Ketika Atep Kurnia Menulusuri Jejak Orang Eropa di Bandung
Banyak orang Eropa pernah menetap dan berkarya di Bandung. Mereka meninggalkan jejak dan kisah yang menarik dan penting untuk ditelusuri.
Penulis Putra Wahyu Purnomo26 September 2021
BandungBergerak.id - Ada masa ketika mayoritas penduduk Kota Bandung merupakan orang-orang yang datang dari tanah Eropa. Mereka meninggalkan banyak jejak dan catatan, meski tidak semua kisah yang berkembang hari ini teruji kebenarannya. Atep Kurnia, seorang pegiat literasi dari Bandung, bertekun menelusuri kisah-kisah itu dengan membuka lagi lembar-lembar dokumentasi lawas.
Selain mengandalkan koran dan lembar-lembar arsip tempo dulu, Atep juga membaca ulang buku-buku yang membahas sejarah Bandung sebagai bekal penelusuran. Termasuk buku Semerbak Bunga di Bandung Raya (1986) karya Haryoto Kunto. Banyak nama Eropa termuat di dalam buku legendaris itu.
Yang baru dari tulisan-tulisan Atep Kurnia, ia dengan percaya diri melakukan pelurusan atas beberapa kisah dan sejarah orang-orang Eropa di Bandung yang keliru tapi telanjur berkembang di tengah masyarakat. Lewat disiplin pembacaan yang terjaga, fakta-fakta baru yang ditemukan harus diungkap.
"Bila dikaitkan dengan penulis sebelumnya, ada semacam gap ya, ada semacam kekeliruan. Bagi saya, ini keliru. Misalnya dalam konteks J. R de Vries dan Klaas de Vries," tutur Atep Kurnia dalam diskusi daring menjelang peluncuran buku terbarunya Riwayat Orang Eropa Beken di Kota Bandung Pada Masa Hindia Belanda, Sabtu, (25/9/2021) petang.
Buku yang bakal diterbitkan oleh ProPublica ini berisi kumpulan tulisan hasil penelusuran Atep Kurnia terhadap riwayat dan kiprah puluhan orang Eropa di Bandung. Pekerjaan mereka beragam, dari ahli bunga hingga wali kota. Tulisan-tulisan tersebut sebelumnya dimuat di situs www.bandungbergerak.id.
Dari setiap buku tentang sejarah Bandung yang dibaca, termasuk juga Bandung Baheula, Atep menemukan banyak celah data yang bisa ditelusuri kembali kebenarannya. Inilah titik berangkat bagi penulis buku Jejak-jejak Bandung (2020) itu untuk melakukan penelusuran lebih mendalam. Tujuannya tentu memberikan manfaat baru bagi pembaca dengan menyodorkan fakta-fakta sejarah.
Dalam proses penulisan jejak orang Eropa beken atau terkenal di Bandung, Atep melakukan seleksi terhadap sekitar 50-an nama. Tidak menutup kemungkinan, daftar tersebut akan bertambah panjang seiring penemuan data-data baru.
"Jadi kriteria keterkenalan itu bagaimana? Misalnya, dikenal oleh orang Bandung dan banyak disebut dalam publikasi-publikasi lama, nah itu yang menjadi salah satu penanda bagi saya," kata Atep dalam diskusi yang dimoderatori oleh pemilik LawangBuku sekaligus pegiat literasi Deni Rachman.
Baca Juga: Cornelis de Groot, Perintis Radio dari Parijs van Java
Ernest Cecil Sparkes, Orang Inggris yang Membuka Usaha di Jalan Asia Afrika
Sersan Hellerman Menjual Senapan di Jalan Braga
Hobi Berkuda di Priangan
Ada banyak temuan menarik dari penelusuran Atep Kurnia. Salah satunya terkait hiburan-hiburan orang Eropa yang menetap di Bandung. Yang paling banyak diminati di antaranya adalah berkuda. Untuk hobi satu ini, ada perhimpunan dan juga kompetisi rutinnya.
"Preanger Wedlow Society, itu perhimpunan pacuan kuda di Priangan. Saya kira itu didirikan tahun 1820-an," ungkap Atep.
Keberadaan perhimpunan berkuda di wilayah Priangan biasanya ditemukan di lingkungan perkebunan. Anggota dari kelompok berkuda ini adalah para tuan kebun, pejabat, dan petinggi-petinggi pemerintahan Hindia Belanda pada saat itu.
"Bahkan yang sangat menarik, Preanger Wedlow Society ini melibatkan para pejabat pribumi, misalnya bupati, patih, bahkan kayak wedana gitu," kata Atep.
Kegemaran berkuda para pejabat dan tuan-tuan kebun berkembang di Priangan pada pertengahan abad ke-19. Salah satu data valid mengenai kegiatan pacuan kuda di Priangan yang ditemukan Atep adalah tulisan seorang mantan bupati di Cianjur yang bernama R. A. A. Suryaatmaja.
Dari sejarah kemiliteran, diketahui di sekitar tahun 1881 sudah berdiri pusat pendidikan dan penangkaran kuda di Sukabumi. Pada tahun 1902, tempat tersebut dipindahkan ke daerah Padalarang.
Untuk memesan buku terbaru Atep Kurnia ini, pembaca bisa langsung menghubungi LawangBuku lewat akun media sosialnya. Pemesanan juga bisa dilakukan dengan menghubungi langsung nomor WhatsApp 08562009950.