• Berita
  • Harga Ayam dan Sapi Naik, Pemkot Bandung Belum akan Operasi Pasar

Harga Ayam dan Sapi Naik, Pemkot Bandung Belum akan Operasi Pasar

Kenaikan komoditas dipicu tingginya konsumsi menjelang lebaran 2021.

Situasi di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung, 11 Februari 2021. Menjelang lebaran 2021, harga kebutuhan pokok mulai naik. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana10 Mei 2021


BandungBergerak.id - Harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan menjelang lebaran 2021. Meski demikian, operasi pasar baru dilakukan pada komoditas gula pasir. Untuk komoditas lain, kenaikan masih dianggap wajar akibat euforia Hari Raya Idulfitri 1442/2021.

Menurut siaran pers Pemkot Bandung, Senin (10/5/2021), harga daging ayam dari Rp 40 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 42 ribu per kilogram. Daging sapi yang sebelumnya Rp 130 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 140 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada cabe tanjung yang sebelumnya Rp 50-60 ribu menjadi Rp 70-80 ribu.

Gula pasir mengalami kenaikan menjadi Rp 13.700 per kilogram, sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500. Tingginya konsumsi gula pasir menjelang hari raya Idulfitri menjadi penyebab naiknya harga.

Mengenai harga gula pasir, Pemda Provinsi Jawa Barat akan melakukan operasi pasar dari distributor penugasan Kementerian Perdagangan RI selama 6 hari dari tanggal 4 Mei sampai dengan 9 Mei 2021 di 11 pasar Kota Bandung. Sasaran operasi pasar ini untuk menstabilisasi harga gula pasir sesuai HET, yaitu Rp 12.500 per kilogram. Tetapi Pemprov tak menyebutkan titik-titik pasar mana saja tempat operasi pasar ini.

Tercatat pula terjadi penurunan pada harga telur dari Rp 26 ribu jadi sekitar Rp23 ribu per kilogram. Sementara harga bawang putih dan bawang merah terpantau stabil. Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana memastikan persediaan bahan pokok menjelang lebaran aman. Ia menilai kenaikan harga yang terjadi masih dalam batas wajar dan tidak terlalu tinggi. Menurutnya, jika kenaikan harga terjadi karena kelangkaan, Pemkot Bandung bisa menyuplainya.

Namun untuk saat ini, pihaknya tidak akan menggelar operasi pasar. "Kelihatanya tidak (melakukan operasi pasar), karena pasokannya banyak, cukup. Seperti telur itu kecenderungannya kemarin naik karena banyak yang bikin kue. Sekarang turun lagi karena bikin kuenya sudah selesai," kata Yana, saat memantau stok, harga, dan keamanan pangan di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Bandung.

Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah menyebut kenaikan terjadi pada komoditas daging ayam, daging sapi, cabe tanjung, hingga kentang. "Ini karena ritual menjelang lebaran. Pasokan aman tersedia. Tadi dari DKPP sudah memeriksa beras, tidak ada klorin. Ayam tidak ada borax. Itu semua aman," ucapnya.

Elly juga menyatakan belum diperlukan operasi pasar. Namun jika memang pasokan berkurang dan harga tidak terkendali, maka Disdagin akan turun tangan. "Tapi ini pasokan aman dan tersedia dan harga relatif stabil, tidak terlalu tinggi," jelasnya.

Elly memprediksi puncak konsumen belanja ke pasar terjadi pada H-2 lebaran. Pada momen tersebut masyarakat mulai memasak untuk Hari Raya Idulfitri. Para pedagang pun sudah bersiap mengantisipasi puncak belanja itu.

"Kalau lebaran Kamis, berarti Selasa puncaknya. Para pedagang menyampaikan ada kenaikan jumlah pembeli dibandingkan tahun kemarin. Tapi ini juga belum kembali ke normal karena ini masih masa pandemi Covid-19," ucapnya.

Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Mulai Naik, Masyarakat Diminta Tak Berlebihan Belanja
Harga Kebutuhan Pokok di Kota Bandung Mulai Naik Jelang Ramadan dan Lebaran

Lonjakan Harga Ayam dan Sapi

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jabar M. Arifin Soedjayana memprediksi lonjakan harga kebutuhan pokok akan terjadi pada tiga atau dua hari sebelum lebaran. Pihaknya sudah melakukan pemantauan harga dan stok yang dipastikan aman dan terkendali.

Pemantauan harga dilakukan di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Selain itu, pihaknya juga melakukan sejumlah stimulus, antara lain, mengecek langsung harga dan pasokan ke pasar-pasar dan toko swalayan.

"Dua atau tiga hari terakhir menjelang hari raya Idulfitri, kami akan mengajak Gubernur Jabar, Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat untuk melakukan pengecekan langsung ke pasar-pasar rakyat. Ini dapat memberikan stimulus yang kuat agar harga mendekati kestabilan," ucapnya.

Komoditas yang akan menjadi perhatian khusus ialah daging sapi dan ayam broiler yang memiliki kecenderungan melonjak menjelang Idulfitri. Padahal saat ini produksi ayam broiler terbilang surplus. “Tapi harga di pasar sering naik. Pedagang suka bilang setahun sekali. Jadi kita akan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada pedagang," tuturnya. Stimulus lainnya adalah program Pasar Juara yang memotivasi pedagang dan pengelola pasar untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi.

 

 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//