• Kolom
  • Sersan Hellerman Menjual Senapan di Jalan Braga

Sersan Hellerman Menjual Senapan di Jalan Braga

Ketika Jalan Braga masih lengang, Carl August Hellerman mendirikan toko pertama di sana. Ia menjual sepeda dan melayani reparasi, lalu menyusul senapan dan amunisi.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Bangunan dan iklan Toko C. A. Hellerman di Jalan Braga. Bandung. Toko yang menjual sepeda lalu juga senapan dan amunisi ini disebut sebagai yang tertua di Jalan Braga. (Sumber: AID De Preanger-bode, 1 April 1931 dan 12 Mei 1909)

18 Juli 2021


BandungBergerak.idKonon Toko C. A. Hellerman adalah toko tertua di Jalan Braga. Klaim tersebut saya baca dari iklan AID De Preanger-bode (1 April 1931) dan tulisan dalam Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie (15 April 1936), “Bandoeng's oudste midden stander”. Dari AID terbaca kira-kira demikian: “(Toko tertua di Jalan Braga). Sejarah daerah belanja di Bandung juga berarti sejarah firma Hellerman”. Sementara dari Algemeen, “bila disebutkan yang keempat adalah Tuan Hellerman, yang berdagang senapan, sepeda, dan sejenisnya”.

Karena selalu penasaran bila belum menemukan jawaban, saya senantiasa melakukan pencarian informasi hingga dapat atau sama sekali tidak ada. Demikian pula jejak-jejak C. A. Hellerman di Jalan Braga. Saya ingin tahu nama lengkap, latar belakang, selama berusaha, dan akhir bisnisnya di Bandung. Untuk itu, saya beruntung dapat menemukan remah-remah faktanya dari koran-koran berbahasa Belanda dan situs penyedia kekerabatan, yaitu openarch.nl, myheritage.com, genealogieonline.nl, dan imexbo.nl.

Menjadi Tentara Kerajaan Hindia Belanda

Saya mulai saja dari namanya. Ternyata C. A. adalah kependekan dari Carl August. Jadi nama lengkapnya Carl August Hellerman. Ia lahir pada 18 Oktober 1856 di Badenhart dekat St Goor atau Sankt Goar, kota di tepi barat Sungai Rhine Tengah, dan masuk distrik Rhein-Hunsrück-Kreis, negara bagian Rhineland-Palatinate, Jerman. Alhasil, Hellerman adalah orang Jerman kesekian yang mengadu peruntungan di Bandung. Soalnya, bagaimana ia tiba ke Hindia bahkan ke Kota Kembang?

Salah satu kemungkinannya adalah seperti orang Jerman lainnya, ia mengadu peruntungan dulu di Belanda. Caranya mendaftar sebagai tentara Kerajaan Belanda. Ini memang terbukti dari keterlibatannya dalam operasi penumpasan pemberontakan di Lombok pada 1894. Penumpasan tersebut adalah bagian dari rangkaian intervensi Belanda di Bali dan sekitarnya, yang akhirnya menyebabkan keduanya terkolonisasi penuh sebagai bagian dari Hindia Belanda pada awal abad ke-20.

Namun, sebelum terlibat di Lombok, Hellerman nampaknya sudah aktif di Hindia. Ini terbukti dari kepulangannya ke Belanda dengan menumpang kapal Madura, dari Batavia menuju Amsterdam. Saat itu menjelang akhir 1885 atau sembilan tahun sebelum ke Lombok. Dia disebut sebagai salah satu dari 5 orang prajurit angkatan laut dan 19 orang angkatan darat yang menumpang kapal tersebut (Opregte Haarlemsche Courant, 9 November 1885). Tanggal 2 November 1885, kapal tersebut tiba di Marseille, Prancis (Java-bode, 8 Desember 1885). Barangkali Hellerman sedang mengambil cuti.

Pada awal Agustus 1886, Hellerman kembali ke Hindia Belanda dengan menggunakan kapal Utrecht dari Rotterdam, dengan jurusan Batavia (Dagblad van Zuidholland en 's Gravenhage, 3 Agustus 1886, dan Opregte Haarlemsche Courant, 5 Agustus 1886).

Sembilan tahun kemudian tersiar kabar, masih menumpang kapal Utrecht, Hellerman bersama delapan tentara lainnya baru tiba di Rotterdam pada hari Rabu atau Kamis. Dari kesembilan prajurit tersebut, tujuh orang di antaranya baru selesai mengikuti operasi di Lombok dan kembali ke Belanda untuk memulihkan kesehatannya, empat orang karena sudah habis kontrak kerjanya, dan tiga orang lagi akan ditempatkan sebagai bagian dari pasukan cadangan Hindia di Zutfen. Hellerman saat itu berpangkat sersan mayor artileri (“sergeant-majoor-geweermaker”) (Leeuwarder courant, 19 Maret 1895).

Berita tersebut anakronis dengan pernyataan di dalam iklan mengenai Toko Hellerman dalam AID. Sebab di situ disebutkan “pada 1894, Adjudant O.O. Geweermaker C. A. Hellerman mulai tinggal di Bandung, di tempat firma Savelkoul kini berdiri. Dari situ, dia pindah ke rumah berdinding bilik (anyaman bambu) di Wangsalapiweg (kemudian diganti menjadi Bragaweg atau Jalan Braga). Saat itu tidak ada seorang pun orang Eropa yang memiliki bisnis di jalan itu – lagi pula saat itu Jalan Braga masih jalan kampung, yang kanan-kiri jalannya ditumbuhi pepohonan rimbun, belum ada satu pun rumah!”

Baca Juga: Kolonel Slors Membangun Bandung
Pejabat Kereta Menjadi Wali Kota Bandung Sementara
Bertus Coops, Wali Kota Bandung Pertama

Toko Sepeda sekaligus Kursus dan Bengkelnya

Namun, terbuka juga kemungkinan sebelum ikut ke Lombok, Carl August Hellerman tinggal dulu di Bandung, paling tidak sejak 1894. Setelah operasi itu, dia cuti ke Belanda dan setelah habis, kembali ke Bandung. Bila demikian, bisnisnya di Jalan Braga tidak dimulai sejak 1894, melainkan setelah 1895. Mengenai hal ini, saya mendapati konfirmasinya dari AID (8 Februari 1897) dan De locomotief (10 Februari 1897). Dalam kedua koran itu disebutkan setelah Hellerman membuka usaha pembuatan senapan dan perkakas lainnya (“geweer en instrumentmaker”), ia membuka kursus bersepeda (“onderricht in het wielrijden”).

Dari berita tersebut, saya menduga Hellerman mulai membuka usahanya di Jalan Braga pada 1896, setelah dia kembali dari Belanda, karena AID awal 1897 mengumumkan bahwa Hellerman membuka usaha lainnya, di samping usaha yang dibukanya lebih dulu. Dengan kata lain, usahanya membuat senapan itu sudah dilakukan oleh Hellerman sebelum Februari 1897. Dari berita tersebut, saya juga mengira bahwa sepeda pada 1897 adalah barang baru di Bandung, sehingga belum banyak orang yang memiliki dan mampu mengendarainya. Dengan demikian, itu menjadi peluang bisnis bagi Hellerman yang menguasainya, karena baru saja kembali dari Eropa.

Setahun setelah berita membuka usaha kursus cara bersepeda, Hellerman menikahi Sophia Maria Susanna von Kriegenbergh (l. 1852) di Bandung, pada 19 Februari 1898. Sophia adalah anak David Emanuel von Kriegenbergh (1828-1912) dengan pasangan pribuminya, Karsija (openarch.nl, myheritage.com, genealogieonline.nl). Versi yang lebih sahih menyebutkan bahwa ayah dari S. M. S. von Kriegenbergh adalah L. Von Kriegenbergh yang lahir di Landskroun dan meninggal di Gombong, Jawa Tengah, pada 27 Oktober 1903 (De locomotief, 5 November 1903). Landskroun atau Lanskroun adalah sebuah kota di daerah Pardubice, Republik Ceko. Lanskroun berada di perbatasan tanah bersejarah Bohemia dan Moravia dan hingga 1918 masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Austria.

Betapapun, saya melihat pertalian Hellerman-Von Kriegenbergh sejatinya merupakan koneksi antarwarga yang dulunya masuk wilayah Kekaisaran Prussia atau dengan kata lain, sama-sama bangsa Jerman, yang terus terjalin hingga ke wilayah yang sangat jauh dari tempat asalnya. Ribuan kilometer di tanah jajahan bangsa Belanda: Hindia.

Selanjutnya, setahun setelah menikah, Hellerman diberitakan bukan saja mampu membuat kursus cara bersepeda dan mengutip tarif dari jasanya tersebut, tetapi ia juga ternyata mampu memperbaiki sepeda yang rusak sebaik yang dilakukan orang di Batavia atau kota besar lainnya. Menurut AID (24 Mei 1899), “Sesama warga Bandung, Tuan Hellerman membuktikan pada minggu ini bahwa perbaikan berat sepeda dapat juga dikerjakan dengan baik di Bandung kita yang kecil ini sebaik di Batavia dan kota-kota besar lainnya”.

Karena pada dasarnya Hellerman perajin ulet dan pekerja keras, menurut AID (1 April 1931), usahanya demikian pesat, sehingga dia memutuskan pindah ke sisi barat Wangsalapiweg. Di sana dia menjual sepeda. Ia menjual sepeda terkenal, Wanderer-Rijwiel, merek yang masih dijual oleh perusahaannya hingga kini (1931). Ia juga menjadi agen bagi Ned-Ind. Sportmaatschappij Houthandel (Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indie, 1899, Deel: 2).

Toko Senapan dan Hobi Menembak

Adapun soal bisnis senapan, alasannya jelas, karena Carl August Hellerman adalah mantan prajurit artileri yang terbiasa menggunakan meriam dan senjata api lainnya. Pekerjaan tersebut nampaknya terus menjadi hobi dan lahan bisnis baginya. Ihwal Hellerman menyalurkan hobi menembak dapat disimak dari keterlibatannya dalam pelbagai perlombaan yang diselenggarakan asosiasi penembak di Bandung (“Bandoengsche schietvereeniging”) saat itu. Namun, sebelum ke situ, dalam AID (1 April 1931) dikatakan, sejak 1900, Hellerman pindah lagi tempat usahanya ke sisi timur ke dekat perusahaan gas alias Gasmaatschappij dan mulai menjual senapan dan amunisinya.

Dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie (29 Mei 1901) disebutkan selama hari-hari Pentekosta, Bandoengsche schietvereeniging yang baru dibentuk menyelenggarakan kompetisi menembak. Acara tersebut diselenggarakan di lapang terbuka Ujungberung. Dalam perlombaan itu, Hellerman ikut dan berhasil menjurai kelas “Revolver-wedstrijd” atau pertandingan dengan menggunakan revolver. Pada pagi hari, 7 Juli 1902, ia mengikuti kegiatan yang sama. Ia berhasil menjuarai “een wedstrijd Mannlicher geweer” atau pertandingan dengan menggunakan senapan Mannlicher, dengan jarak 200 meter, lima kali tembakan, serta diikuti 15 peserta (AID, 8 Juli 1902). Demikian pula dalam kompetisi yang diselenggarakan pada 10 November 1902, Hellerman menjuarai “Concours Revolver” dengan jarak 30 meter dan diikuti 14 peserta (AID, 11 November 1902).

Menjelang akhir 1902 pula, Hellerman menerima sebuah otomobil yang seluruhnya dibuat di Belanda, dari cabang Simplex di Batavia. Di Batavia, kendaraan tersebut dirakit oleh mekanik ahli. Menurut kabar AID (21 Oktober 1902) selanjutnya, otomobil itu ukurannya elegan dan menyetirnya sangat mudah, tanpa menimbulkan suara berisik.

Jalan Braga, yang terletak di jantung kota, sampai saat ini menjadi salah satu daya tarik utama wisata Bandung. Salah satunya berkat keberadaan deretan bangunan tua dengan arsitektur menawan. (Foto: Prima Mulia)
Jalan Braga, yang terletak di jantung kota, sampai saat ini menjadi salah satu daya tarik utama wisata Bandung. Salah satunya berkat keberadaan deretan bangunan tua dengan arsitektur menawan. (Foto: Prima Mulia)

Braga Berkembang, Hellerman Pergi

Sementara itu, lingkungan sekitar Toko Hellerman pun turut berubah. Rumah-rumah Eropa yang masih berdinding bilik di samping toko itu dirobohkan dan akan diganti dengan rumah berbahan batu (AID, 21 Februari 1903). Warga juga meminta kepada pemerintah agar dibuatkan lagi jembatan yang ada koridor seberang Toko Hellerman, karena jalan dari Residentsweg ke Sungai Cikapundung, yang kadang-kadang sangat sesak bila kereta api lewat serta punya ruang yang lebih. Warga meminta agar dibuatkan jembatan bersuspensi (AID, 11 Mei 1904).

Selain kemajuan lingkungan di sekitar tempat berbisnisnya, Hellerman pun tambah pula meluaskan bisnisnya. Setelah ada usaha pembuatan senapan dan perkakasnya, pelajaran mengendarai sepeda dan membuka bengkelnya, serta menjajal otomotif, Hellerman juga mencoba bisnis lampu berbahan bakar gasolin, yang berwarna putih dan punya dua tipe, ada lampu tempel di dinding dan lantai (AID, 11 April 1903 dan 18 Mei 1903).

Namun, lingkungan yang tengah berubah disertai bisnis yang merangkak pesat, tidak menghalangi Carl August Hellerman menghentikan bisnisnya. Pada 19 Maret 1909, dengan titimangsa Bandung, Hellerman mengumumkan bahwa dia sementara akan meninggalkan Pulau Jawa. Selama ketiadaannya di Bandung, segala sesuatunya dikuasakan kepada F. W. H. Tuinenburg (AID, 26 Maret 1909). Ternyata menurut AID (1 April 1931), pada 1908, dia menjual bisnisnya itu kepada Martinus van den Berg.

Apakah dengan demikian, penguasaan kepada Tuinenburg pada 19 Maret 1909, berarti Hellerman sebelumnya sudah menjual tokonya dan hanya menguasakan peninggalannya di Bandung? Bisa jadi demikian. Karena dalam koran-koran Belanda, saya tidak menemukan lagi kabarnya, bahkan berita kematiannya pun tidak saya temukan, sekaligus mengandung arti dia tidak kembali lagi ke Bandung.

Bagaimana dengan Toko Hellerman? Ternyata ada kelanjutannya. Sebagaimana yang diberitakan dalam AID (1 April 1931) dan sumber lainnya (imexbo.nl), setelah berpindah tangan kepada Martinus van den Berg (1877-1945) pada 1908, toko tersebut dijual lagi kepada Leopold Theodoor Hillebrandt (1885-1972) dan Johannes Hendricus Theodorus Pieneman (1871-1945) pada 1920. Oleh mereka berdua, toko tersebut dipindahkan ke Bragaweg 37. Pada masa mereka pula, Toko Hellerman didekati Paulus Johannes Hartman, yang sangat berhasrat untuk menjual amunisi dan senapan ke sejumlah syekh dan membuka cabang di Aden/Mokalla, Yaman, yang dapat menyediakan senjata dan amunisinya.

Itulah hasil penelusuran saya atas riwayat Toko C. A. Hellerman, toko tertua di Jalan Braga, sekaligus pendirinya, Sersan Mayor Artileri Carl August Hellerman. Bagi yang penasaran, sisa-sisa riwayat toko tersebut, dapat dilihat di Jalan Braga 12a, Jalan Braga 15a, dan Jalan Braga 37. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//