• Foto
  • Bumi Kertasari Terguncang

Bumi Kertasari Terguncang

Gempa mengguncang Kertasari, Kabupaten Bandung. Foto-foto ini menunjukkan gempa berkekuatan 4,9 magnitudo menimbulkan kerusakan parah.

Fotografer Prima Mulia21 September 2024

BandungBergerak.id - Sebuah jam dinding tergeletak di atas meja berdebu di ruangan yang porak poranda, material bata dan semen berserakan di antara dinding dan plafon yang roboh. Jarum jam menunjukan angka 9.41 menit, saat gempa mengguncang Kabupaten Bandung dengan kekuatan 4,9 magnitudo, Rabu pagi, 18 September 2024.

"Jam dinding ini jatuh pas gempa, jamnya persis waktu kejadian, jadi sepertinya pas jatuh langsung mati jamnya," kata salah seorang relawan warga yang sedang memeriksa kondisi bangunan kantor Satker Dinas Pendidikan di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, salah satu desa dengan dampak gempa paling parah.

Saat kejadian gempa tanggal 18 September 2024, BandungBergerak sedang melakukan peliputan lingkungan di Kecamatan Ibun dan Majalaya, jaraknya tak terlalu jauh dari Kertasari. Semula agak kurang percaya saat informasi gempa berseliweran di media sosial dua menit setelah gempa, karena tak ada terasa guncangan di Ibun.

Informasinya lokasi gempa di Kertasari dan Pangalengan. Tak perlu pikir panjang saya memacu sepeda motor ke arah Kertasari karena yang paling dekat dari posisi terakhir meliput, melalui rute Majalaya Pacet. 

Cuma perlu waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke Kertasari. Sedangkan dari pusat Kota Bandung ke Kertasari jaraknya sekitar 46 kilometer, bisa ditempuh antara 1,5 jam sampai dua jam jika macet. Saat masuk Desa Cibeureum hampir semua minimarket tutup, begitu juga sebagian toko-toko di sekitar Pasar Cibeureum. 

Warga hampir semuanya terlihat diam di luar rumah, sekitar teras dan halaman. Beberapa warga terlihat membersihkan material bangunan yang roboh. Mobil ambulans hilir mudik dengan kecepatan tinggi membawa korban luka dan bantuan medis lainnya.

Tak jauh dari kantor desa, beberapa rumah hampir seluruh dindingnya roboh. Satu unit mobil di salah satu rumah rusak berat tertimpa konstruksi bangunan. Di rumah yang lain, bangunan lantai duanya ambruk ke tanah, bagian konstruksi atapnya jatuh menghujam tanah.

"Dulu yang gempa tahun 2009 (gempa Tasikmalaya) juga besar. Dulu Pangalengan yang paling parah di Kertasari tidak terlalu, gempa yang sekarang Kertasari yang parah, di Pangalengan malah tidak terlalu," kata M Ramli (60 tahun), warga Desa Cibeureum yang separuh rumahnya rusak berat digoyang lindu.

Puskesmas Kertasari lumpuh karena ruang-ruang rawatnya rusak tertimpa atap ambruk. Sempat terjadi gempa susulan ketika perawat sedang mendata ulang nama-nama korban luka. 

Juariah (48 tahun) bersama anak bungsunya tak beranjak dari emper halaman Puskesmas dekat pos Satpam. Saat gempa terjadi, anaknya yang paling besar baru saja melahirkan.

“(Persalinannya) sedang dibersihkan saat gempa terjadi. Kami panik semua berhamburan keluar ruang rawat. Rasanya langsung berguncang keras sekali tapi nggak ada suara-suara gemuruh begitu, tahu-tahu berguncang dan semua ambruk," kata Juariah.

Sejumlah fasilitas umum seperti gedung sekolah, kantor KUA Kecamatan Kertasari, masjid, termasuk Puskesmas Kertasari juga mengalami kerusakan cukup parah. Pelayanan Puskesmas tak bisa dilakukan di dalam gedung, semuanya pindah ke tenda, termasuk tenda khusus IGD.

Hari kedua pascagempa, Kamis pagi, 19 September 2024, di salah satu tenda Astri tergeletak lemah. Jarum infus menancap di lengannya. Tenaga medis Puskesmas Kertasari berusia 31 tahun ini tumbang kelelahan saat menangani korban-korban gempa. 

"Sepertinya kelelahan. Nggak sempet istirahat juga dari kemarin pas kejadian gempa, dan mungkin makan nggak bener juga," katanya.

Salah seorang korban gempa, Agus (62 tahun) dipasang selang oksigen di hidungnya. Ia terserang sesek napas setelah semalaman tidur di halaman rumah, tanpa tenda. Suhu udara di Kertasari dengan ketinggian 1.512 mdpl di Bandung Selatan ini saat malam hari bisa di bawah 10 derajat Celsius!

"Jadi tidur diuar takut gempa susulan, masih trauma," kata Agus. 

Beberapa ibu bersama balitanya yang diperiksa di tenda Puskesmas juga menunjukan gejala gangguan kesehatan akibat udara dingin saat mereka bermalam di tenda-tenda darurat di lapangan desa. Sebaliknya saat siang hari cuaca Kertasari panas terik dan berdebu. 

Dari siaran pers yang diterbitkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat tercatat ada 72 orang ibu hamil dan 84 balita yang mengungsi di tenda yang perlu perhatian khusus. Jenis penyakit yang muncul pascagempa yaitu infeksi saluran pernapasan atas, alergi, hipertensi, myalgia, dan gangguan kecemasan.

Per 19 September 2024, BPBD Jawa Barat melansir data 710 orang mengungsi, 78 orang luka-luka, dan satu orang meninggal dunia. Di Kabupaten Bandung 532 rumah rusak berat, 475 rumah rusak sedang, 1.013 rumah rusak ringan. Selain itu ada 8 fasilitas kesehatan, 31 fasilitas pendidikan, dan 55 tempat ibadah terdampak gempa. Kerugian ditaksir mencapai 298,974 miliar rupiah.

Kabupaten Bandung jadi kawasan terdampak gempa paling parah, 21.696 jiwa terdampak. Sejumlah posko pengungsian didirikan di lapang desa Lapangsari, Masjid At Thohiriyah, Masjid Al Barokah, halaman masjid Nurul Huda, dan kebun-kebun kosong di sekitar Desa Cibeureum.

Sebuah dapur umum Kementerian Sosial beroperasi di halaman kantor Kecamatan Kertasari membuat 12.000 nasi bungkus per hari. Lapang desa di Lapangsari pada hari kedua pascagempa sudah penuh dengan tenda-tenda besar yang didirikan BNPB dan Kementerian Sosial.

Ada delapan unit toilet portable di sana dengan tandon air dan pasokan air bersih. Makanan siap saji, makanan untuk anak dan balita, perlengkapan sanitasi perempuan dan bayi, selimut, bahan makanan pokok, perlengkapan anak, dan alas tidur sudah dibagikan ke pengungsi. Tanggap darurat bencana diberlakukan dua pekan terhitung sejak 18 September 2024.

Gempa bumi magnitudo 4,9  menghantam Kabupaten bandung dengan kedalaman 10 Km berada di darat di koordinat 7,19 lintang selatan dan 107,67 bujur timur. Gempa dirasakan di Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi. 11 Desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut terdampak kerusakan yaitu di Kecamatan Pasirwangi, Tarogong Kaler, dan Sukaresmi.

Kerusakan paling parah terjadi di Kabupaten Bandung yang melanda 11 desa di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Kertasari, Ibun, Pangalengan, Pacet, Pameungpeuk, dan Arjasari.

Warga berharap penanganan dan rehabilitasi rumah rusak bisa disegerakan. Dalam siaran pers yang dilansir BNPB, pemerintah akan segera mendata rumah dan infrastruktur yang rusak dengan prioritas rumah rusak berat. Warga yang rumahnya rusak berat akan mendapat stimulant 60 juta rupiah, rusak sedang 30 juta rupiah, dan rusak ringan 15 juta rupiah. 

Kecepatan dan akurasi data dampak bencana harus segera dilakukan dalam masa tanggap darurat agar proses pemulihan bisa segera dieksekusi pemerintah, supaya warga korban gempa juga tak perlu berlama-lama tinggal di tenda pengungsian. 

"Inginnya rumah bisa dapat bantuan perbaikan, supaya nggak perlu tinggal di tenda lagi. Lihat di tenda kita yang sakitnya aja ada dua orang," kata Siti (48 tahun). Rumahnya di Kampung Lapangsari roboh tak kuat menahan guncangan gempa. 

*Foto dan Teks: Prima Mulia

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//