Unjani Kupas Manfaat Donor Darah di Masa Pandemi
Ada manfaat besar di balik kegiatan donor datah, terutama bagi kesehatan pendonor. Peran pendonor semakin penting di masa pandemi Covid-19.
Penulis Iman Herdiana4 Agustus 2021
BandungBergerak.id - Donor darah dan transfusi darah adalah dua hal yang berbeda. Masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan kedua istilah tersebut. Begitu juga manfaat besar di balik kegiatan donor darah dan transfusi darah.
Kepala UTD (Unit Transfusi Darah) PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah, mengatakan donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah sebagai stok darah untuk digunakan pada proses transfusi darah, seperti dikutip dalam webinar yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (UKM KSR PMI) Universitas Jenderal A. Yani, Kota Cimahi, Sabtu (24/07/2021).
Dalam webinar bertajuk “Mengupas Fakta Donor Darah dan Donor Plasma Konvalesen di Masa Pandemi” itu, Uke Muktiamanah, menjelaskan bahwa transfusi darah adalah proses menyalurkan darah dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lain yang membutuhkan berhubungan dengan kondisi medis.
Donor darah juga memiliki empat tipe, donor sukarela, donor pengganti atau donor keluarga, donor bayaran, dan donor plasma khusus dengan apheresis.
Uke memaparkan, manfaat donor darah antara lain, medapatkan kesehatan secara psikologis, merasakan kepuasan secara psikologis, merasakan menjadi manusia bermanfaat, menjadi donor rutin akan merasakan tetap bugar, memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Korban Meninggal karena Covid-19 Bertambah 18 Orang
Data Jumlah Restoran di Kota Bandung 2012-2020, Jumlah Bertambah tapi Nasib Memburuk akibat Pagebluk
Selain itu, dengan melakukan donor darah, pendonor akan mendapatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis termasuk serologi. Manfaat lainnya, menjaga kadar besi dalam darah tetap stabil, dan meningkatkan produksi darah baru.
Khusus di masa pandemi Covid-19 ini, Uke mengatakan PMI Kota Bandung membutuhkan banyak donor plasma konvalesen dari para penyintas Covid-19.
“Plasma konvalesen adalah plasma darah yang didapat dari pasien yang sembuh dari Covid-19 yang dianggap berpotensi untuk terapi bagi pasien Covid-19. Plasma konvalesen juga merupakan alternatif pengobatan bagi penderita Covid-19,” terang Uke.
Uke memaparkan, jumlah penderita Covid-19 dan kebutuhan plasma konvalesen makin meningkat. Terapi plasma konvalesen menjadi alternatif yang banyak diperlukan. Selain itu, jumlah donor sukarela masih terbatas dan produksi plasma konvalesen juga masih minim.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor III Universitas Jenderal A. Yani, Dewi Ratih Handayani, mengatakan pada masa pandemi ini banyak rekan atau pasien yang memerlukan darah. Termasuk meningkatnya kebutuhan plasma konalesen.
“Saya mengapresiasi juga KSR walau dalam kondisi pandemii, masih aktif dan produktif untuk mengadakan acara. Beberapa kegiatan sudah dilakukan, dan mudah-mudahan ini bermanfaat untuk semuanya. Semoga lancar dan semoga nanti juga akan ada lagi kegiatan-kegiatan yang bisa, tadi, memenuhi kebutuhan masyarakat tentunya. Kebutuhan mahasiswa dan masyarakat, tentunya di bidang kesehatan karena KSR ada di bidang kesehatan,” papar Dewi Ratih Handayani.
Komandan KSR PMI Universitas Jenderal A. Yani, Akbar Risky T.R., berharap webinar tersebut bisa memberikan sebuah ilmu atau pengetahuan yang bermanfaat untuk semua peserta.