• Berita
  • Ratusan Tempat Isoman Dibentuk untuk Menurunkan Tingkat Keterisian Tempat Tidur (BOR) Rumah Sakit Kota Bandung

Ratusan Tempat Isoman Dibentuk untuk Menurunkan Tingkat Keterisian Tempat Tidur (BOR) Rumah Sakit Kota Bandung

Ada 132 tempat isoman di 30 kecamatan Kota Bandung yang terbentuk seiring berjalannya PPKM Darurat.

Suasana vaksinasi Covid-19 untuk warga berumur 17 hingga pra-lansia dengan jumlah target sekitar 350 warga Kelurahan Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Rabu (7/7/2021). (Foto: Bani Hakiki)

Penulis Bani Hakiki7 Juli 2021


BandungBergerak.idPemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih berkutat menurunkan tingkat keterisian kasur pasien Covid-19 atau Bed Occupancy Rate (BOR). Saat ini, BOR rumah sakit di Kota Bandung masih jauh di atas batas maksimal 60 persen seperti yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sekretaris Daerah Ema Sumarna mengatakan, jumlah BOR rumah sakit di Bandung kini berada di angka 92,86 persen. Upaya menurunkan BOR rumah sakit dilakukan dengan membuka 132 tempat isolasi mandiri (isoman) yang tersebar di 30 kecamatan.

Ada pula penambahan 292 kamar atau sekitar 500 kasur untuk pasien Covid-19 di Hotel Grand Asrilia yang disulap jadi gedung pemulihan pasien Covid-19. Hotel ini dikhususkan bagi para pasien yang telah mendapat penanganan di rumah sakit dan dalam masa pemulihan.

Seiring berjalannya waktu, Ema menyatakan kesadaran masyarakat meningkat secara bertahap dalam menghadapi lonjakan yang membuat Bandung berstatus zona merah. Ema menjelaskan tempat isoman di setiap kecamatan ini diadakan guna mengurangi mobilitas masyarakat, terutama yang terpapar Covid-19.

“Sekarang, kita lihat di sini mobilitas warga sudah sangat minim. Jalan-jalan memakai sistem buka-tutup, warga sudah mengerti keadaan, tempat isomannya juga sudah bagus,” tuturnya ketika mengunjungi tempat isoman di RW 07 Kelurahan Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati, Rabu (7/7/2021).

Sejak awal pandemi, Kelurahan Sindang Jaya sendiri telah mencatat sekitar 151 kasus Covid-19 hingga hari ini. Puluhan orang masih melakukan isoman di rumah masing-masing dan ruang isoman yang disediakan. Menanggapi hal tersebut, warga sekitar cukup cekatan dan legowo menghadapi peningkatan penyintas dalam tiga pekan terakhir. Mayoritas warga menyambut kondisi ini dengan positif, tak ada kepanikan atau pun protes dengan pendirian tempat isoman di wilayah mereka.

Sambil lalu, pihak kelurahan juga mengadakan vaksinasi di sekitar wilayah mesjid Baiturahman, Sindang Jaya. Vaksinasi terbuka ini diadakan selama dua hari dengan jumlah target sekitar 350 warga berumur 17 hingga pra-lansia. Sementara itu, vaksinasi khusus lansia telah diselenggarakan beberapa pekan sebelumnya.

Pada kesempatan siang itu, Sekda Ema Sumarna terus mengimbau masyarakat agar terus mengawal keadaan genting yang sedang dihadapi Bandung dan sekitarnya. “Kita jangan sampai lengah, prokes harus berjalan ketat. Kalau kita semua kompak, insyaallah penanganan Covid-19 di Bandung bisa tertangani,” ujarnya.

Sejauh ini, terdapat dua tempat isoman yang telah siap di Kecamatan Mandalajati. Satu ruang isoman lainnya terdapat di Keluarahan Pasir Impun yang bisa menampung sekitar 50 orang. Tempat isoman ini merupakan bekas gedung perkantoran Balai Pengelolaan dan Pelayanan Perumahan Jawa Barat (BP3JB).

Baca Juga: Solidaritas Sosial Bandung Buka Donasi untuk Pasien Isoman
Panduan Isolasi Mandiri dan Cara Mengajukan Vitamin dan Obat untuk Pasien Isoman di Pikobar Jabar

Pengondisian PPKM Darurat

Kesadaran menghadapi zona merah diharapkan tumbuh di segala elemen masyarkat, khususnya para pemuda. Salah satu contoh datang dari karang taruna Sindangjaya yang ikut turun tangan dalam proses pengondisian dalam masa PPKM Darurat.

Dawido Dochi (25), ketua karang taruna setempat mengatakan bahwa kebijakan pembatasan ini harus dilakukan bersama-sama demi mempercepat redanya lonjakan Covid-19. Kegiatan karang taruna sejauh ini adalah membantu penyemprotan disinfektan di rumah warga minimal satu kali dalam sepekan dan membantu pendataan serta pengarahan vaksinasi.

Dawido juga mengaku tidak menemukan gagap penanganan dari setiap warga. Hal ini mempermudah kinerja penerapan PPKM Darurat oleh karang taruna yang terus berkoordinasi dengan pihak Satgas setempat.

“RW kita tuh termasuk RW yang banyak, ada 12. Seminggu sekali juga Pak RW-nya mandiri ikut turun untuk penyempotan (disinfektan). Alhamdulillah, warga menyambut dengan baik, gak ada yang protes dengan ini (PPKM Darurat),” ujar Dawido.

Di Kecamatan Madalajati program ruang isoman ini sudah mulai berjalan sekitar satu pekan. Pihak Satuan Petugas (Satgas) telah bekerjasama dengan puskesmas setempat untuk mendata dan mengimbau warga penyintas untuk dilarikan ke tempat rujukan terdekat masing-masing. Upaya ini cukup efektif untuk mengurangi jumlah klister keluarga yang meningkat pesat dalam satu bulan terakhir.

Kebijakan PPKM Darurat sudah berjalan di setiap kelurahan di kecamatan tersebut. Bebebrapa ruas jalan ditutup sementara dan sejumlah tempat makan diwajibkan menerapkan sistem take away, juga dibatasi jam bukanya. Data Pusat Informasi Covid-19 pada Selasa (6/7/2021) menunjukkan Kecamatan Mandalajati menduduki peringkat 12 jumlah kasus penularan terbanyak, 133 orang dinyatakan masih aktif positif dan 22 orang meninggal dunia.

Selama empat hari terakhir, penerapan PPKM Darurat di kecamatan tersebut berjalan lancar. Pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) rutin menyambangi setiap ruas jalan krusial dan sejumlah tempat usaha warga. Kasi Tantrib Oleh Solihin menuturkan imbauan kebijakan ini akan terus disosialiasikan secara bertahap dan tidak segan memberi sanksi kepada para pelanggar.

“Dari (kelurahan) Jatihandap, Karang Pamulang, Pasir Impun dan juga Sindang Jaya sudah siap me-lockdown. Surat edaran dari Kemendagri sudah disampaikan ke semua tokoh yang ada di kecamatan dan sudah berjalan,” tuturnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//