Dukungan untuk Wadas dari Aksi Kamisan Unisba, Aksi Kamisan Bandung dan Pasar Gratis Bandung
Warga Wadas menolak tambang demi menyelamatkan lingkungan. Menurut aktivis Aksi Kamisan Unisba dan Aksi Kamisan Bandung warga Wadas dan warga Bandung bersaudara.
Penulis Emi La Palau11 Februari 2022
BandungBergerak.id - Dukungan terhadap warga Wadas terus meluas. Di Bandung, kelompok Aksi Kamisan Bandung dan Aksi Kamisan Unisba mengecam peristiwa pengepungan dan penangkapan warga desa di Kecematan Bener, Purwarejo, Jawa Tengah, tersebut.
Solidaritas ini disampaikan dalam bentuk aksi unjuk rasa damai di luar kampus Unisba, Jalan Tamansari, Kamis (10/2/2022) sore. Seperti diketahui, sebelumnya aparat gabungan mengepung Desa Wadas yang warganya menolak pertambangan batu andesit. Sedikitnya 67 warga ditangkap dengan alasan yang tak jelas.
“Penambangan batu andesit, mendapat perlawanan warga Wadas karena akan berakibat pada lingkungan, longsor yang berkepanjangan, membahayakan warga, dan mengancam penghidupan ekonominya. Sehingga warga menolak,” demikian orasi aksi kamisan tersebut.
Pegiat Aksi Kamisan Unisba, Faturrohman, mengatakan aksi ini sebagai sikap kongkret mahasiswa Unisba terhadap warga Wadas yang mendapat represi dan penangkapan oleh aparat kepolisian. Selain Kamisan Unisba, kelompok Kamisan Bandung dan Pasar Gratis juga turut serta dalam solidaritas ini.
“Hari ini Aksi Kamisan Unisba lebih ke solidaritas terhadap warga yang ditangkap oleh kepolisian tanpa alasan yang jelas, terus rasa kemanusiaan melihat warga Wadas yang digusur, diintimidasi ada yang dipukuli,” ungkap Faturrohman, kepada Bandungbergerak.id, di lokasi.
Ia menegaskan, warga Wadas adalah saudara warga Bandung juga. Walaupun posisi Wadas jauh di Jawa Tengah, namun tidak mengurangi nilai persaudaraan tersebut.
“Semoga masyarakat lebih aware lagi, lebih perhatian lagi, karena di Wadas sendiri secara tidak langsung mereka adalah saudara kita, mungkin hari ini kita tidak bisa hadir ke sana, membantu ke sana ya kongkretnya ya bersolidaritas di sini,” terangnya.
Sementara itu, aksi Aksi Kamisan Bandung menyorot isu penggusuran lewat tema “Dari Penggusuran ke Penggusuran sebuah Ironi yang tak Berkesudahan’. Pegiat aksi kamisan Bandung, Fay, mengungkapkan aksi ini selain bentuk solidaritas juga untuk membangun kesadaran masyarakat, mahasiswa, agar bisa melihat isu-isu terkait, misalnya bagaiamana negara menindas rakyat.
Menurutnya, penggusuran bisa terjadi di mana saja baik di Wadas maupun di Bandung. Kasus penggusuran paling baru di Bandung terjadi di Jalan Anyer Dalam yang hingga kini para korbannya masih berjuang menuntut keadilan.
Fay menyatakan kasus maupun rencana penggusuran marak di Bandung. Selain Anyer Dalam, sebelumnya penggusuran terjadi di Tamansari dan Kebon Jeruk. Sementara warga Dago Elos kini terus mempertahankan rencana perebutan tanah mereka. Fey pun menegaskan bahwa penggusurna bisa terjadi di mana pun.
“Kita juga memberikan pemahaman juga bahwa penggusuran itu masih sangat mungkin terjadi, bahkan di kampung kita sendiri, di desa kita sendiri, atau bahkan di rumah kita sendiri,” ungkapnya.
Baca Juga: Warga Wadas Dikepung dan Ditangkap Aparat Kepolisian, Solidaritas Mengalir
Bebaskan Warga Wadas
Warga Wadas Berhak Menolak Tambang
Aksi Kamisan Bandung juga menyatakan kecamannya terhadap represivitas aparat kepolisian dalam peristiwa pengepungan Selasa (8/2/2022) itu. Fay menyatakan, warga Wadas berhak menolak pertambangan di desanya. Warga memiliki kebebasan berpendapat dan menentukan nasibnya sendiri.
“Sebenarnya kita lebih menyoroti pada isu represivitas juga hak kebebasan dari warga Wadas untuk mereka bagaimana menyuarakan tentang kebebasan menolak tambang yang berdampak pada desa mereka. Karena memang kita juga paham bahwa hak hidup itu ngak bisa dicabut begitu saja, makanya kita hadir di jalan juga sebagai bentuk peringatan,” papar Fay.
Pasar Gratis Bandung
Aksi Kamisan Unisba dan Aksi Kamisan Bandung diwarnai hadirinya Pasar Gratis Bandung. Seperti namanya, pasar ini menyediakan barang gratis bagi siapa pun yang membutuhkan.
Salah seorang pegiat Pasar Gratis Bandung, Marsel mengatakan pihaknya ikut bersama aski kamisan sebagai bentuk perlawanan atas ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang terjadi di masyarakat.
“Konsumerisme sudah jelas di masyarakat, bahkan masyarakat sudah berpikir bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini. Itu yang pertama kita lawan, bahwa masih ada ruang akan mendistrubusikan bahan pokok secara gratis tanpa adanya transksi uang,” kata Marsel.
Pasar Gratis Bandung menyediakan bahan pangan terutama untuk warga yang hidup kurang beruntung, seperti tunawisma. Marsel berharap aksi Pasar Gratis Bandung dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat luas bahwa kondisi di jalanan dan masyarakat sedang tidak baik-baik saja.