapkan bisa mengurangi beban ekonomi warga yang sehari-hari penghasilannya dari warung. Masalah ini juga yang  menjadi keprihatinan pihak desa karena warung tersebut dijalankan oleh warga desa. Selain itu, dibukanya warung-warung juga untuk turut an keamanan dan kebersihan area wisata.

Aan menuturkan, pernah beberapa kali pengunjung dari luar kota datang ke Batu Kuda Manglayang. Namun, kawasannya masih tutup, tidak boleh camping dan berkegiatan lainnya. Akhirnya, warung-warung dijadikan alternatif kulineran dan tempat bersantai bagi pengunjung yang sudah tanggung datang ke Batu Kuda.

Salah seorang pedagang di kawasan wisata Batu Kuda, Sumiyati (40) mengeluhkan kawasan wisata Batu Kuda yang belum kunjung buka. Sumiyati mengaku sudah menaati seluruh protokol yang diwajibkan, namun kawasan ini masih belum kunjung diizinkan buka.

Ia mempertanyakan mengapa kawasan wisata lain sudah pada buka tetapi Batu Kuda belum. Sebagai contoh, puncak Puncak Bintang yang sama-sama dalam pengelolaan Perum Perhutani sudah diizinkan buka.

Ia dan suaminya sama-sama bekerja di Kawasan Wisata Batu Kuda. Suaminya bekerja sebagai tukang parkir, Sumiyati jualan di warung. Menurutnya, kalau Batu Kuda terus tutup ia tidak memiliki penghasilan. Sebab ia dan suaminya menggantungkan usahanya di objek wisata tersebut.

Penghasilannya selama sebelum pandemi hingga kini sangat jauh berbeda. “Jauh banget. Kalau dulu pendapatan sebelum pandemi 100 persen, sekarang juga enggak 25 persen. Jadi kena dampaknya bangetlah. Pengunjung juga belum maksimal,” ungkapnya.

Baca Juga: Kabupaten Bandung Barat Masuk Zona Merah Covid-19, Tempat Wisata Ditutup
Komunitas Aleut Kenalkan i-Walk, Aplikasi Wisata Sejarah Tanpa Pemandu

Wana Wisata Batu Kuda, Gunung Manglayang, Kampung Cikoneng Satu, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (26/11/2021). (Foto: Awla Rajul)
Wana Wisata Batu Kuda, Gunung Manglayang, Kampung Cikoneng Satu, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jumat (26/11/2021). (Foto: Awla Rajul)

Pesona Batu Kuda

Wana Wisata Batu Kuda merupakan salah satu primadona wisata di kawasan Bandung timur. Aksesnya dekat dari pintu keluar tol Purbaleunyi, biaya wisata yang murah, lengkap dengan fasilitas yang dijaga kebersihan dan keamanannya oleh petugas.

Kawasan ini berada pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Menurut cerita legenda dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Bandung, Batu Kuda merupakan situs peninggalan agama pra-Islam dengan perwujudan seekor kuda yang menjadi tunggangan Prabu Layang Kusuma dan permaisurinya, Ratu Layang Sari. Ketika kuda itu terperosok ke dalam lumpur yang begitu dalam hingga separuh badannya yang kelihatan, kemudian kuda tersebut menjelma menjadi batu. Situs ini merupakan cagar budaya yang dilindungi UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Terdapat camping ground dengan hutan pinus dan jalur pendakian ke puncak Gunung Manglayang yang ketinggiannya mencapai 1.818 Mdpl. Sebelum Pandemi, pengunjung yang datang ke Batu Kuda bisa mencapai 500-1.000 orang. Mereka yang datang dari kalangan beragam, mulai keluarga, mahasiswa, dan para pendaki.

“Kalau didominasi dari keluarga banyak, yang sengaja botram ke sini, bawa nasi. Ya mahasiswa juga. Apalagi pas camp buka, itu hampir semua mahasiswa bikin acara di sini, gathering atau acara-acara lain,” cerita Aan.

Optimalkan Warga dan Harapan Dibuka Segera

Meski kawasan belum dibuka sepenuhnya, warung-warung di kawasan Batu Kuda telah diizinkan buka sejak sebulan lalu. Para pengusaha warung, tukang parkir, penjaga keamanan, maupun yang mengoptimalkan lahan kawasan wisata Batu Kuda merupakan warga sekitar yang diberdayakan Perum Perhutani bersama LMDH atau desa.

Pemberdayaan warga diharapkan bisa turut melestarikan hutan dan mengoptimalkan kawasan wisata. Ada yang bercocok tanaman di kawasan hutan dengan menanam tanaman yang tidak merusak kawasan hutan, seperti kopi, pepohonan buah-buahan, dan lainnya.

“Tujuannya kan yang penting hutan tetap lestari, tapi ada hasilnya dari situ. Dengan tidak mengubah kontur tanah atau merusak tanaman lainnya. Pokoknya bisa bercocok tanam tapi sifatnya tidak ada pengolahan tanah. Jadi leweung hejo rahayat ngejo, gitu kan. Hutan hijau, rakyat bisa makan,” ungkapnya sambil sedikit tertawa.

Aan berharap kawasan wisata Batu Kuda bisa segera dibuka. Sebab, kondisi ekonomi warga yang sangat menurun saat pandemi. Selain itu, libur akhir tahun jadi momen yang tepat dan ditunggu oleh pegiat wisata. Sumiyati juga berharap demikian, apalagi pegiat wisata kawasan Wisata Batu Kuda sudah mengikuti semua peraturan yang diterapkan, salah satunya vaksinasi.

“Pengennya sih cepat-cepat normal kembali, diizinkan buka kembali. Kalau mau nunggu sampai Covid sudah gak ada lagi, ya saya mau nunggu sampai kapan. Saya udah ikutin semua anjuran pemerintah juga kan,” keluhnya.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//