• Cerita
  • Kecamatan Bojongloa Kidul: Sepatu Cibaduyut Awet Sampai Buyut

Kecamatan Bojongloa Kidul: Sepatu Cibaduyut Awet Sampai Buyut

Kecamatan Bojongloa Kidul sebagai gerbang kota yang menghubungkan Bandung Selatan. Cibaduyut menjadi daerah paling terkenal di kecamatan ini karena produk sepatunya

Pembuat sepatu di Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Cibaduyut adalah pasar sepatu terbesar dan tertua di Bandung. (Foto: Iqbah Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana25 Maret 2021


BandungBergerak.id - Tahun 1918-an, Bang Aden, Bang Gelang, Bah Umri dan Bah Omon, belajar membuat sepatu di sebuah pabrik. Di antara mereka ada yang kerja di pabrik sepatu di Jakarta. Mereka disebut sebagai angkatan pertama yang bikin sepatu Cibaduyut.

Mereka lantas pulang kampung untuk mengembangkan usaha produksi sepatu sendiri. Kampung mereka kemudian disebut Blok Sepatu. Diduga kuat dari blok inilah sepatu Cibaduyut bermula. Dan berkat sepatu-sepatu dari Blok Sepatu, sepatu Cibaduyut menyebar sampai kemudian muncul kampanye “Sepatu Cibaduyut Awet Sampai Buyut” pada tahun 2000-an.

Kampanye promo “Sepatu Cibaduyut Awet Sampai Buyut” antara lain ditulis dalam tubuh bus Damri jurusan Ledeng-Leuwipanjang. Ini menandakan kalau bicara sepatu di Bandung, ya, Cibaduyut. Sepatu jadi produk oleh-oleh Bandung.

Cibaduyut merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Bojongloa Kidul. Kini, meski pamornya menurun, Cibaduyut masih sebagai pasar sepatu dan sandal terbesar di Kota Kembang.

Sepenggal sejarah sepatu Cibaduyut diulas dalam tesis Jayanthi Octavia berjudul “Pengaruh Sikap Kewirausahaan dan Kompetensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Produsen Sepatu Cibaduyut Kota Bandung” (2014), sebagaimana diunggah dalam repository.unikom.ac.id.

Sarjana Magister Manajemen Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung, tersebut menyebut sekitar 1920, para perajin sepatu angkatan pertama mulai berkembang dalam industri rumahan.

Perlahan tapi pasti, pesanan sepatu mereka tumbuh. Mereka pun merekrut pekerja yang merupakan warga setempat. Dalam penelitiannya, Jayanthi Octavia menemukan bahwa produksi sepatu di Cibaduyut dilakukan secara turun-temurun.

Pada 1940, jumlah pengrajin sepatu semakin bertambah dan meluas sampai ke daerah Cangkuang dan Sukamenak. “Keberadaan para pengrajin saat itu sudah memiliki kemampuan yang semakin maju sehingga dapat menangani pesanan-pesanan dari pedagang besar maupun kecil baik yang berada di daerah Bandung maupun dari luar daerah Bandung,” ungkap Jayanthi Octavia.

Ia mencatat, sekitar 1950 para perajin/pengusaha sepatu di Cibaduyut jumlahnya mencapai 250 orang. Mereka kemudian menghimpun diri dalam organisasi Gabungan Pengusaha Sepatu Desa Bojongloa (GPSDB). Peran GPSDB antara lain menyediakan bahan baku yang berasal dari luar Bandung dan sebagian impor.

Tahun 1977 bengkel sepatu semakin banyak. Pemerintah melalui Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Barat dengan Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) membangun Sentra Industri Cibaduyut.

Kata Jayanthi, fungsi Sentra Industri Cibaduyut untuk memberikan bantuan berupa peralatan dan keahlian, pemasaran, permodalan, bagi para perajin sepatu. Menurut BPS Kota Bandung 2016, Cibaduyut memang punya produk khas sepatu. Hal ini yang membedakan Cibaduyut dengan kelurahan lain yang ada di Kecamatan Bojongloa Kidul.

Produksi sepatu dan sandal yang tumbuh di Cibaduyut telah menyerap banyak tenaga kerja yang bekerja di bengkel-bengkel sepatu dan di tempat-tempat penjualan sepatu.

BPS mencata, lokasi produksi sepatu hampir menyebar di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Bojongloa Kidul. Sedangkan pusat penjualan selain di Kelurahan Cibaduyut juga merembet ke kelurahan Kebon Lega.

Data BPS 2016 mencatat ada sebanyak 646 industri kecil menengah yang menyerap 2.799 orang tenaga kerja. Mereka mampu memproduksi produk sebanyak 202.910 pasang sepatu. Jumlah unit usaha perdagangan sepatu sebanyak 165 buah toko dengan nilai investasi Rp15.015.475.000.

Pada 2007 dilakukan studi kebijakan Litbang unit usaha di kawasan Cibaduyut yang mengumpulkan sebanyak 835 unit usaha dengan menyerap 2.556 orang tenaga kerja. Produksi sepatu dan alas kaki sebesar 4.046.700 pasang per tahun dengan nilai Rp 323.736.000.000.

Jenis-jenis produksi yang dihasilkan Cibaduyut pun berkembang tidak hanya sepatu dan sandal, melainkan boneka, dompet, tas, topi, jaket dan ikat pinggang. Pemasaran produk meliputi wilayah dalam kota, luar kota, dan luar negeri.

Di Cibaduyut terdapat pedagang kuliner seperti tempe goreng, selai pisang, peuyeum, aneka manisan, dodol, wajit, dan kuliner khas Bandung lainnya. Di bidang bisnis oleh-oleh Bandung ini, BPS mencatat terdapat 24 unit usaha industri kecil, 47 toko, dan menyerap sekitar 257 orang tenaga kerja. Nilai investasi mencapai Rp4.251.167.000.

Pedagang oleh-oleh khas Bandung itu menyebar sampai Kelurahan Situsaeur terutama di sekitar Terminal Bus Leuwipanjang, Jalan By-Pass Soekarno-Hatta.

Kecamatan Bojongloa Kidul Tak Hanya Cibaduyut

Kecamatan Bojongloa Kidul terletak di selatan pusat kota Bandung, 6 kilometer dari Kantor Pemerintahan Kota Bandung di Jalan Merdeka-Jalan Wastukencana.

Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Regol dan Astana Anyar di bagian utara, bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Regol dan Bandung Kidul, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Bojongloa Kaler dan Babakan Ciparay.

Kecamatan Bojongloa Kidul menjadi gerbang Kota Bandung yang menghubungkan dengan Bandung Selatan (Kabupaten Bandung). Batas kota ditetapkan jembatan jalan tol Pasirkoja-Kopo. Setelah melintasi kolong jembatan ini, kita berada di Kabupaten Bandung.

Topografi kecamatan Bojongloa Kidul terletak pada ketinggian ± 700 meter di atas permukaan laut. Luas wilayahnya 532,38 hektar atau 3,18% dari luas wilayah Kota Bandung dan secara astronomi terletak pada 6o56’24” (6,941237o) lintang selatan dan 107o35’48” (107,596611) bujur timur.

Situsaeur merupakan kelurahan dengan ketinggian tertinggi 686 MDPL, sedangkan kelurahan Cibaduyut Kidul dengan ketinggian terendah yakni 674 MDPL. Ada titik banjir di kelurahan Cibaduyut Kidul.

Kecamatan Bojongloa Kidul terdiri 44 RW dan 261 RT, dan 6 kelurahan yakni Kelurahan Cibaduyut Kidul, Cibaduyut Wetan, Mekarwangi, Cibaduyut, Kebonlega dan Situsaeur.

Mekarwangi merupakan kelurahan dengan wilayah terluas yaitu 128,59 hektar atau sebesar 22% dari keseluruhan luas Kecamatan. Sementara Cibaduyut Kidul merupakan kelurahan terkecil dengan (58,60 Ha).

Akses jalan menuju ke Kecamatan Bojongloa Kidul dapat ditempuh kendaraan umum seperti angkutan kota, bus, taksi dan sebagainya. Ini tak lepas dari adanya Terminal Leuwi Panjang yang bikin kecamatan ini mudah diakses.

Menurut BPS 2019, jumlah penduduk kecamatan ini sebanyak 76.808, terdiri dari laki-laki 39.444 dan perempuan 37.364. Kelurahan paling gemuk jumlah penduduknya ialah Situsaeur 27.782, disusul Kebonlega 21.487 penduduk, Cibaduyut 15.608, Cibaduyut Kidul 12.529 penduduk, Cibaduyut Wetan 6.340, Mekarwangi 7.207 penduduk.

Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul terdiri dari anak-anak, dewasa, sampai lanjut usia. Kelompok anak usia 0-19 sebanyak 28.029 orang, usia 20-34 tahun sebanyak 20.574 orang. Usia dewasa atau produktif antara 35-49 tahun sebanyak 16.156 orang. Sedangkan kelompok lanjut usia 50-65 tahun ke atas sebanyak 12.045 orang.

Jumlah kelahiran di kecamatan ini sebanyak 1.425 pada 2018. Terdiri dari laki-laki 721 orang dan perempuan 704 orang. Sedangkan jumlah kematian tercatat laki-laki 265 orang dan perempuan 176.

Menurut jenis mata pencaharian, penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul terdiri dari PNS 2.468, TNI/Polri 257, pegawai swasta 16.876, pedagang 11.630, buruh swasta 6.990, pensiunan 683, dan pelajar/mahasiswa 19.253, dan lainnya 18.227.

Tercatat ada 255 warga yang berprofesi petani. Lahan sawah di kecamatan ini seluas 16,5 hektar. Dari data tersebut, mata pencaharian warga Bojongloa Kidul didominasi swasta atau wiraswasta.

Jika mengacu pada data 2016, dominasi ini tak jauh berubah di mana penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul paling banyak bekerja di sektor perdagangan (32,81%), sektor industri pengolahan (26,92%) dan sektor jasa (26,18%).

Ada pula pendudul yang bekerja pada sektor keuangan (10,22%), persewaan dan jasa perusahaan (3,30%), serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sisanya, sebagian kecil penduduk bekerja pada sektor bangunan/konstruksi, pertanian, serta sektor listrik, gas dan air bersih.

Perlu Program Wajar 9 Tahun

Penduduk Bojongloa Kidul memiliki latar belakang pendidikan berbeda-beda. Menurut data BPS 2018, penduduk yang tidak/belum pernah sekolah sebanyak 10.789 orang, tidak/belum tamat SD sebanyak 3.199 orang, lulusan SD sebanyak 8.128 orang.

Pada 2016, BPS membahas masih besarnya jumlah penduduk dengan latar belakang SD atau belum lulus SD. Pemerintah diharapkan bisa menurunkan angka ini. Salah satunya bisa dengan menggelar program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun melalui kejar Paket A, Paket B dan Paket C.

Kembali ke data BPS 2019, penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul dengan latar pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 18.055 orang, Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) 14.773 orang, lulusan Diploma/Akademi 13.723 orang, lulusan universitas atau S1 3.181 orang.

Fasilitas sekolah yang ada di kecamatan ini terdiri dari SD sampai SMA. Jumlah SD di kecamatan ini sebanyak 14 unit yang menampung 8.267 murid dan diampu 379 guru. Terdapat 6 unit Madrasah Ibtidaiyah (MI), yakni di 1 di Cibaduyut Wetan, 3 di Kebonlega, dan 2 di Situsaeur. Data MI ini tanpa keterangan jumlah murid dan guru.

Jumlah SMP ada 9 unit yang menampung 2.412 murid dengan 148 guru. Hanya Kelurahan Cibaduyut Wetan yang tidak ada SMP.

Ada 4 Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Kecamatan Bojongloa Kidul, yakni 1 di Cibaduyut Wetan, 2 di Kebonlega, 1 di Situsaeur. Data ini pun tanpa dilengkapi keterangan jumlah murid dan guru.

Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di kecamatan ini ada 4 yang menampung 732 murid dengan 75 guru. SMA tersebut berdiri di Cibaduyut Kidul, Mekarwangi, Cibaduyut, Kebonlega. Sedangkan Situsaeur tidak memiliki SMA. Ada juga 3 Madrasah Aliyah (MA) yang masing-masing berdiri di Cibaduyut Wetan dan Kebonlega.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat ada 5 unit dengan 1.610 dan 72 guru. Masing-masing SMK berlokasi di Cibaduyut Kidul, Cibaduyut, Kebonlega.

Data BPS 2019 tidak mencatat jumlah Taman Kanak-kanak (TK). Namun menurut data 2015, di kecamatan ini terdapat 33 TK dengan 1.599 peserta didik dan 153 guru.

Pembuat sepatu di Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)
Pembuat sepatu di Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Akses Kesehatan

Sarana kesehatan per di Kecamatan Bojongloa Kidul terdiri dari rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, Klinik/Balaipengobatan.

Di Kelurahan Situsaeur terdapat 1 rumah sakit, 1 Puskesmas dan 12 Posyandu. Di Kebonlega terdapat 1 Puskesmas, 15 Posyandu, 1 klinik/balai pengobatan.

Di Cibaduyut Wetan terdapat 1 puskesmas, 4 Posyandu dan 2 klinik/balai pengobatan. Sementara di Cibaduyut Kidul, Mekarwangi, dan Cibaduyut memiliki sejumlah Posyandu saja.

Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul cukup heterogen karena terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan agama. Sehinnga memerlukan sarana peribadatan yang memfasilitasi warganya.

Karena sebagian besar penduduk di Kecamatan Bojongloa Kidul menganut agama Islam, maka sarana peribadatan yang paling banyak adalah 102 masjid dan 43 mushola.

Gereja Protestan ada 5 unit, masing-masing berdiri di Mekarwangi, Kebonlega, Situsaeur. Gereja Katolik ada 1 di Mekarwangi dan 1 di Situsaeur. Kemudian vihara 1 di Mekarwangi dan 1 di Kebonlega. Jumlah penduduk pemeluk agama Islam ada 67.718 orang, Protestan 6.299 orang, Katolik 1.777 orang, Hindu 197 orang, Budha 593 orang.

Selain sarana peribadatan, di kecamatan ini terdapat berbagai jenis sarana olahraga sepertu basket, bulutangkis, footsal, golf, sepakbola, tenis lapang. Total ada 31 sarana olahraga. Sedangkan kegiatan sosial dilakukan melalui organisasi seperti LPM, karang taruna, kesenian, pencak silat. Total ada 79 organisasi kegiatan masyarakat.

Sarana perdagangan di kecamatan ini ditunjukkan dengan adanya satu pasar tradisional di Situsaeur, 5 kelompok pertokoan, 16 minimarket. Terdapat 3 SPBU, masing-masing di Cibaduyut Kidul dan Kebonlega. Jumlah warung makan sebanyak 133 dan restoran sebanyak 16.

Sementara jumlah wajib pajak ditargetkan sebanyak 18.295 senilai Rp24.229.679.683. Realisasinya, 12.171 wajib pajak senilai Rp16.681.520.125. Transaksi keuangan dilakukan melalui lembaga perbankan di mana terdapat 10 bank umum dan 1 BPR. Dan ada pula 11 koperasi, 1 pegadaian, dan 1 money changer.

 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//