• Kampus
  • Dosen UPI Bekali Guru Madrasah Jawa Barat soal Pengetahuan Kesusastraan

Dosen UPI Bekali Guru Madrasah Jawa Barat soal Pengetahuan Kesusastraan

Para guru madrasah peserta webinar diharapkan lebih memahami dan menyadari hukum melalui kacamata kesusastraan.

Webinar “Pemanfaatan Sastra Sebagai Sarana Edukasi Hukum” yang digelar Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI, Kamis (19/08/2021). (Dok. UPI)

Penulis Iman Herdiana24 Agustus 2021


BandungBergerak.idSedikitnya 210 guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) di Jawa Barat mengikuti webinar “Pemanfaatan Sastra Sebagai Sarana Edukasi Hukum” yang digelar Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI bersama MGMP Bahasa Indonesia MA Jawa Barat.

Mengutip laman resmi UPI, Selasa (24/8/2021), Mahmud Fasya, Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI, mengatakan bahwa guru adalah ujung tombak edukasi bagi anak-anak. Para guru peserta webinar diharapkan lebih memahami dan menyadari hukum melalui kaca mata kesusastraan. Secara umum, kesusastraan dibagi tiga, yaitu sastra lisan, sastra tulis, dan sastra modern.

Dengan memahami ketiga hal tersebut, guru-guru dapat melihat hukum dengan lebih luas dan memberikan edukasi pada peserta didik dalam memahami hukum dan membuat karya sastra itu
sendiri.

Pemateri lainnya, Tedi Permadi, membahas “Dasar Hukum Pelestarian dan Pemanfaatan Naskah”. Tedi menjelaskan pengertian naskah/manuskrip dan dasar hukum mengenai pelestarian dan perlindungan naskah/manuskrip.

"Peserta diharapkan lebih sadar terhadap naskah/manuskrip karena itu menjadi salah satu warisan yang harus dijaga dan lestari," kata Tedi Permadi.

Nenden Lilis Aisyah, pemateri webinar berikutnya, menjelaskan bahwa sastra tidak bebas nilai, tetapi terikat dengan hukum. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah karya harus bebas dari SARA (Suku Bangsa Agama Ras dan Antargolongan/SARA).

"Melihat kondisi umum di masyarakat, kita mampu memberikan wawasan terhadap siswa dalam penciptaan sebuah karya sastra," katanya.

Baca Juga: Masyarakat bisa Daftar Vaksinasi Covid-19 di Laman SiVaksin Itenas Bandung
Hoaks Covid-19 Bikin Program Pengendalian Pagebluk Terganggu

Di Rumah Saja dengan Mendongeng

Masih soal sastra, di kala Covid-19 mewabah, masyarakat dituntut untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Tak terkecuali dengan anak-anak yang lama menjalani pembelajaran jarak jauh, mengingat pendidikan tatap muka belum memungkinkan.

Dosen Departemen Pendidikan Bahasa Indonesia UPI, Yostiani Noor Asmi Harini, menunjukkan bagaimana peran sastra di era pagebluk Covid-19. Ia membuat dongeng berjudul “Sieun Ku Corona” yang tayang di Youtube, Facebook, dan Instagramnya. Dongeng tersebut disampaikan dalam bahasa Indonesia dan Sunda. Dialog tokoh dongeng dilengkapi dengan terjemahannya.

Video berdurasi 3.30 menit tersebut merupakan bahan tayang bagi pembelajaran anak di rumah hasil kerja sama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat dengan Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Depdiksatrasia), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), UPI.

Dalam proses kreatif pembuatan video, Ria Intani (Kak Ria) dari BPNB Jawa Barat menulis naskah dongeng. Naskah tersebut kemudian didongengkan oleh Yostiani Noor Asmi Harini (Kak Yosti) dari Depdiksatrasia, FPBS, UPI menggunakan media boneka tangan berbahan kertas. Setelah melalui proses perekaman, video kemudian disunting. Yosti dan Ria melakukan semua proses tersebut di rumah masing-masing sesuai anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah (Work From Home).

Bekerja dari rumah, beraktivitas di rumah saja atau #Dirumahaja bagi sebagian orang bukanlah hal mudah terutama bagi anak-anak. Peran orang tua sangat penting dalam membangun pemahaman anak terhadap situasi yang terjadi saat ini.

"Semoga hadirnya video ini dapat menjadi inspirasi dalam mewujudkan sinergi mencegah penyebaran Corona dengan menjaga kebersihan dan kesehatan serta melakukan aktivitas menyenangkan di rumah,” kata Yostiani Noor Asmi Harini.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//