• Kolom
  • Kolonel Slors Membangun Bandung

Kolonel Slors Membangun Bandung

Menjabat direktur pembangunan kota dari 1919 hingga 1921, Victor Louis Slors ada di balik derap pembangunan Bandung. Ia disebut telah membuat Bandung besar.

Atep Kurnia

Peminat literasi dan budaya Sunda

Sebagai direktur Gemeentelijk Bouwbedrijf, Victor Louis Slors menayangkan iklan pengadaan kapur dalam AID Preanger-Bode edisi 7 Mei 1919 (kiri). Potret Slors dalam koran yang sama edisi peringatan HUT Kota Bandung ke-25, 1 April 1924. (Sumber: Delpher.nl.)

11 Juli 2021


BandungBergerak.id - Sekitar tiga tahun setelah meninggalkan Bandung, ia menulis ihwal awal mula kedatangannya ke Parijs van Java dalam AID Preanger-bode (selanjutnya disingkat AID) edisi peringatan hari ulang tahun (HUT) Kota Bandung ke-25, 1 April 1931.

Paragraf pertama tulisannya kira-kira berarti: “Saya pertama kali berhubungan dengan Bandung adalah setiba dari Belanda sebagai opsir zeni pada 1895, ditempatkan di dekat Cimahi. Di sana sedang dilakukan pembangunan barak tentara selama dua tahun untuk garnisun yang akan ditempatkan di sana. Saya masih ingat betapa menyenangkannya menghabiskan akhir pekan di Bandung kala itu. Bandung bukan lagi daerah kecil, melainkan sudah menjadi kedudukan residen Priangan dan sejak 1894, kantor-kantor, bengkel-bengkel kerja dan gudang-gudang daerah operasi barat Jawatan Keretapi juga dipindahkan ke Bandung. Memang beberapa dasawarsa yang lalu, Bandung masih terbilang daerah yang benar-benar sunyi ...”

Fakta selanjutnya, yang disampaikannya, sangat menarik. Katanya, “Pada 1914, dari sudut pandang pertahanan, setelah bangunan-bangunan kantor dan permukiman para opsir didirikan, Departemen Peperangan dipindahkan dari Batavia ke Bandung, yang disusul dengan perluasan garnisun dan pemindahan usaha militer yang lebih besar, seperti Pyrotechnische Werkplaats dan Artillerie-Constructie-Winkel yang semula ada di Surabaya”. Tentu saja, yang dimaksudkan Pyrotechnische Werkplaats dan Artillerie-Constructie-Winkel sekarang dikenal sebagai Pindad di Kiaracondong.

Demikian fakta-fakta lainnya seputar perkembangan Kota Bandung. Misalnya pemindahan Lands Koepokinrichting dan Instituut Pasteur, pendirian Mulo-School, Technische School dan Hoogere Burger School, bahkan Technische Hoogeschool (ITB) yang hanya satu-satunya di Hindia Belanda. Demikian pula dengan perdagangan dan industri yang diperantarai dengan penyelenggaraan pekan tahunan oleh Vereeniging de Nederlandsch-Indische Jaarbeurs. Akhirnya, ia menyatakan bahwa perluasan penting Kota Bandung adalah sebagai akibat dari pemindahan Departement van Gouvernementsbedrijven dari Batavia pada 1921. Mula-mula induknya, disusul yang lebih kecil, seperti jawatan kereta api dan trem. Dengan demikian, secara tidak langsung, populasi orang di Bandung pun jadi meningkat.

Apakah dari uraian di atas sudah dapat ditebak, siapa yang menuliskan keterangan di atas? Bila masih belum terjawab, pada akhir tulisannya disertakan nama dan keterangan jabatannya. Dialah “V. L. SLORS” yang keterangannya “Oud-directeur van het Gemeentelijk bouwbedrijf, te BANDOENG, Gep. Kolonel titulair der Genie van het N. I. Leger” atau mantan direktur Gemeentelijk bouwbedrijf di Bandung dan pensiunan kolonel tituler zeni KNIL. Bila sudah muncul nama Slors, barangkali sudah teringat ya? Sebab, bila di mana pun kita baca tentang sejarah pembangunan Gedung Sate serta bangunan-bangunan lain di Bandung pasti akan bertemu dengan nama Slors.

Namun, bagaimana riwayat hidup dan rekam jejaknya di Bandung? Untuk menjawabnya, saya akan menelusurinya dari biodata dalam Persoonlijkheden in het Koninkrijk der Nederlanden in woord en beeld (1938: 1362), majalah Groot Bandoeng No. 3, Maret 1922, situs kekerabatan (genealogi), kemudian saya campur dengan keterangan dari koran-koran berbahasa Belanda, terutama dari AID yang terbit di Bandung.

Dari Tentara ke Direktur Pembangunan

Dari pelbagai sumber tersebut, nama lengkap di balik V. L. Slors pun terungkap. Nama lengkapnya adalah Victor Louis Slors (1874-1960). Ia lahir pada 16 Desember 1874 di Semarang, Jawa Tengah. Ayahnya, Johannes Franciscus Gerardus Slors, yang lahir pada 10 Agustus 1836, adalah pensiunan tentara KNIL berpangkat kapten, dan ibunya, Louise Theodora van Maanen, lahir pada 10 November 1838.

Pada 23 Juli 1894, setelah menempuh pendidikan militer, Slors diangkat sebagai letnan dua zeni. Namun, karena ia mengambil pendidikan militer lagi setahun, kepergiannya ke Hindia Belanda tertunda hingga 1895, sesuai dengan yang dituliskannya pada AID. Tempat dinasnya mula-mula di Cimahi. Pada 1898, di masa cuti yang dihabiskannya di Belanda, Slors menikahi Wilhelmina Sophia Johanna Hendrika Cornelia Godin (1878-1952) di Breda pada 9 Juni 1898. Hasil dari pernikahan tersebut, Slors dikaruniai Wilhelmina Gesina Louise (l. 1899, di Magelang), Christine (l. 1901, Magelang), dan Alexander Louis Theodoor (l. 1908).

Beberapa bulan setelah menikah, Slors diangkat menjadi letnan satu pada 30 September 1898. Bila melihat tempat kelahiran dua anaknya di atas, kita jadi tahu bahwa setelah cuti dan menikah di Belanda, Slors ditempatkan di garnisun Magelang, Jawa Tengah. Setelah kelahiran anaknya yang kedua, pangkatnya dinaikkan menjadi kapten pada 29 Agustus 1902. Pangkat-pangkat selanjutnya adalah mayor pada 7 Agustus 1909 dan letnan kolonel pada 17 Juli 1912. Kariernya sebagai militer berhenti pada 2 Februari 1919, dengan pangkat kolonel tituler. Namun, pada saat yang sama, dia diangkat menjadi direktur Gemeentelijk bouwbedrijf Kota Bandung hingga akhir 1921.

Apa yang menjadi latar belakang pemilihan Slors menjadi direktur pembangunan Kota Bandung saat itu? Jawabannya antara lain saya temukan pada bahasan mengenai “Het Gemeentelijk Bouwbedrijf” dalam AID yang sama. Di situ disebutkan berkat upaya Ir. P. A. Roelofsen, K. A. R. Bosscha, B. Coops dan S. A. Reitsma diputuskan bahwa Departement van Gouvernementsbedrijven akan dipindahkan ke Bandung pada 1918. Pemerintahan kolonial juga menerima mediasi dari pemerintah Kota Bandung untuk membangun gedung-gedung perkantorannya serta perumahan para pegawainya.

Pada awal 1919, ada dua kesepakatan antara pemerintah kolonial dan pemerintah Kota Bandung. Kesepakatan pertama bertalian dengan pemerintah Kota Bandung yang akan melakukan perancangan, pembangunan, dan penyewaan atau pembebasan lahan untuk perumahan para pegawai Gouvernementsbedrijven. Kesepakatan kedua, pemerintah Kota Bandung akan membangun gedung-gedung perkantoran untuk jawatan yang berkaitan dengan Gouvernementsbedrijven dan nantinya akan diserahkan kepada pemerintah kolonial sebagai sewaan.

Untuk melaksanakan kesepakatan tersebut, pemerintah Kota Bandung memperkerjakan Bouwkundig Ingenieur BOW, J. Gerber, untuk merancang bangunannya. Sementara untuk urusan rancangan perumahan para pegawainya diserahkan kepada Bouwkundig Ingenieur Kota Bandung, Ir. De Roo. Semua pekerjaan itu dilakukan oleh lembaga atau dinas pembangunan kota atau Gemeentelijk Bouwbedrijf yang akan dikepalai oleh V. L. Slors.

Sebelum secara resmi diangkat, hak dan kewajiban Slors dibahas berkali-kali dalam rapat dewan Kota Bandung. Mengenai hal ini antara lain dapat dibaca dari AID edisi 2 dan 20 Januari 1919. Dari dua edisi tersebut, diketahui Slors dipekerjakan secara tidak tetap selama lima tahun, dengan gaji sebesar 1.200 gulden per bulan, ditambah biaya kompensasi peralatan 1.500 gulden, dan lain-lain.

Baca Juga: Pejabat Kereta Menjadi Wali Kota Bandung Sementara
Bertus Coops, Wali Kota Bandung Pertama
Hotel Bandong Milik Bingel

Derap Pembangunan sebelum Malaise

Pada paruh pertama tahun 1919, sebuah kantor sementara didirikan di sekitar Tjitaroemplein. Selanjutnya dilakukan pembebasan lahan-lahan, termasuk pembuatan jalan menuju lokasi Departement van Gouvernementsbedrijven dan perumahan para pegawainya.

Victor Louis Slors juga mengiklankan pengadaan bahan-bahan bangunan, seperti kapur, untuk jangka waktu selama lima hingga enam tahun. Dalam AID (7 Mei 1919) disebutkan bahwa para calon yang dapat menyediakan kapur selama lima hingga enam tahun ke depan harus mengirimkan penawaran tertulis sebelum akhir Mei kepada direktur Gemeentelijk Bouwbedrijf, dengan alamat Frederikslaan No. 1.

Adapun pembangunan perumahan untuk para pegawai dibagi-bagi berdasarkan kelas-kelas, sehingga perancangannya berbeda-beda. Pada akhir 1919, pembangunan sepuluh rumah sudah mulai dilakukan. Gemeentelijk Bouwbedrijf difungsikan pula untuk membangun beberapa bangunan dan fasilitas Kota Bandung, seperti pada 1919 mulai membangun Gemeentelijk Ziekenhuis atau rumah sakit kota dan pada 1920 mulai membangun Gemeentelijke Ambachtsschool atau sekolah pertukangan kota. Dalam AID (6 Mei 1920) disebut-sebut bahwa sekarang sedang berlangsung pembangunan Technische Hoogeschool, Instituut Pasteur, Jaarbeurs, Gasfabriek, Gouvernementsbedrijven, kompleks perumahan kecil, pembuatan Jalan Pasir Kaliki sebelah barat, dan sekolah pertukangan yang baru.

Sebagai catatan, saat pidato pembukaan bangunan untuk Jaarbeurs pada 17 Mei 1920, Slors disebut-sebut sangat berjasa (AID, 17 Mei 1920). Kemudian Technische Hoogeschool dibuka pada 3 Juli 1920 dan sekolah pertukangan pada 5 Juli 1920 (AID, 5 Juli 1920).

Demikian pula pada peletakan batu pertama gedung Gouvernementsbedrijven pada 27 Juli 1920, Slors diberi kesempatan untuk berbicara. Saat itu ia menggarisbawahi kerja sama antara Department van Gouvernementsbedrijven dengan pemerintah Kota Bandung. Kerja sama tersebut mencapai titik temu puncaknya pada fakta bahwa pemerintah Kota Bandung mendirikan bangunan untuk departemen yang mengurusi ihwal administrasi umum itu (De Locomotief, 29 Juli 1920).

Namun, berbarengan dengan gencarnya pembangunan infrastruktur khususnya yang terjadi di sekitar kompleks Gedung Sate sekarang, di mana-mana terjadi pula kenaikan harga bahan bangunan dan gaji atau bayaran para pekerjanya, bahkan kenaikannya hampir setiap hari, dan bukan hanya di Bandung melainkan di seantero Jawa. Alhasil, pembangunan Gouvernementsbedrijven dan lain-lain itu berbiaya sangat tinggi. Keadaan ini diperparah dengan terjadinya kelesuan ekonomi (malaise) pada 1921 yang melanda Hindia Belanda, sehingga pemerintah kolonial memutuskan untuk menghentikan dulu pembangunan.

Dalam keadaan demikianlah, pada akhir 1921, Victor Louis Slors diberhentikan secara terhormat sebagai direktur Gemeentelijk Bouwbedrijf. Sebagai penggantinya, diangkatlah H. Heetjans yang sebelumnya merupakan insinyur kepala pada Gemeentedienst atau jawatan kota.

Membuat Bandung Besar

Meninggalkan Bandung, Victor Louis Slors memilih menetap di Belanda. Dalam edisi perpisahan untuknya, redaksi Groot Bandoeng, menyebut-nyebut Slors sebagai “de man, die in de werkelijke beteekenis van hetwoord Bandoeng groot gemaakt heeft” atau orang yang membuat Bandung menjadi besar dalam arti yang sebenarnya.

Redaksi mengingatkan tentang betapa semula di sekitar Sumatrastraat (Jalan Sumatra) adalah lahan terlantar. Sebelumnya Riouwstraat (Jalan Riau) merupakan jalan buntu yang panjangnya beberapa ratus meter, dan bila ada orang yang kebetulan melalui jalan itu, dia tidak mendapati apa-apa kecuali lahan luas yang membentang hingga kejauhan. Di masa tugas Slors, tanah-tanah terbengkalai itu dibuat jalan-jalan berbatu. Di masa Slors pula dibangun tempat-tempat yang sekarang menjadi permata Kota Bandung (“een sieraad is van onze stad”) yaitu Insulindepark, Molukkenpark, dan Archipelwijk.

Setiba di Belanda, Slors bekerja pada yayasan pensiunan untuk para pegawai kolonial dan setempat (Pensioenfondsen voor de Koloniale Landsdienaren en Locale ambtenaren) di Den Haag, sejak 1 April 1922. Pada 1 Februari 1923, jabatannya pada lembaga tersebut dinaikkan menjadi direktur kedua. Akhirnya, pada 1 Mei 1929, Slors diangkat sebagai direktur penuh Pensioenfondsen. Selain itu, menurut Persoonlijkheden in het Koninkrijk der Nederlanden in woord en beeld, paling tidak hingga 1938, waktu-waktu senggangnya dihabiskan untuk belajar dan membaca sastra, di rumahnya di Laan van Nieuw Oost Einde 17, Voorburg.

Kabar kematian Victor Louis Slors baru tersiar pada 1960, atau hampir 40 tahun sejak dia meninggalkan Bandung dan memilih menetap di Belanda. Slors meninggal pada 4 April 1960 di Den Haag, dalam usia 85 tahun. Kremasinya dilakukan di Den Haag pada 8 April 1960 (Het Vaderland, 8 April 1960). Alhasil, semua yang sempat dituliskannya dalam AID edisi peringatan HUT Kota Bandung ke-25 sebenarnya adalah mengenai kontribusi dirinya sendiri: Slors sebagai pembangun Kota Bandung.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//