• Nusantara
  • LaporCovid-19: Belasan Ribu Kasus Kematian karena Covid-19 tidak Tercatat di Data Nasional

LaporCovid-19: Belasan Ribu Kasus Kematian karena Covid-19 tidak Tercatat di Data Nasional

Kasus kematian karena Covid-19 Jawa Barat sebesar 14.138 jiwa. Angka ini tertinggi ketiga secara nasional.

Petugas Public Safety Center 119 Dinas Kesehatan mengevakuasi jenazah warga yang meninggal akibat Covid-19 saat isolasi mandiri di rumahnya di Padasuka, Kelurahan Pasirlayung, Kecamatan bandung Kidul, Kota Bandung, 28 Juli 2021. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Iman Herdiana29 Juli 2021


BandungBergerak.idLembaga LaporCovid-19 merilis jumlah kematian karena Covid-19 di Indonesia. Ada selisih lebar antara data pemerintah pusat dan provinsi. Akurasi data masih menjadi masalah sejak awal pagebluk hingga kini.

Dalam siaran pers yang dikutip Kamis (29/7/2021), berdasarkan hasil rekapitulasi data Covid-19 per provinsi yang dikumpulkan tim LaporCovid19, hingga 23 Juli 2021, angka kematian positif Covid-19 telah mencapai 100.436 jiwa.

Data itu belum mencakup sejumlah provinsi yang belum memperbarui data serta beberapa provinsi yang datanya tidak bisa diakses karena situsnya bermasalah, misalnya Sumatera Utara dan Maluku Utara.

Menurut LaporCovid-19, per 23 Juli 2021, angka kematian positif Covid-19 yang dirilis oleh pemerintah pusat sebanyak 80.598 jiwa. Sehingga dibandingkan dengan data kematian yang dirilis LaporCovid-19, terdapat selisih angka kematian sebesar 19.838 atau 24,6 persen.

“Kondisi ini menunjukkan, ada masalah serius dalam pendataan kematian akibat pandemi di Indonesia karena ada lebih dari 19.000 pasien positif Covid-19 meninggal yang datanya belum tercatat di pemerintah pusat,” demikian siaran pers resmi LaporCovid-19.

Padahal, dengan segala sumber daya yang dimiliki, pemerintah harusnya bisa menyajikan informasi terkait pandemi Covid-19 yang sesuai dengan kondisi lapangan, selalu diperbarui, dan sinkron dengan informasi yang dipublikasikan pemerintah daerah.

Apalagi, angka kematian tersebut juga belum mencakup data kematian pasien dengan status probable. Berdasarkan akumulasi data dari pemerintah provinsi, jumlah pasien meninggal dengan status probable sebanyak 22.926 jiwa.

“Oleh karena itu, jika menggunakan data pemerintah provinsi, jumlah warga meninggal, baik yang berstatus positif maupun probable, telah mencapai 123.362 jiwa,” lanjut LaporCovid-19.

Sayangnya, data jumlah pasien probable yang meninggal itu tak pernah dipublikasikan oleh pemerintah pusat.

Selisih data kematian karena Covid-19 yang dirilis LaporCovid-19 terlihat tiga bulan terakhir, Mei – Juli 2021. Pada bulan Mei, jumlah kematian provinsi sebanyak 55.840 jiwa, sementara data Kemenkes 47.716 jiwa, sehingga ada selisis 8.189 jiwa.

Pada bulan Juni, provinsi mencatat 67.305 kasus kematian karena Covid-19, Kemenkes mencatat 55.594 kasus, sehingga ada selisih 11.711 kasus. Selanjutnya, pada Juli provinsi mencatat 100.439 kasus kematian, Kemenkes 80.598 kematian, sehingga ada selisih selisih 19.838 kematian.

Baca Juga: Dampak Pagebluk, Belasan Ribu Buruh Korban PHK di Kota Bandung Menanti Solusi
Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Lonjakan Kasus masih Belum Terkendali

Sebanyak 14.138 Kematian di Jawa Barat

Selain itu, LaporCovid-19 mencatat, dari 34 provinsi di Indonesia, ada 16 provinsi dengan jumlah kematian lebih dari 1.000 jiwa. Provinsi dengan jumlah kematian positif Covid-19 terbanyak masih diduduki Jawa Tengah dengan angka kematian sebanyak 26.943 jiwa.

Kemudian diikuti oleh Jawa Timur sebesar 17.486 jiwa, Jawa Barat sebesar 14.138 jiwa, dan DKI Jakarta sebesar 11.021 jiwa. Ketujuh provinsi itu mewakili 69 persen kematian positif Covid-19 yang terjadi di Indonesia.

Jawa Tengah menjadi provinsi dengan selisih kematian terbesar yakni sebesar 10.731 kasus, lalu diikuti oleh Jawa Barat sebesar 6.230 kasus, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 762 kasus.

“Kondisi ini tentu memuncul pertanyaan, apa yang menyebabkan angka kematian positif Covid-19 di sejumlah provinsi itu mengalami selisih yang besar?” demikian LaporCovid-19.

Jawa Barat masih Merekap

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, alur pelaporan kasus kematian Covid-19 Jawa Barat, konfirmasi positif dan data Covid-19 lainnya tidak melalui provinsi. Alurnya dari kabupaten dan kota langsung ke pemerintah pusat, dari pemerintah pusat baru ditarik ke provinsi.

“Sehingga belum bisa dipilah mana kematian di rumah sakit, atau saat isoman. Minggu ini sedang kita cari pemilahan datanya. termasuk kesembuhannya yang diduga masif,” kata Ridwan Kamil, dalam jumpa pers daring, Kamis (29/7/2021).

Menurutnya, pelaporan data Covid-19 berlangsung setiap hari, termasuk laporan data kematian. Namun dari sisi persentasi, angka kematian di Jawa Barat per hari ini naik menjadi

1,51 persen dibandingkan persentase sebelumnya. Terdapat tiga daerah yang memiliki kasus kematian tinggi, yaitu Kabupaten Garut (4,08 persen), Kabupaten Karawang (4,2 persen), dan Kabupaten Tasikmalaya (3,5 persen).

Editor: Redaksi

COMMENTS

//