• Cerita
  • Kecamatan Kiaracondong: Perang Buruh Kereta dan Lagu Leo Kristi

Kecamatan Kiaracondong: Perang Buruh Kereta dan Lagu Leo Kristi

Perjuangan buruh kereta api, terpesonanya musikus balada Leo Kristi, dan banjir bandang Cicaheum menjadi bagian dari perjalanan sejarah Kecamatan Kiaracondong.

Stasiun Kereta Api Kiaracondong, Bandung. Kecamatan Kiaracondong salah satu kecamatan padat penduduk di Bandung. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana26 Maret 2021


BandungBergerak.id - Leo Kristi mengabadikan Kiaracondong era 70-an melalui lagu “Lewat Kiaracondong”. Penyanyi balada berambut gondrong itu terpukau dengan Kawasan yang masih didominasi sawah, anak-anak bermain bebas, dan kereta api.

“Lewat Kiara Condong kereta laju. Panorama di sana memaksaku tersenyum,” demikian tulis Leo, seniman kelahiran Surabaya pada 8 Agustus 1949 yang beberapa kali konser di Bandung.

Stasiun kereta api memang menjadi ikon kecamatan di timur Bandung. Menurut heritage.kai.id, stasiun ini dibangun Staatssporwegen (SS), perusahaan kereta api negara Belanda.

Tidak dijelaskan kapan tepatnya pembangunan Stasiun Kiaracondong. Yang jelas, stasiun ini ada setelah pembangunan jaringan kereta api pertama di Priangan tahun 1881, meliputi Bogor - Bandung -Cicalengka sepanjang 184 km.

Pada 10 September 1884 jalur tersebut dibuka untuk umum. SS lalu membangun sejumlah pemberhentian naik-turun penumpang berupa stasiun dan halte di Buitenzorg (Bogor), Batutulis, Maseng, Cigombong, Cicurug, Parungkuda, Cibadak, sampai Rancaekek, dan Cicalengka.

Pada 1898 sudah terdapat jadwal perjalanan kereta api yang singgah di Stooplats Kiaracondong. Halte Kiaracondong mempunyai 12 jalur simpang yang bercabang ke Pabrik Senjata A. C. W (kini Pindad).

Di masa perang kemerdekaan, buruh kereta api Kiaracondong turun tangan. Mereka mengosongkan 300 gerbong kereta di emplasemen Stasiun Kiaracondong yang berisi sepatu, makanan kornet kalengan, pakaian serta bahan makanan mentah lainnya untuk dibagikan kepada para pejuang.

Dalam waktu seminggu, pekerjaan tersebut dapat diselesaikan padahal dalam keadaan normal dibutuhkan waktu paling cepat satu bulan.

Kecamatan Padat Penduduk

Kiaracondong merupakan satu dari 30 kecamatan di Bandung. Menempati wilayah seluas 6,13 kilometer persegi, kecamatan ini terbagi ke dalam 6 kelurahan, yakni Kebon Kangkung, Sukapura, Kebon Jayanti, Babakan Sari, Babakan Surabaya, Cicaheum.

Dilihat dari data Kecamatan Kiaracondong dalam Angka 2019 yang disusun Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, penduduk Kiaracondong termasuk padat, yakni 131.699 warga yang tersebar di RT 85 dan RW 593. Penduduk Kiaracondong lebih banyak perempuan dengan proporsi 68.755 perempuan dan 62.868 laki-laki.

Babakan Sari menjadi kelurahan paling padat, yakni 40.757 warga. Luas Babakan Sari 0,80 kilometer atau 14,37 persen dari total luas Kecamatan Kiaracondong.

Proporsi penduduk berdasarkan usia, kecamatan ini dihuni usia 0-19 tahun sebanyak 52.144, usia 20-44 tahun sebanyak 53.317, dan sisanya 45-65 ke atas.

Jadi, penduduk Kiaracondong didominasi usia muda. Jumlah usia produktifnya nyaris sama dengan kalangan usia anak. Sementara usia dewasa yang menuju usia lanjut juga terus bertambah.

Generasi produktif Kiaracondong bisa dibilang memiliki beban generasi anak yang jumlahnya tidak sedikit sekaligus generasi lanjut usia yang terus bertambah.

Mata pencaharian warga Kiaracondong terdiri dari PNS, TNI/Polri, pegawai swasta, petani, dan pedagang. Jumlah pegawai swasta lebih banyak, yakni 21.695 orang. Pedagang 13.816 jiwa, PNS 6.494 jiwa, TNI/Polri 6.862 jiwa, dan pensiunan 4.003 orang.

Sebagai kecamatan yang masuk bagian dari kotamadya Bandung, di Kiaracondong masih terdapat petani sebanyak 4.819 orang yang tersebar di Kebon Kangkung, Kebon Jayanti, Babakan Sari, Babakan Surabaya, dan paling banyak di Sukapura, yakni 4.149 orang.

Dari luas 6,13 kilometer persegi Kecamatan Kiaracondong, terdapat 20,77 hektar lahan sawah. Lahan sawah ini ada di Sukapura 8.72 hektar, dan Babakan Surabaya 12,5 hektar.

Tercatat pula warga yang masih status pelajar, yakni 32.454 orang, mahasiswa 4.462 orang. Sekolah di Kiaracondong terdiri dari SD sampai SMA yang tersebar di masing-masing kelurahan.

Jumlah SD terdapat 32 sekolah dengan murid 6.848, dan jumlah guru 351. Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat di Cicaheum sebanyak 1 sekolah dengan 114 murid. Namun tidak ada data jumlah guru.

Jumlah SMP di Kecamatan Kiaracondong ada 12 unit yang tersebar di masing-masing kelurahan. SMP-SMP ini memfasilitasi 3.067 dan diampu 184 guru.

Sedangkan jumlah SMA di Kiaracondong tercatat ada 8 unit dengan 1.579 murid dan 127 guru. Di Kebon Jayanti tercatat tidak ada SMA, sementara di Babakan Sari tercatat ada 4 SMA namun tidak disertai data murid dan guru.

Fasilitas Kesehatan di Kiaracondong ada terdiri 1 rumah sakit, 19 RS Bersalin, 2 Puskesmas, 109 Posyandu, dan 18 klinik/balai pengobatan yang tersebar di 6 kelurahan yang ada.

Di kecamatan ini tercatat ada 121 penyandang disabilitas, mulai dari tunanetra, tunawicara, tunadaksa, gangguan mental dan lain-lain. Penyandang disabilitas tersebar di 6 kelurahan yang ada.

Keberagaman agama di kecamatan ini cukup tinggi. Agama Islam menjadi agama mayoritas warga Kiaracondong, yakni 127.443 pemeluk. Di samping itu, tercatat ada pemeluk agama protestan sebanyak 2.664 pemeluk, Katolik 1.284 pemeluk, Hindu 32 pemeluk, Budha 90 pemeluk dan agama lainnya 186 pemeluk. Sarana peribadatan yang ada terdiri dari masjid dan musola. Tercatat ada 1 gereja di Kelurahan Kebon Jayanti.

Stasiun Kereta Api Kiaracondong, Bandung. Stasiun ini dibangun  <a target='_BLANK' href='//bandungbergerak.id/article/topic/77/Belanda'>Belanda</a>  pada zaman penjajahan. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)
Stasiun Kereta Api Kiaracondong, Bandung. Stasiun ini dibangun Belanda pada zaman penjajahan. (Foto: Iqbal Kusumadirezza)

Banjir Cicaheum

Gangguan Kamtibmas di Kecamatan Kiaracondong tahun 2018 tercatat ada 6 kejadian kebakaran, masing-masing 1 kejadian di Sukapura, 5 kejadian di Kebon Jayanti. Sementara kasus pencurian terjadi 3 kali di Sukapura.

Bencana alam paling mencolok di Kiaracondong pada 2018 adalah bencana banjir Cicaheum yang menjadi pemberitaan media nasional. Dilaporkan terdapat 92 korban atau terdampak, 43 bangunan rusak, dan 4 bangunan hancur.

Peristiwa yang terjadi 20 Maret 2018 itu disebabkan hujan lebat yang menimbulkan luapan air dan lumpur dari dua sungai Cijambe dan Cipamokolan.

Belasan mobil terendam. Diduga kuat, banjir Cicaheum akibat rusaknya Kawasan Bandung Utara, yaitu wilayah terbuka hijau di atas Cicaheum.

Dilihat dari ketinggian tanah, Cicaheum menempati posisi paling rendah, yakni 466 meter di atas permukaan laut (M DPL). Sementara kelurahan lainnya memiliki ketinggian tanah antara 682 sampai 688 meter di atas permukaan laut.

Cicaheum juga terkenal karena adanya terminal yang melayani jurusan antar provinsi untuk wilayah utara dan selatan Jawa. Keberadaan terminal membuat ekonomi di kelurahan ini menggeliat dengan hadirnya penjual oleh-oleh khas Bandung seperti tempe dan oncom goreng, aneka manisan, dodol, wajit, kerupuk dan lain-lain.

Kegiatan masyarakat di Kecamatan Kiaracondong, antara lain, diwadahi dalam berbagai kelompok organisasi berbagai jenis kegiatan, yakni LPM, Karang Taruna, kesenian, olahraga. Hal ini ditunjang dengan adanya sarana olahraga seperti basket, bulu tangkis dan tenis.

Kegiatan ekonomi warga Kiaracondong melalui sektor industri yang terbagi ke dalam industri besar, sedang dan rumahan. Total ada 162 industri. Terdapat 2 SPBU di Kiaracondong, yakni 2 unit di Kebon Kangkung dan 1 unit di Babakan Surabaya.

Jumlah pasar tradisional dan modern total ada 41 yang terdiri dari 3 pasar tradisional dan selebihnya pertokoan, minimarket. Sedangkan supermarket tercatat ada 10 yang tersebar di Kebon Kangkung, Sukapura, Kebon Jayanti, Babakan Sari, Babakan Surabaya, dan Cicaheum.

Sarana komunikasi warga ditunjang dengan keberadaan 2 unit kantor Pos dan 17 warnet. Kemudian tercatat pula usaha rumah makan, yakni 223 unit dan 10 restoran.

Sarana wisata atau hiburan warga difasilitasi dengan adanya 1 karaoke dan 1 diskotik di Babakan Surabaya, 1 pusat kebugaran di Kebon Kangkung, 1 gedung pertunjukan di Kebon Jayanti, dan 2 wahana permainan anak di Babakan Surabaya. Adapun sanggar seni/tari terdapat di Kebon Jayanti, Babakan Surabaya, dan Cicaheum.

Kegiatan ekonomi warga Kiaracondong ditopang dengan adanya lembaga keuangan berupa perbankan dan non-perbankan. Terdapat 15 lembaga perbankan berupa bank umum maupun BPR. Ada pula 14 koperasi, 2 Pegadaian, 1 lembaga asuransi.

Target penerimaan pajak di kecamatan ini sebesar Rp17.429.185.043, realisasinya Rp 14.747.566.689. Angka ini menurut data BPS 2017. Perputaran uang di kecamatan ini juga bisa dilihat dari jumlah pemberi dan penerima zakat fitrah sebanyak 42.468 (pemberi) dan 15.338 (penerima). Jumlah zakat fitrah terkumpul terdiri dari beras 35.300 kilogram, dan uang Rp837.409.900.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//