• Narasi
  • Kelas Ilustrasi Buku Anak (KIBA) Menjembatani Ruang Akademik dan Publik

Kelas Ilustrasi Buku Anak (KIBA) Menjembatani Ruang Akademik dan Publik

Sampai sekarang terdapat hampir 400 mahasiswa yang mengikuti KIBA. Sebagian besar lulusan kini berprofesi sebagai ilustrator profesional.

Teguh Vicky Andrew

Alumnus Magister Desain ITB. Peneliti dan penulis di lembaga riset sosial-digital Studi Kultura Indonesia.

Suasana Pameran Kartaloka x Imajinesia 3 2022 yang digelar di Urbane Indonesia, Bandung, 27-28 Mei 2022. (Sumber : Instagram @kiba_itb)

14 Juni 2022


BandungBergerak.idKelas Ilustrasi dan Desain Buku Anak (KIBA) menawarkan pendekatan komprehensif yang memadukan kepentingan akademik dan keterlibatan publik. Perpaduan ini mewujud dalam bentuk penyelenggaran pameran terbuka tugas akhir mahasiswa, apresiasi karya melalui pemberian penghargaan (award) dan keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi internasional, juga menerbitkan buku kumpulan karya mahasiswa yang mengadaptasi cerita rakyat nusantara.

Ruang pamer itu berbentuk persegi panjang. Keempat sisi dindingnya tampak dipenuhi oleh karya-karya tugas akhir mahasiswa KIBA. Kombinasi cahaya ruangan, latar dinding bercat putih dan hitam, serta pengaturan layout karya-karya yang dipamerkan tampak apik. Karya-karya mahasiswa yang kaya warna, sajian objek visual yang menarik, dan ragam tema buku anak yang segar pun tampak memanjakan mata.

Elemen-elemen karya, seperti visualisasi penokohan, latar (setting) cerita, dan jalan cerita (storyboard) menjadi kekuatan utama pameran bertajuk Kartaloka x Imajinesia 3 2022. Di luar itu kekayaan tema cerita anak, kisah petualangan, relasi orang tua dan anak, dan pengenalan kekayaan budaya Indonesia menjadi kekuatan lain yang menyokong pameran yang digelar di Urbane Indonesia, Cigadung, Bandung, pada 27-28 Mei lalu.

Penyelenggaraan pameran ini menandai 13 tahun perjalanan KIBA. Mata kuliah yang bernaung di program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB ini pertama kali digelar pada 2009. Menurut dosen KIBA, Riama Maslan Sihombing, sampai sekarang terdapat hampir 400 mahasiswa yang mengikuti kelas ini. Sebagian besar lulusan KIBA kini berprofesi sebagai ilustrator-ilustrator profesional.

KIBA, menurut Riama, tidak semata-mata diadakan untuk kepentingan akademik, yaitu mengeksplorasi sebanyak mungkin gaya-gaya visual yang kaya pada buku anak di Indonesia. KIBA juga memiliki tujuan yang lebih luas untuk mendukung dan menciptakan buku anak yang membuat anak-anak bahagia dan berkontribusi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak-anak.

Baca Juga: Berita Duka Eril dalam Kemasan Nirempati Jurnalisme Kuning
SUARA SETARA: Perempuan sebagai Pecinta Alam di Tengah Pembangunan yang Maskulin
Banjir dan Tenggelamnya Filosofi Sunda pada Masyarakat Modern

Empat orang pengunjung tampak mengamati dengan saksama hasil karya mahasiswa KIBA dalam Pameran Kartaloka x Imajinesia. (Sumber: Instagram @kiba_itb)
Empat orang pengunjung tampak mengamati dengan saksama hasil karya mahasiswa KIBA dalam Pameran Kartaloka x Imajinesia. (Sumber: Instagram @kiba_itb)

Apresiasi Karya

Pameran Kartaloka x Imajinesia 3 2022 juga memberikan apresiasi khusus kepada para mahasiswa dalam bentuk penghargaan (award). Pemberian penghargaan ini telah menjadi tradisi KIBA sejak 2014. Tahun ini pengapresiasian karya mahasiswa bertajuk Imajinesia Award dan terbagi dalam dua kategori, yaitu illustrator terbaik dan berbakat.

Pemberian Imajinesia Award diberikan kepada mahasiswa yang telah menghasilkan karya-karya seturut indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh para dosen KIBA. Menurut Riama, indikator-indikator ini mencakup dedikasi yang tinggi, kemampuan yang menonjol dalam mengembangkan konsep cerita dan mengaplikasikannya dalam narasi visual yang komunikatif, serta gaya visual yang unik, atraktif dan memikat khalayak.

Berdasarkan indikator-indikator itu terdapat 8 mahasiswa yang beroleh Imajinesia Award. Lima mahasiswa yang beroleh penghargaan ilustrator terbaik, yaitu Aurelia Paulina, Raihanah Saarah Febriza, Jessica Putri  Elizabeth, Andrea Sharon, dan Frederick Sabam. Sementara Nadine Meril, Gigana Swastiwitantra, dan Dwi Setiana beroleh penghargaan sebagai ilustrator berbakat.

KIBA juga secara konsisten mendorong para mahasiswa untuk mengikutsertakan karya-karyanya dalam kompetisi nasional dan internasional. Beberapa penghargaan yang telah diperoleh mahasiswa KIBA, seperti Scholastic Asia Picture Book Award, Rising Star Award (Singapura, 2017), ASEAN Children's Book Illustrator ICCRF (Thailand, 2018), Highly Commended Book di Macmillan Prize for Illustration (2021), dan Lomba Cerita Gambar Kategori Anak Jalur Rempah dan Budaya Bahari (2021).

Pencapaian para mahasiswa KIBA bagi Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Nurdian Ichsan membuktikan kelas ini mampu menghasilkan karya-karya yang berkualitas baik. Namun yang menarik bagi Nurdian, karya-karya yang dihasilkan mendapat pengakuan melalui penghargaan yang terus dicapai secara konsisten oleh para mahasiswa KIBA.

Nurdian juga menambahkan KIBA juga merintis pengajuan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap karya-karya yang dihasilkan oleh para mahasiswa. Hal ini penting karena menurut Nurdian merupakan bentuk apresiasi terhadap karya-karya di bidang seni dan desain untuk. Tujuannya adalah melindungi hak-hak-hak para seniman dan desainer, termasuk di dalamnya hak ekonomi.  

Untuk mendukung pengajuan HAKI, KIBA pun menerbitkan karya-karya para mahasiswa melalui kerja sama dengan sejumlah penerbit. Sejauh ini sudah ada 7 buku yang diterbitkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.  Jumlah karya yang dibukukan kemungkinan akan bertambah karena menurut Nurdian dalam waktu dekat akan didaftarkan HAKI untuk 56 karya mahasiswa KIBA.

Para mahasiswa KIBA penerima penghargaan Imajinesia Award. (Sumber: Instagram @kiba_itb)
Para mahasiswa KIBA penerima penghargaan Imajinesia Award. (Sumber: Instagram @kiba_itb)

Penerbitan Karya Mahasiswa

Peluncuran buku Untaian Askara Nusantara merupakan salah satu acara dalam pameran Kartaloka x Imajinesia 3 2022. Buku ini merupakan kumpulan karya mahasiswa KIBA yang mengeksplorasi dan mengadaptasi 14 cerita rakyat Indonesia yang diterbitkan salah satu anak usaha Kompas-Gramedia, Elex Media Komputindo. Sebelumnya melalui penerbit yang sama, KIBA juga telah meluncurkan buku Rangkaian Andara Nusantara pada 2019.

Buku Untaian Askara Nusantara secara khusus menyasar pembaca pemula. Editor buku ini, Asteria Renny menyebut kompleksitas bahasa dan narasi ke-14 cerita rakyat telah diadaptasi telah disesuaikan dengan segmen pembaca buku ini. Kisah-kisah dalam buku ini juga diperkaya melalui ilustrasi-ilustrasi yang indah, edukatif, dan menghibur anak dan orang tua.

Kekuatan utama buku ini, bagi editor Elex Media Komputindo, Dewa Ayu Swaratri adalah ilustrasinya yang berani menabrak pakem ilustrasi buku anak arus utama. Ilustrasi dalam Untaian Askara Nusantara memiliki kualitas yang di atas rata-rata dan menggunakan perpaduan warna yang berani, sudut pandang pembuatan ilustrasi yang unik, dan ditopang oleh layout yang variatif.

Dewa juga berharap buku ini bisa menjadi referensi orang tua dalam mengenalkan budaya lokal Indonesia, terutama melalui cerita rakyat. Ia juga berharap buku ini dapat digunakan orang tua untuk menanamkan pendidikan karakter, khususnya nilai-nilai kebaikan dalam cerita rakyat, serta berkontribusi mengajarkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//