Jangan Mengusik Tanah Kami!
Lahan milik Yayasan Pendidikan Keluarga Al Musyawarah (YPKM) Baru Adjak menjadi incaran kerakusan bisnis pariwisata di Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Lahan milik Yayasan Pendidikan Keluarga Al Musyawarah (YPKM) Baru Adjak menjadi incaran kerakusan bisnis pariwisata di Lembang Kabupaten Bandung Barat.
BandungBergerak.id - Batang pepohonan merunduk membingkai jalan aspal berbatu dan berlubang di kawasan Baru Adjak, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, 23 April 2024. Pepohonan ini jadi peneduh bagi pengendara sepeda motor dan pejalan kaki saat melintasi kawasan sejuk, rimbun, dan sunyi yang kini mulai bersalin rupa jadi kawasan wisata atau jadi incaran para pengembang di sektor industri pariwisata.
Kawasan Baru Adjak berada di tengah hiruk pikuk Lembang yang sesak oleh resor, hotel, dan restoran. Salah satu ikon di Baru Adjak adalah bekas kediaman keluarga Ursone, juragan susu Lembang di masa Hindia Belanda, yang kini dijadikan restoran.
Di kampung itu juga ada komplek Yayasan Pendidikan Keluarga Al Musyawarah (YPKM) Baru Adjak yang membawahi Madrasah Tsanawiyah Al Musyawarah, SMA Islam Al Musyawarah, dan SMK Taruna Terpadu Al Musyawarah, dengan masjidnya yang sarat kisah sejarah sejak tahun 1959. Letak sekolahan ini ada di Jalan Baru Adjak nomor 158, tak jauh dari eks rumah keluarga Ursone. Hanya ada beberapa rumah dan gedung di ruas jalan yang panjangnya sekitar 300 meteran itu. Sisanya berupa ladang dan hamparan kebun yang cukup luas dan asri. Di belakang hamparan kebun-kebun itu juga terdapat perkampungan.
Jalan ini bisa jadi akses menuju arah Observatorium Bosscha dan sejumlah kawasan wisata populer di Lembang. Setiap libur akhir pekan atau saat libur panjang, arus lalu lintas di kawasan ini selalu macet, semua spot wisata pasti dipadati para pelancong.
Saking ramainya wisatawan yang datang, halaman Mts/SMA/SMK Al Musyawarah kerap disulap jadi rest area saat liburan. Murid-murid sekolah yang biasanya mengelola rest area sambil mengisi hari libur mereka. Areanya bisa menampung 62 unit mobil, selain itu warga kampung sekitar juga dilibatkan untuk membuka gerai makanan dan minuman, termasuk mengelola urusan kebersihan toilet dan kamar mandi di rest area dadakan tersebut. Kegiatan di luar agenda sekolah ini sudah berjalan sejak tahun 2018.
Lokasi sekolah Al Musyawarah memang sangat strategis, suasananya Lembang banget, tak ada hiruk pikuk mesin kendaraan padahal jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dari Jalan Raya Lembang dan pusat keramaian kotanya. Gedung-gedung kelas dan masjidnya berada di area terbuka hijau yang cukup rapat dengan pepohonan. Suara serangga dan suara tertawa sejumlah siswa memecah kesunyian selepas hujan diantara batang-batang pinus yang menjulang di halaman sekolah.
Gambaran itulah yang membuat sekolahan yang berdiri di lahan seluas 8.600 meter persegi itu sering kali didatangi pihak pengembang yang berniat untuk membangun lawasan wisata terpadu atau hotel di lahan tersebut. Sebut saja yang paling intens saat ini adalah wacana pembangunan Autopia Park dan kawasan wisata terpadu.
"Ini bukan yang pertama kali ya, sejak tahun 2004 sudah banyak investor yang mengincar Al Musyawarah,” kata Pengurus Harian YPKM Baru Adjak Muhammad Abduh.
Muhammad Abduh mengistilahkan lahan sekolahnya ibarat mutiaranya Lembang, berada di pusat keramaian Lembang yang strategis, suasana tenang, dingin, dan asri. Ruang terbuka hijaunya masih terjaga dengan tegakan pepohonan cukup rapat.
“Di pusat kota tapi masih belum dipadati area wisata ya di Baru Adjak ini, di kawasan Lembang lain sudah dipenuhi resort dan kawasan wisata terpadu. Hanya di sini yang suasananya masih sangat adem dan tenang. Jadi tak aneh bila semua investor berebut untuk mencari lahan baru yang mereka anggap potensial,” kata Muhammad Abduh.
Dari penuturan Muhammad Abduh, diketahui yayasan ini didirikan oleh ayahnya Abdullah Samsuddin bersama sejumlah tokoh masyarakat setempat pada tahun 1959, dimulai dengan pembangunan masjid yang sekarang letaknya berada di halaman depan sekolah, diikuti dengan pengembangan lembaga pendidikan formal tahun 1978 hingga saat ini.
Masjid Al Musyawarah yang bersejarah jadi bangunan utama paling depan menyambut siapa saja yang masuk ke area sekolah. Sejak tahun 1959 masjid ini lahir ditengah suasana perang ideologis kontra paham komunis. Menurut Abduh, Lembang itu daerah merah, disitulah Al Musyawarah hadir sebagai lembaga pendidikan formal dan agama untuk membendung pengaruh komunis di masa lalu.
Ditengah ancaman penyerobotan lahan oleh pengembang wisata, YPKM Baru Adjak telah melakukan audiensi dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Bandung Barat. Menurut Abduh DPRD Kabupaten Bandung Barat malah tidak mengetahui masalah ini.
"Jika ada pihak pengembang wisata yang datang pun kami menolak semua penawaran mereka, tapi nyatanya kan tidak ada itikad baik mereka untuk bertemu. Tahu-tahu muncul saja wacana lahan kami akan dijadikan kawasan wisata terpadu, menurut saya ini semacam psywar dari mereka," katanya.
Muhammad Abduh menegaskan, tidak takut menghadapi incaran para investor. Pihaknya memiliki sertifikat dan aspek legal lainnya.
“Kami berhak ada di sini. Pemerintah daerah juga ternyata tidak tahu ada masalah ini. Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat juga siap pasang badan menanggapi masalah ini. Tapi intinya kami tidak takut karena kami memiliki semua dokumen yang sah secara hukum," kata Abduh.
Menurut Abduh, kabarnya dinas-dinas terkait ternyata sudah melakukan pertemuan dengan PT Wahana Autopia Indonesia. Mereka berencana mau bikin obyek wisata terpadu, plaza, dan hotel. Bahkan konsultan yang ditunjuk untuk proses AMDAL sudah keluar.
"Kabarnya dinas-dinas terkait (pemerintah) ada dalam pertemuan tersebut, tapi kami sebagai pemilik lahan tidak diundang," kata Abduh.
Untuk mengimbangi aksi sepihak pengembang atau investor, YPKM Baru Adjak yang mengelola sekolah dengan jumlah murid lebih dari 700 orang dengan 57 orang guru ini menggalang dukungan publik lewat petisi daring change.org yang sudah ditandatangani lebih dari 1.700 orang per 23 April 2024.
Saya mendatangi kawasan pendidikan ini berbarengan saat murid SMP Al Musyawarah tengah melaksanakan ujian Asesmen Sumatif Akhir Jenjang. Di gerbang depan sejumlah murid berkerumun di roda-roda pedagang makanan saat bel tanda istirahat berbunyi.
Murid-murid ini banyak yang berdomisli di desa-desa lain yang cukup jauh. Mereka rata-rata pemalu dan enggan untuk menyebut nama.
"Saya tinggal di Cikole," kata dua orang murid saat istirahat. Murid-murid lain ada yang tinggal di kampung-kampung dekat Bosscha, ada yang dekat Floating Market, ada juga yang tinggal di kampung dekat batas wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung.
Menanggapi ancaman penyerobotan lahan ini, Muhammad Abduh menegaskan yayasan akan tetap menjalankan fungsinya secara normal. "Biarkan kami menjalankan fungsi kami sebagai lembaga pendidikan di sini. Di tanah kami sendiri, walau harus terkepung oleh resort wisata, kami akan tetap berdiri dan jadi yang terakhir di sini," tegasnya.
Foto dan Teks: Prima Mulia
COMMENTS