• Berita
  • RSHS: Banyak Anak Muda Dirawat karena Covid-19

RSHS: Banyak Anak Muda Dirawat karena Covid-19

Peneliti mengatakan anak muda tidak lagi ‘kebal’ dari serangan Covid-19 setelah munculnya varian delta, mutan virus corona yang lebih menular.

Tenaga kesehatan membawa pasien terkonfirmasi Covid-19 ke IGD khusus RSHS Bandung, 13 Juni 2021. Juni-Juli penuh dengan hari berat bagi tenaga kesehatan seiring melonjaknya kasus Covid-19. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Iman Herdiana9 Juli 2021


BandungBergerak.idKeterisian rawat inap Covid-19 Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung masih tinggi. Di antara pasien Covid-19 rawat inap tersebut, terdapat pasien anak-anak, dan pasien usia dewasa mudanya terbilang banyak.

“Kalau kondisi yang dirawat memang ada anak-anak, dan dewasa muda. Itu yang paling banyak sebetulya dewasa muda,” kata Plt Direktur Utama RSHS, Irayanti, dalam keterangan resminya, Jumat (9/7/2021).

Ia menjelaskan, keterpaparan pada anak muda diduga karena tingginya aktivitas mereka di luar rumah. Meskipun sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan maupun Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi pernah menduga bahwa ada peran varian delta yang berada di wilayah Jawa Barat, khususunya Bandung Raya.

Perlu diketahui, di luar negeri banyak laporan tentang tidak lagi ‘kebalnya’ anak muda dari serangan Covid-19 setelah munculnya varian delta, mutan virus corona yang lebih menular dan lebih menimbulkan keparahan.

Varian sebelumnya, yakni SARS CoV-2, lebih menyasar kalangan rentan, terutama lansia. Kalaupun SARS CoV-2 menyerang anak muda, biasanya mereka tidak mengalami gejala (orang tanpa gejala). Peneliti menyatakan bahwa varian delta kebalikan dari SARS CoV-2. Varian yang pertama kali teridentifikasi di India itu cenderung membuat pasien-pasien muda memiliki gejala berat dan harus masuk rawat inap.

Peningkatan kasus Covid-19 di RSHS terjadi di ruang-ruang isolasi ICU (gawat darurat atau kritis) maupun isolasi non-ICU yang dihuni pasien gejala sedang atau tidak kritis. Irayanti mengatakan, jumlah pasien ICU meningkat 30 persen dibandingkan bulan Mei. Sedangkan peningkatan di ruang isolasi non-ICU mencapai 50 persen lebih.

Peningkatan jumlah pasien Covid-19 di RSHS terutama terjadi antara Juni-Juli 2021. Tingginya kunjungan pasien Covid-19 ini berbanding lurus dengan meningkatnya kasus kematian yang mencapai dua kali lipat dari hari sebelum Juni-Juli.

Irayanti mengatakan, RSHS merupakan pusat rujukan pasien Covid-19 dalam kondisi berat dari seluruh pelosok Jawa Barat, sebagian ada yang selama, namun ada juga yang tak tertolong. Di sisi lain, tren kematian karena Covid-19 sendiri terjadi tidak hanya di RSHS, melainkan serempak secara nasional.

“Tingkat kematian di mana-mana meningkat termasuk di RSHS sendiri terjadi peningkatan kasus kematian lebih kurang dua kali lipat dair biasanya,” katanya.

Diperkirakan jumlah pasien Covid-19 yang datang ke RSHS masih akan terus meningkat. RSHS telah menyiapkan skenario menambah tempat tidur agar menambah kapasitas rawat inap. Penambahan dilakukan dengan mengonversi kasur pasien umum non-Covid-19 menjadi tempat tidur Covid-19. Saat ini, jumlah tempat tidur Covid-19 RSHS sebanyak 321 unit.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Protokol Kesehatan Perlu Diperketat untuk Cegah Varian Delta
Varian Delta Ditemukan di Jabar, Kesadaran Prokes Makin Rendah

Kekurangan Nakes dan Obat

Di tengah upaya meningkatkan kapasitas tempat tidur, RSHS masih mendapat persoalan lain yang tidak kalah krusial, yakni keterbatasan SDM tenaga kesehatan. Hingga bulan ini, jumlah nakes yang terpapar Covid-19 sudah mencapai 200 orang. Sebagian ada yang harus rawat inap, sebagian lagi isolasi mandiri.

RSHS sudah mengajukan penambahan relawan medis ke Kementerian Kesehatan. Selain itu, tenaga-tenaga medis yang tadinya tidak bertugas di ruang Covid-19 juga akan dikerahkan merawat pasien-pasien Covid-19. Total SDM di RSHS ada sekitar 3.000 jiwa.

Mengenai ketersediaan obat untuk pasien Covid-19, Irayanti mengatakan sejauh ini jumlahnya masih tersedia. Meskipun ada beberapa stok yang kritis, malah ada yang kosong. Mengenai stok obat yang kritis dan kosong, RSHS telah meminta pasokan segera.

Salah satu obat yang saat ini kosong adalah Actemra, obat yang direkomendasikan WHO untuk terapi pasien Covid-19. “Kita selalu meminta ke Kemenkes maupun dari pihak tertentu dan persiapan RSHS sendiri terhadap obat-obatan,” katanya.

Varian Delta Serang Pertahanan Biologis Anak Muda

Cassandra Berry, seorang peneliti imunologi virus di Universitas Murdoch, Australia, percaya bahwa mutasi membuat varian delta lebih mudah menular, dan juga membuat beberapa pertahanan biologis yang melindungi orang muda dari virus corona sebelumnya menjadi kurang efektif.

Berry mengatakan varian delta mampu mengikat lebih baik reseptor sel orang lebih muda. Berbeda dengan strain sebelumnya, di mana respons cepat dari sistem kekebalan anak muda mampu memberikan keuntungan dalam melindungi tubuh mereka dari virus.

“Virus ini juga mampu melakukan serangan balik, mampu bersembunyi dan memblokir respons bawaan kita yang sangat awal, yaitu respons cepat imun yang biasanya muncul dalam waktu 15 menit dan lebih efektif pada orang muda, tetapi mutasi ini tampaknya menghindari respons awal itu,” kata Berry.

Orang muda yang terinfeksi cenderung memiliki respons imun yang lebih aktif, dan hal itu memicu “badai sitokin” – di mana imun tubuh lebih agresif dan menghasilkan sitokin pro-inflamasi yang menyebabkan cairan beredar di sekitar paru-paru dan dalam paru-paru sehingga menyulitkan pernapasan. Hal ini yang membuat orang muda masuk rawat inap.

Menurut Cassandra Berry, dengan banyaknya kasus orang yang terinfeksi di Australia, sudah saatnya memajukan diskusi seputar vaksinasi untuk anak-anak dan orang muda Australia. Sebab ada kemungkinan infeksi dari varian delta lebih besar mengancam orang muda diibandingkan jenis
virus corona sebelumnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//