• Berita
  • Evaluasi Penyekatan Jalan selama PPKM Darurat Kota Bandung

Evaluasi Penyekatan Jalan selama PPKM Darurat Kota Bandung

Pada siang hari jumlah penduduk yang beraktivitas di Kota Bandung bisa membengkak menjadi 4 juta jiwa.

Penutupan jalan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakata (PPKM) Darurat di Kota Bandung, Senin (5/7/2021). Penutupan jalan dilakukan untuk mengurangi pergerakan masyarakat agar terhindar dari Covid-19. (Foto: Acep Maulana)

Penulis Iman Herdiana13 Juli 2021


BandungBergerak.idLebih dari sepekan PPKM Darurat diterapkan di Kota Bandung. Yang mencolok dari PPKM Darurat ini ialah penyekatan jalan di tiga ring Kota Bandung, mulai pusat kota, perbatasan, dan antara pusat kota dan perbatasan. Tujuan penyekatan jalan tidak lain untuk meredam pergerakan masyarakat di tengah penularan Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya.

Tetapi di lapangan, mobilitas warga di Kota Bandung belum signifikan berkurang. Pemkot Bandung merilis mobilitas warga Kota Bandung baru menurun kurang dari 10 persen, berdasarkan pantauan mobilitas warga dari Google Traffic, Facebook Mobility, dan Night Light NASA, per 10 Juli 2021.

Masalah mobilitas warga dibahas Wali Kota Bandung, Oded M Danial dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat melalui video conference di Pendopo Kota Bandung, Senin (12/7).

Rencananya, Pemkot bersama Polrestabes Bandung akan mengevaluasi penyekatan jalan dengan sistem buka-tutup yang saat ini dilakukan di ring 1, 2, dan 3. Ia mengklaim pada pandemi gelombang tahun pertama 2020 lalu, penyekatan jalan efektif mengurangi mobilitas dan akhirnya menurunkan penambahan jumlah kasus harian Covid-19 Kota Bandung.

Namun ketika penyekatan jalan saat PPKM Darurat sekarang ini, belum ada tanda-tana penurunan kasus. Jumlah kasus harian Covid-19 masih tinggi. Keterisian rumah sakit (BOR) masih mengkhawatirkan, lebih dari 90 persen. Padahal jangkauan penyekatan jalan selama PPKM Darurat sudah diperlebar.

"Makanya begitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat, kita perlebar, tapi hasilnya malah begini. Ini perlu jadi perhatian kita," lanjut Oded, yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung.

Oded menyebut masih tingginya pergerakan masyarakat tak lepas dari jumlah penduduk Kota Bandung yang saat ini mencapai 2,5 juta jiwa. Jumlah ini untuk malam hari saja, sedangkan pada siang hari jumlah penduduk yang beraktivitas di Kota Bandung bisa membengkak menjadi 4 juta jiwa. Penambahan ini terjadi karena banyak warga luar Kota Bandung yang bekerja di Bandung.

Baca Juga: Setelah Dugaan Pungli tak Terbukti
Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Lebih dari 11.000 Orang dalam Perawatan

Penyekatan Jalan Bukan Masalah Utama

Data yang disampaikan Oded M Danial menunjukkan masih longgarnya PPKM Darurat terutama soal aturan sektor esensial, non-esensial, dan kritikal. Di mana sektor-sektor non-esensial diwajibkan memberlakukan kerja di rumah (work from home) 100 persen. Hanya sektor esensial dan kritikal sajalah yang diperbolehkan melakukan kerja di kantor (work from office) dengan persyaratan tertentu.

Ketentuan pembagian sekor esensial dan non-esensial tersebut diatur dalam kebijakan pusat tentang PPKM Darurat Jawa – Bali, yang diturunkan ke daerah dalam bentuk Peraturan Wali Kota. Perwal Kota Bandung tentang PPKM Darurat juga mengadopsinya. Namun masalahnya, sejauh mana aturan kerja di rumah dan kerja di kantor dijalankan.

Masih tingginya aktivitas warga Kota Bandung, terutama pada siang hari yang mencapai 4 juta jiwa, menunjukkan bahwa penerapan sistem kerja sektor-sektor esensial dan non-esensial itulah yang perlu dikaji dan dievaluasi. Sedangkan masalah penyekatan jalan sebenaranya hanya persoalan hilir.

Sederhananya, warga tidak akan beraktivitas di luar rumah jika mereka kerja di rumah. Dengan kata lain, warga yang bekerja di sektor formal memerlukan jaminan dari perusahaannya tentang kebijakan WFH.

Keseriusan menerapkan aturan PPKM Darurat saat ini sangat mendesak di tengah tingginya lonjakan kasus Covid-19 tiap harinya. Di Kota Bandung tercatat ada 4.839 orang dalam status konfirmasi aktif (dalam perawatan). Belum lagi dengan kasus suspek 3.738 orang, dan kasus kontak erat mencapai 593 orang.

Sebaran kasus Covid-19 Kota Bandung per kecamatan menunjukkan angka mengkhawatirkan. Jika pada bulan Mei 10 kecamatan dengan jumlah kasus positif aktif paling banyak 100 orang, kini 10 kecamatan tertinggi tersebut sudah memiliki lebih dari 200 orang kasus positif aktif.

Total kasus konfirmasi positif Covid-19 Kota Bandung sejak awal pandemi hingga data termutakhir (12/7/2021) mencapai 28.995 orang (bertambah 197 orang). Dari jumlah tersebut, kasus konfirmasi sembuh sebanyak 23.411 orang (bertambah 299 orang). Sementara warga Kota Bandung yang meninggal karena terinfeksi Covid-19 sebanyak 745 orang (bertambah 5 orang).

Editor: Redaksi

COMMENTS

//