• Berita
  • Plasma Konvalesen hanya untuk Pasien Covid-19 Gejala Berat

Plasma Konvalesen hanya untuk Pasien Covid-19 Gejala Berat

Permintaan plasma konvalesen tidak sebanding dengan jumlah donor. Penyintas Covid-19 diharapkan mendonorkan darahnya.

Petugas menunjukan laci-laci kosong di ruang pendingin khusus labu darah milik PMI Kota Bandung, 16 April 2021. Selama pandemi, PMI Bandung tidak pernah memiliki stok darah karena permintaan pasien meni. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Bani Hakiki29 Juni 2021


BandungBergerak.id - Perrmintaan plasma konvalesen meningkat signifikan seiring melonjaknya jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit. Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Ade Koesyanto mengatakan ada sebanyak 1.450 antrean penyintas yang membutuhkan donor sejak libur pascalebaran hingga Selasa (29/6/2021).

Plasma konvalesen adalah plasma hasil donor darah penyintas Covid-19 (pasien sembuh). Plasma ini diolah kemudian ditransfusikan kepada pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan. Terapi ini dianggap cukup efektif untuk proses penyembuhan pasien terpapar Covid-19. Pendonor plasma ini diutamakan dari penyintas bergejala berat.

Sampai saat ini, permintaan plasma konvalesen terus bertambah. Namun, pihak PMI mengaku masih kekurangan pendonor. Hal ini disinyalir karena pemahaman dan informasi yang belum merata di masyarakat.

“Permintaan plasma konvalesen ini sangat tinggi. Jumlah pendonor setiap harinya tidak menentu, masih banyak mantan penyintas yang belum inisiatif mendonor,” tutur Ade Koesyanto.

Dinas Kesehatan dan PMI Kota Bandung sudah membuat strategi berupa surat edaran di 29 rumah sakit rujukan sejak Januari lalu. Surat edaran ini berupa ajakan untuk mendonorkan darah yang ditujukan kepada para penyintas. Namun, cara itu dianggap masih belum efektif untuk meningkatkan kesadaran pentingnya donor darah bagi para penyintas.

Ade Koesyanto meminta masyarakat agar tetap tenang menghadapi masa genting ini. Hal yang paling utama yakni menerapkan protokol kesehatan 5M secara tertib. Ia juga menegaskan agar tidak panik jika terpapar virus, meskipun persediaan plasma konvalesen dianggap masih belum memenuhi kebutuhan seharusnya.

Selain pengobatan dan terapi, menjaga kestabilan kondisi psikologis jadi salah satu kunci untuk mempercepat proses pemulihan bagi pasien. Ade mengatakan kondisi psikologis pasien menentukan hingga 50 persen keberhasilan penyembuhan.

“Ketika terpapar kita tak perlu panik, justru sebaliknya kita harus berpikir positif dengan meningkatkan endorfin sehingga meningkatkan juga daya tahan tubuh” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk ikut serta menyebarkan informasi dan edukasi terkait kebutuhan plasma kosvalen. Edukasi ini diutamakan kepada mantan pasien yang bisa mendonorkan darahnya, diutamakan penyintas yang dirujuk hingga ke rumah sakit. Ade berharap dengan imbauan ini tingkat pendonor dapat meningkat dan memperlancar proses pendistribusian.

Lonjakan kasus Covid-19 diperkirakan masih akan terus meningkat hingga Juli mendatang. Para mantan pasien Covid-19 diharapkan bisa segera menyumbang darahnya untuk menekan angkat kematian dan memperlancar penyembuhan. Data Pusicov Kota Bandung termutakhir mengonfirmasi sebanyak 436 pasien dinyatakan meninggal.

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Diharap Mau Donor Darah ke PMI Bandung
PMI Kota Bandung Krisis Pendonor, Stok Darah Nol

Plasma Konvalesen untuk Pasien Berat

Ratusan permintaan plasma konvalesen terus berdatangan setiap hari. Persediaan yang terbatas membuat PMI Kota Bandung cukup kewalahan untuk mendistribusikannya. Sejak Januari 2021, PMI Kota Bandung telah mendistribusikan plasma tersebut sebanyak 3.453 labu ke 29 rumah sakit dan 80 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di 30 kecamatan.

Ketua Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung Uke Muktimanah menegaskan kepada masyarkat agar mengutamakan konsumsi obat untuk proses penyembuhan. Terapi transfusi darah ini akan diprioritaskan untuk para penyintas yang bergejala berat dan kritis. Begitu juga plasma darah kualitas terbaik didapat dari pendonor yang pernah mengalami gejala berat. Hal ini karena darah penyintas bergejala berat dan telah sembuh menghasilkan antibody yang lebih bagus.

“Terapi plasma ini adalah cara alternatif, yang utama tetap pengobatan (antivirus). Pendonornya harus mereka (penyintas) yang bergejala berat dan ada catatan pernah dirujuk di rumah sakit,” tuturnya.

Sebesar 35 persen darah terdiri dari komponen plasma. Plasma darah berfungsi sebagai pembawa bermacam zat penting yang terkadung dalam darah manusia. Komponen ini merupakan hormon yang membantu pemulihan tubuh

Darah yang didonorkan tersebut akan diproses menggunakan mesin apheresis untuk memisahkan plasma. Artinya, plasma ini hanya bisa didapatkan dari donor, bukan zat yang bisa diproduksi sendiri. Dalam kasus Covid-19, darah yang diambil dari penyintas menghasilkan plasma konvalesen yang efektif menekan perkembangan virus pada inangnya (manusia).

Jumlah permintaan plasma konvalesen lebih dari 400 labu di Bandung Raya. Pada Selasa (29/6/2021) ini, tercatat ada 458 antrean pasien yang membutuhkan transfusi plasma tersebut. Sebanyak 261 pasien di antaranya telah terpenuhi, 197 pasien masih harus menunggu.

Uke Muktimanah mengatakan, Dinas Kesehatan telah memberi bantuan alat apheresis untuk memompa kecepatan ketersediaan plasma konvalesen. Bantuan ini diharapkan bisa menambah kuota pendonor per hari dan mempercepat waktu distribusi ke setiap fasilitas kesehatan masyarakat.

“Sekarang dapat tambahan 3 alat, semuanya jadi ada 7 alat. Satu alat semoga bisa menghasilkan 20 kantong (labu) yang bisa jadi sekitar 50 kantong. Tapi, selama ini sehari paling banyak 20 pendonor,”

Dengan mesin apheresis, penyintas Covid-19 akan diambil darahnya sebanyak 400-600 cc. Proses donor ini bisa dilakukan setiap satu kali saja dalam dua pekan. Terdapat beberapa syarat untuk mendonor selain bukti keterangan negatif Covid-19, di antaranya berusia 17-60 tahun dan berat badan minimal 55 kilogram. Kriteria penting lainnya, yakni tidak ada penyakit bawaan dan khusus perempuan mendonor jika belum pernah hamil.

PMI Kota Bandung saat ini, memiliki sisa ketersediaan plasma yang belum sebanding dengan tingkat kebutuhan. Berikut detil kebutuhan pasien per 29 Juni 2021: 156 pasien golongan darah A, 138 pasien golongan darah B, 132 pasien golongan darah O, dan 32 pasien golongan darah A/B.

Bagi para pendonor yang berniat menyumbangkan darahnya bisa datang langsung ke Kantor PMI Kota Bandung di Jalan Aceh. Informasi terkait pendonoran darah ini bisa dilihat langsung di plasmakonvalesen.covid19.go.id.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//