• Berita
  • Layanan Telepon Darurat Covid-19 Kota Bandung Belum Efektif

Layanan Telepon Darurat Covid-19 Kota Bandung Belum Efektif

Warga mengeluhkan sulitnya mengakses layanan darurat Covid-19 di 119 maupun narahubung Puskesmas. Kesulitan ini terkait kurangnya jumlah tenaga kesehatan.

Dokter mengambil sampel nasofaring saat swab PCR (polymerase chain reaction) seorang warga yang memiliki gejala tertular Covid-19 di Pusat Kesehatan Masyarakat Tamblong di Bandung, Jawa Barat, 21 Mei 2021. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Bani Hakiki9 Juli 2021


BandungBergerak.idBaru-baru ini Pemkot Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengingatkan kembali layanan darurat Covid-19 di nomor 119. Selain itu, nomor-nomor puskesmas di Kota Bandung juga disebarluaskan kepada masyarakat. Melalui nomor-nomor telepon dan Whatsapp ini, masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan Covid-19 dengan cepat dan merata.

Kenyataannya, sejumlah layanan telepon darurat Covid-19 Kota Bandung belum efektif memenuhi harapan masyarakat. Banyak warga mengeluhkan sulitnya mengakses layanan darurat Covid-19 di 119 maupun narahubung Puskesmas. Nomor-nomor tesebut selalu sibuk saat dihubungi, tidak ada balasan, dialihkan, dan tidak ada kabar lanjutan.

Hal itu disinyalir karena tingginya antrean telepon yang masuk ke nomor-nomor darurat Covid-19 Kota Bandung. Salah seorang penyintas Covid-19, Bagja Rahmatullah, mengalami langsung sulitnya tersambung ke layanan darurat Covid-19 Kota Bandung.

Bagja pernah berkali-kali mengakses layanan Puskesmas, dan berkali-kali pula gagal. Sempat kesal dan nekat, salah satu keluarganya mendatangi langsung puskesmas. Di sana, Puskesmas rupanya sudah penuh dengan hiruk-pikuk pasien. Bagja dan keluargaya pun mengerti bahwa Puskesmas memang sangat sibuk, mereka akhirnya memilih kembali pulang dan bersabar menunggu.

“Jika tidak bisa dihubungi, tinggalkan saja keterangan lewat WA. Nanti, akan dicek oleh puskesmas dan kemudian nanti puskesmas akan menentukan sikap,” ujar Bagja, dalam pertemuan virtual Bandung Menjawab, Kamis (7/8/2021).

Bagja dinyatakan negatif Covid-19 pada 5 Juli 2021. Saat ini, ia juga aktif menjalin komunikasi dengan para tenaga kesehatan (nakes). Ia mendengar banyak keluhan dari para nakes yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah pasien.

Ada persoalan kekuarangan SDM serius di tubuh layanan-layanan kesehatan Kota Bandung. Di saat yang sama, upaya Pemkot Bandung mengumumkan nomor-nomor layanan darurat sejatinya untuk menyaring pasien Covid-19 agar tidak berbondong-bondong datang rumah sakit yang sudah penuh.

Padahal, penambahan-penambahan kapasitas rawat inap Covid-19 telah dilakukan. Dari penambahan kapasitas tersebut, nilai keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit Kota Bandung menurun menjadi 91 persen.

“Tidak semua pasien perlu dirujuk ke rumah sakit. Warga yang positif bisa lapor ke puskesmas, lalu akan diarahkan penanganannya, apakah perlu dirujuk atau bisa isoman di rumah,” kata Cucu Irawan, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dalam pertemuan virtual Bandung Menjawab pada Kamis (7/8/2021).

Cucu Irawan tidak menyanggah kesulitan yang dihadapi para tenaga kesehatan yang berjibaku dengan pasien yang datang bertubi-tubi, sebagaimana disampaikan mantan pasien (penyintas) Covid-19 Bagja Rahmatullah.

Mengenai kekurangan tenaga medis, saat ini Dinkes sedang merekrut nakes tambahan. Mereka nantinya bakal dipekerjakan hingga Desember 2021 tanpa menyandang status aparatur sipil negara (ASN).

Cucu berjanji pihaknya akan terus melakukan sosialisasi penanganan Covid-19 kepada masyarakat. Menurutnya, masyarakat perlu mengedukasi diri masing-masing jika terpapar virus infektius tersebut. Hal ini guna menahan tingkat BOR yang masih mengkhawatirkan.

Cucu mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menghindari berita hoaks yang membawa disinformasi kepada publik. Pihak Dinkes akan membuka gerbang selebar-lebarnya untuk menerima keluhan pelayanan dari masyarkat. “Jika ada repons yang terlambat silakan laporkan ke kami,” tukasnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Kasus Covid-19 akan Berkurang jika Taat PPKM Darurat
Neraca Oksigen Medis di Bandung Belum Seimbang

UGD Buka Kembali, Lab Kewalahan

Cucu Irawan mengabarkan sejumlah Unit Gawat Darurat atau ICU khusus Covid-19 di Kota Bandung yang sebelumnya tutup karena kewalahan menerima pasien Covid-19, kini telah buka kembali. Pelayanan konsultasi dan laporan mulai berjalan seperti semula.

Tetapi, jumlah ketersediaan rawat inap masih belum bisa dipastikan. Di luar rumah sakit rujukan, tedapat 8 dari 30 puskesmas yang juga menyediakan pelayanan IGD 24 jam.

Di sisi lain, Kota Bandung kini menghadapi permasalahan pengujian sampel Covid-19 di Labolatorium Biosafety Level-2 (BSL-2). Kinerja BSL-2 kian melambat seiring jumlah tenaga kesehatan (nakes) bertumbangan.

Hingga saat ini, lab BSL-2 di Bandung telah memeriksa lebih dari 5.000 sampel virus. Lab ini terdapat di Rumah Sakit Keluarga Ibu dan Anak (RSKIA) dan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

“Ya, saat ini, kita sedang kewalahan karena nakesnya juga berkurang. Ditambah varian delta yang sudah masuk Kota Bandung. Tapi, kami akan terus memantau dan mengevaluasi kerjanya,” ujar Cucu Irawan.

 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//