Harga Kebutuhan Pokok Mulai Naik, Masyarakat Diminta Tak Berlebihan Belanja
Kenaikan harga dipengaruhi tingginya permintaan menjelang Hari Raya Idulfitri 2021.
Penulis Iman Herdiana5 Mei 2021
BandungBergerak.id - Sejumlah kebutuhan pokok masyarakat mulai mengalami kenaikan menjelang lebaran 2021. Meski demikian, kenaikan harga ini masih taraf wajar. Namun warga diimbau untuk tidak belanja berlebihan sehingga fluktuasi harga masih dalam batas wajar.
“Dari hasil pemantauan rutin di 8 pasar tradisional kini sejumlah komoditas sudah mulai mengalami fluktuasi. Baik itu penurunan harga maupun yang mulai beranjak naik,” kata Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Meiwan Kartiwa, dikutip dari siaran persnya, Selasa (4/5/2021).
Ia menjelaskan, kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi tingginya permintaan menjelang Hari Raya Idulfitri 2021. Meski demikian, ia memastikan stok kebutuhan pokok di pasar aman. Kenaikan lebih dipicu oleh inisiatif pedagang yang menghadapi Idulfitri. “Tapi sudah kita imbau agar kenaikan jangan terlalu signifikan karena tidak semua masyarakat bisa membeli dengan harga yang naik,” imbuh Meiwan.
Meiwan mengaku sudah berkoordinasi bersama DKPP, Bagian Perekonomian beserta Satgas Pangan untuk mengantisipasi adanya lonjakan harga pangan di pasaran. Jika hal itu sampai terjadi, sejumlah langkah penanganan telah dipersiapkan. Di antaranya, menindak praktek penimbunan stok pangan. Atau pun menggelar operasi pasar dengan menyediakan kebutuhan bahan pangan pokok dengan harga yang lebih murah.
“Misalkan di distributor banyak, tapi di pasar susah, itu tanda tanya. Tapi sekarang memang kita lihat di distributor ada stoknya tersedia. Kalau kenaikan berturut-turut tidak wajar, kita juga akan adakan operasi pasar sebagai langkah terakhir,” jelasnya.
Di samping menjaga stok kebutuhan bahan pokok, Pemkot Bandung juga terus berkoordinasi dengan Pertamnia untuk memastikan ketersediaan gas LPG. Utamanya, gas 3kg yang menjadi konsumsi utama masyarakat.
Sales Branch Manager Pertamina Kota Bandung, Warih Wibowo menyatakan, jelang Hari Raya Idulfitri pihaknya sudah menyiapkan kuota tambahan sebanyak 5 persen. Yakni dari distribusi harian untuk Kota Bandung per 2 Mei 2021 tercatat sebanyak 294 metrik ton atau 98 ribu tabung per hari.
Cadangan ekstra sebanyak 5 persen tersebut guna mengantisipasi apabila terjadi lonjakan permintaan saat menjelang Lebaran 2021 ini. Walaupun dari pemantauan di tahun lalu konsumsi LPG hanya mengalami kenaikan sebesar 1 persen. “Kita koordinasi dengan jajaran Disdagin. Kita tetap pantau arahan pemerintah tahun ini dilarang mudik. Kami sepakat untuk mengamankan pasokan kita menambah," kata Warih.
Pertamina sudah meminta pangkalan dan SPBE tetap bersiaga saat hari libur, termasuk Sabtu dan Minggu untuk tetap beroperasi. Kemudian setiap tanki di seluruh SPBE pun dipersiapkan terisi penuh. “Pertama kita pastikan semua SPBE terisi secara optimal tankinya. Jadi menghadapi kenaikan harga mendadak, kita sudah siap. Mengantisiasi gangguan bencana atau sebagainya, kita sudah siapkan alternatif gangguan dan mendesain distribusi dari Tanjung Priok. Ketiga ada suplai cadangan dari Cirebon," katanya.
Baca Juga: Ramadan di Tahun Pagebluk (9): Ira Marlina dan Empat Anaknya
Harga Kebutuhan Pokok di Kota Bandung Mulai Naik Jelang Ramadan dan Lebaran
Ramadan di Tahun Pagebluk (8): Tangan Eva Eryani Masih Mengepal
Tambah Pasokan
Kepala Bidang Distribusi dan Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Usep Awaludin menyatakan para suplier, distributor ataupun produsen bahan pangan siap menambah pasokan pangan ke Kota Bandung.
Usep mengungkapkan, sekitar 90-an persen kebutuhan bahan pangan utama Kota Bandung dipasok dari luar daerah. Selain sebagai kota besar, Kota Bandung diuntungkan posisinya karena merupakan ibukota provinsi yang menjadi titik pertama utama pendistribusian bahan pangan.
“Kalau melihat ketersediaan di Kota Bandung sebagai kolektif distributif, jadi bahan pangan masuk dulu ke Kota Bandung. Setelah itu baru didistribusikan ke kota lain. Jadi insyaallah ketersediaan pangan masih aman,” ujarnya.
Selain memastikan ketersediaan stok, Usep menyatakan Pemkot Bandung juga turut memeriksa keamanan dan kesehatan pangan yang masuk. Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan secara berkala untuk menghindari pangan yang tercemar agar tidak masuk ke Kota Bandung. Seperti daging sapi, Usep menyebutkan stok yang masuk ke Kota Bandung didatangkan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Kabupaten Bandung dan Garut.
“Kemudian telur itu dari Ciamis, Sukabumi, Tasik, Kabupaten Bandung, Jawa Tengah, dan Blitar. Kalau untuk daging ayam itu ada suplai dari Kabupaten Bandung, Cianjur, Ciamis, Tasik dan Jawa Tengah,” urainya.