• Berita
  • Mahal dan Ketatnya Syarat Mendapatkan Plasma Konvalesen

Mahal dan Ketatnya Syarat Mendapatkan Plasma Konvalesen

Biaya memperoleh plasma darah itu berkisar antara Rp 2.250.000 sampai Rp 2.330.000 per 200 mililiter. Sementara Unpad mengajak penyintas Covid-19 donor darah.

Petugas memproses plasma darah konvalesen di instalasi khusus milik PMI Kota Bandung, 16 April 2021. PMI Kota Bandung kewalahan menerima permintaan plasma konvalesen sebagai obat Covid-19, di tengah minimnya pendonor. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Boy Firmansyah Fadzri15 Juli 2021


BandungBergerak.idTerapi plasma kanvalesen menjadi salah satu pengobatan Covid-19 yang dinilai unggul sejauh ini. Tetapi terapi menggunakan plasma darah penyintas Covid-19 ini tidaklah mudah, selain membutuhkan biaya yang tidak kecil.

Biaya memperoleh plasma darah itu berkisar antara Rp 2.250.000 sampai Rp 2.330.000 per 200 mililiter. Biaya mencakup proses skrining, transportasi pendonor, pengambilan plasma dengan teknologi tertentu, dan lain-lain. Semua biaya dibebankan kepada pasien yang membutuhkan terapi antibodi ini.

Kepala UTD PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah, mengatakan bukan PMI yang menentukan harga plasma konvalesen, melainkan pemerintah pusat. “Kalau PMI kan hanya sebagai wadah dan PMI ini non-profit. Tidak ada dana bantuan dari pemerintah dan itu sudah merupakan biaya terendah,” jelas Uke, saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (15/7/2021).

Tetapi Uke bilang, biaya terapi plasma konvalesen bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan. “Biasanya biaya diklaim pihak rumah sakit atau BPJS tentu dengan prosedur administratif yang harus dilalui,” tambah Uke.

Herlina Agustin, penyelenggara Program Plasma Konvalesen untuk Kemanusiaan dari Universitas Padjadjaran (Unpad), berharap kebutuhan plasma konvalasen bisa terjangkau oleh semua pasien yang membutuhkan, entah pemegang BPJS Kesehatan atau melalui mekanisme lainnya.

“Terutama bagi pihak yang membutuhkan dengan kondisi ekonomi lemah,” ujar Herlina Agustin, saat dihubungi Bandungbergerak.id, Rabu (14/7/2021).

Meski demikian, Herlina mengaku harga plasma konvalesen memang terdiri dari banyak komponen, mencakup teknologi sebagai alat penunjang, belum lagi mendapatkan pendonornya yang sulit.

Karena itu, pihaknya saat ini pihaknya sedang menggelar donor darah dan menghimpun data penyintas Covid-19 yang bersedia mendonorkan darahnya. Penyelenggaraan donor ini didorong untuk menghindari oknum yang mencoba meraup keuntungan di tengah situasi darurat pagebluk. Ada oknum yang mencoba menawarkan donor plasma konvalesen dengan harga selangit.

“Ada yang nawarin harganya 15 juta,” tutur Herlina.

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Diharap Mau Donor Darah ke PMI Bandung
PMI Kota Bandung Krisis Pendonor, Stok Darah Nol P

Antrean Panjang Mendapat Plasma Darah

Sejak ledakan kasus Covid-19 dua bulan belakangan ini, pasien yang memerlukan plasma konvalesen ke PMI Kota Bandung terus melonjak. Uke Muktimanah mengatakan, plasma konvalesen yang ada di PMI Kota Bandung selalu habis. Saat ini, antrean pasien yang memerlukan plasma darah dari PMI Kota Bandung mencapai 600 orang.

Salah satu upaya mendapatkan plasma ialah dengan gencar menggalakkan donor darah penyintas Covid-19. Namun jumlah donor dari kalangan mantan pasien Covid-19 belum signifikan dibandingkan tingginya kebutuhan akan plasma darah.

Uke menyesal sebelum terjadi ledakan kasus, pihaknya tidak sempat menyimpan stok plasma darah. “Ini (lonjakan) juga di luar perkiraan saya,” ujar Uke.

Di samping itu, Uke mengingatkan bahwa plasma konvalesen bukanlah pengobatan utama setiap pasien Covid-19. Pengobatan plasma diberikan berdasarkan rekomendasi dokter kepada pasien Covid-19 yang memiliki gejala sedang hingga berat.

“Plasma konvalesen atau plasma darah ini sifatnya terapi alternatif tambahan bagi pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat. Mengapa demikian, karena drugs choice (kebutuhan obat-obatan) harus tetap berjalan. Pihak dokter nantinya akan memberikan surat rekomendasi yang ditujukan ke PMI untuk pasien yang membutuhkan,” tuturnya.

Belum lagi dari sisi pendonor yang harus menempuh persyaratan ketat dan berlapis. Ada sepuluh kriteria khusus yang harus dipenuhi pendonor. Sehingga tidak semua orang yang terkonfirmasi Covid-19 bisa mendonorkan plasma darahnya.

“Orang tanpa gejala (OTG) tidak bisa, juga yang telah dinyatakan negatif lebih dari tiga bulan tidak bisa mendonor. Harus dinyatakan positif Covid-19 melalui testing PCR, karena di sana kita bisa mengetahui CT Valuenya berapa, setelah itu dilanjut untuk mendapatkan titer antibodi darahnya berapa,” papar Uke.

Dengan kata lain, di tengah kekosongan plasma darah di PMI Kota Bandung, sulit bagi pasien Covid-19 berharap mendapatkan plasma dalam waktu cepat. “Prosesnya cukup panjang, bisa menyita waktu dua minggu,” timpal Uke.

Ajakan Donor Darah kepada Penyintas

Kunci ketersediaan plasma konvalesen memang ada di tangan penyintas Covid-19 dengan gejala sedang sampai berat. Bahkan semakin berat gejalanya, semakin bagus antibodi yang terkandung dalam darah penyintas.

Maka untuk merangkul para penyintas, Unpad menggelar kegiatan donor darah bertajuk Program Plasma Konvalesen untuk Kemanusiaan. Sejak Selasa, (13/7/2021) Unpad menghimpun data calon pendonor melalui kanal http://bit.ly/DataKesembuhanC19. Dari data tersebut nantinya akan dilakukan skrining untuk memastikan calon pendonor memenuhi syarat yang ditentukan PMI.

Donor darah tersebut dilatarbelakangi banyaknya tenaga pengajar di lingkuangan kampus Unpad yang terpapar Covid-19 dan membutuhkan plasma konvalesen. Mereka kesulitan mendapatkan plasma konvalesen seiring tingginya permintaan plasma darah tersebut.

Sementara di kalangan penyintas, tidak banyak yang berinisiatif mendonorkan darahnya. Sebagai catatan, per tanggal 14 Juli 2021, angka kasus positif aktif di Kota Bandung mencapai 5.373 pasien. Sementara total kasus sembuh mencapai 23.494 orang.

“Kami meminta kepada seluruh warga Unpad untuk terlibat dalam gerakan ini, bukan hanya bagi penyintas, tapi bagi seluruh warga Unpad,” ujar Herlina Agustin.

Kedepannya Unpad akan rutin menggelar donor darah dengan target bisa membantu mendatangkan pendonor bagi PMI. Herlina berpendapat, saat ini masyarakat masih belum sadar mengenai pentingnya mendonorkan darah termasuk mendonorkan plasma darah.

Di samping membantu pasien yang membutuhkan darah, kegiatan donor darah memiliki manfaat besar bagi kesehatan pendonornya. Salah satu manfaat donor darah ialah mengurangi risiko pembekuan darah, menggantikan sel-sel darah lama dengan sel darah baru, dan lain-lain.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//