• Foto
  • Olah Sampah Pemilu

Olah Sampah Pemilu

Sebagian kecil sampah Pemilu 2024 berupa poster, spanduk, baliho, dan sejenisnya masih bisa diselamatkan dengan dibikin kantong-kantong tanaman.

Fotografer Prima Mulia7 April 2024

BandungBergerak.idMusim kampanye Pemilu 2024 sudah usai, meninggalkan sampah-sampah plastik berupa poster, spanduk, baliho dan sejenisnya. Beberapa lembar alat peraga kampanye (APK) tersebut “diselamatkan” dengan dibikin berbagai kantung tanaman.

Lembar poster berbahan plastik dengan gambar wajah Ataliya Praratya, Nurul Arifin, dan Salmiah Rambe, yang tadinya bertebaran di seluruh pelosok Kota Bandung di masa kampanye yang lalu, tiba-tiba hadir di Buruan Sae komunitas Masagi Cibogo di RT 04/RW 04 Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, 24 Maret 2024.

Poster-poster kampanye para anggota dewan terpilih yang terbuat dari bahan plastik itu kini berubah fungsi. Bukan lagi alat peraga kampanye tapi berubah jadi kantung atau polybag untuk tanaman stoberi, bawang daun, cabai, atau tomat.

"Sebentar lagilah ibu-ibu kumpul, agak sorean mungkin karena mereka kan harus beres-beres urusan rumah dulu," kata ibu Jamil (45 tahun), koordinator kaum perempuan di Cibogo di halaman rumahnya yang juga jadi halaman Buruan Sae.

Tak lama muncul Hermawati (63 tahun) dan Eneng (40 tahun), mereka bergabung dengan Jamil berbagi tugas untuk membuat pola, menggunting spanduk kampanye sesuai pola, dan menjahitnya pakai jarum. "Setelah jadi lembaran sesuai pola lalu dijahit tangan seperti ini, namanya dikecos," kata Hermawati.

Semakin sore beberapa warga lain mulai berdatangan juga, termasuk kaum pria. "Maaf agak telat, biasalah siap-siapin masakan buat berbuka dulu," kata Eneng. Perempuan 40 tahun ini lalu bergabung dengan yang lain, sibuk menjahit lembaran-lembaran plastik kampanye yang sudah berpola.

Seperti diketahui, pascakampanye Pemilu 2024 sampah alat peraga kampanye berupa poster, spanduk, dan baliho menumpuk di kantor-kantor kecamatan dan kelurahan. Termasuk di kantor Kelurahan Sukawarna dan kantor Kecamatan Sukajadi.

Tak ada data pasti dalam jumlah angka berapa banyak sampah APK yang ada di kelurahan mereka.  "Kami dapat sampah APK dari kantor kelurahan, jumlahnya sampai 2 mobil bak plus 1 motor Triseda," kata Ketua RT 04 RW 04 Sukawarna, Dian Nugraha. Pria 46 tahun ini tak kalah sibuk mengangkut tumpukan spanduk plastik yang akan dibuat jadi polybag.

Nantinya kantung-kantung pot tanaman ini akan disebar ke wilayah lain atau ke komunitas. Bisa juga dalam bentuk sedekah benih. Sudah sebulan terakhir warga Cibogo, khususnya kaum perempuan, berusaha memanfaatkan spanduk dan poster APK jadi barang yang lebih berguna dan bermanfaat. Menurut Dian, nantinya sampah APK ini juga akan dibuat jadi tote bag atau map.

"Kita manfaatkan sampah APK ini jadi apa saja, para ibu-ibu juga meluangkan waktunya dimana mereka bisa saja, tidak harus. Jika luang bisa kita kerjakan bersama, jika waktunya sempit yang nggak usah dipaksa juga," kata Jamil.

Rata-rata bahan pembuatan APK adalah plastik polyvinyl chlorida (PVC), jenis plastik yang sulit didaur ulang, jika dibakar pun malah mengeluarkan racun. Tak ada data berapa banyak timbulan sampah APK di seluruh Indonesia. Sampah APK juga mengancam lingkungan, ekosistem, dan kesehatan manusia dengan paparan mikroplastiknya.

KLHK memperkirakan Pemilu 2024 sedikitnya menghasilkan sampah lebih dari seperempat juta ton. Minimal akan ada timbulan sampah sebanyak 784 ribu meter kubik. Melalui Surat Edaran Menteri LHK Nomor 3 Tahun 2024, KLHK mengeluarkan kebijakan agar sampah APK tersebut secara maksimal bisa diolah guna meminimalkan jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Jika sampah APK ini mentok tak bisa dimanfaatkan ulang, tentunya akan berakhir juga di TPA.

Setelah berkutat dengan segala cara bentuk kampanye, euforia bergema di mana-mana bagi mereka yang lolos jadi anggota dewan dan menang pemilihan presiden. Riuh redam Pemilu 2024 berbanding terbalik dengan dengan jejak sampah kampanye yang tak terolah di mana-mana.

Foto dan Teks: Prima Mulia

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//