• Kampus
  • ITB Mulai Kuliah Tatap Muka Hibrida, Unpad Siapkan PTM Akhir Oktober

ITB Mulai Kuliah Tatap Muka Hibrida, Unpad Siapkan PTM Akhir Oktober

Diselenggarakannya kuliah tatap muka untuk meningkatkan atmosfer akademik yang terhenti selama pandemi Covid-19.

Mahasiswa ITB mulai menjalankan kuliah tatap muka, Senin (27/9/2021). Hampir dua tahun sejak dimulainya pandemi Covid-19, perkuliahan tatap muka di Indonesia terhenti. (Dok. ITB)

Penulis Iman Herdiana28 September 2021


BandungBergerak.id - Setelah hampir dua tahun mayoritas mahasiswa mengikuti pembelajaran jarak jauh, kini sejumlah kampus secara bertahap mulai menjalankan kuliah tatap muka. Kampus di Bandung yang menjalankan kuliah tatap muka bulan ini antara lain ITB. Sementara Unpad akan memulai tatap muka akhir Oktober.

ITB mulai menerapkan kuliah hibrida (campuran luring dan daring) sebagai transisi perkuliahan dari daring menuju tatap muka di kampus ITB, Jalan Ganesha, No 10, Bandung, Senin (27/9/2021). Pelaksanaan kuliah tatap muka ini disambut secara formal oleh Rektor ITB Reini Wirahadikusumah dan jajarannya.

Pelaksanaan kuliah tatap muka itu disambut baik mahasiswa, salah satunya Ilham Subandoro, mahasiswa SBM, Program Studi Manajemen, semester 7, angkatan 2019. Dia senang dan bangga bisa kembali tatap muka setelah lama kuliah online.

“Pandemi justru kesempatan bukan hambatan. Perasannya bisa kembali ke kampus ITB, sangat senang dan bangga bisa ketemu dosen dan mendapatkan fasilitas secara offline, ini bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan segala potensi dan kemampuan di kampus ini,” ungkap Ilham Subandoro, mengutip laman resmi ITB, Selasa (28/9/2021).

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Jaka Sembiring mengatakan, diselenggarakannya kuliah tatap muka tersebut untuk meningkatkan atmosfer akademik. Namun dalam pelaksanaannya, ia menegaskan keselamatan bagi seluruh sivitas akademika menjadi hal yang utama.

“Kegiatan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) ini bukan bersifat euforia melainkan telah diukur untuk meningkatkan dan membangun kembali atmosfer akademik,” ujar Jaka Sembiring.

Menurutnya, selama kurang lebih 18 bulan ITB menjalankan perkuliahan secara daring disebabkan pandemi Covid-19, tentu terdapat pengaruhnya bagi capaian pembelajaran (learning outcomes). Namun kuliah tatap muka belum bisa diselenggarakan secara sekaligus. Untuk semester ini, ITB memprioritaskan untuk kegiatan praktikum, workshop, kuliah lapangan, atau kegiatan-kegiatan yang experiential learning.

Prioritas kedua adalah mahasiswa yang akan melaksanakan sidang. Mengenai kebutuhan referensi buku kuliah, ITB telah membuka perpustakaan yang dibatasi dengan kapasitas 25 persen.

Sivitas ITB juga diingatkan untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Terlebih mahasiswa bisa menjadi contoh bagi masyarakat dalam penerapan prokes.

“Kami mendorong semua sivitas akademika untuk menjadi duta prokes sehingga disiplin dalam pelaksanaan PTM dapat menjadi contoh bagi warga di sekitar,” ujarnya.

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah menambahkan, kegiatan PTM ITB telah dipersiapkan matang dan mengikuti setiap peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tim Satgas Covid-19 ITB terus menjalin koordinasi di internal dan dengan pihak eksternal. Dalam pelaksanaan PTM, ITB akan senantiasa mengevaluasi kalau terdapat hambatan.

Reini menyebut, pandemi Covid-19 tidak membuat tri darma perguruan ITB tidak jalan. Menurutnya, selama 18 bulan tidak belajar di kampus, tri darma perguruan tinggi tetap jalan sambil tetap mewaspadai penyebaran pandemi.

“Selama waktu itu, kegiatan seperti pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat telah dilakukan. Learning outcomes secara umum memadai,” lanjutnya.

Wajib Sudah Divaksin

ITB mewajibkan mahasiswa sudah divaksin minimal satu kali untuk bisa memasukki kampus. Berdasarkan hasil survei, sekitar 70 persen mahasiswa sudah divaksin. Namun bagi yang belum, ITB mengingatkan untuk segera vaksin karena hal tersebut merupakan kewajiban pribadi setiap mahasiswa.

“Banyak program vaksinasi di luar, namun bisa dibantu oleh ITB untuk menyalurkan vaksinasi Covid-19. Mulai hari ini kita membiasakan kebiasaan baru, Lindungi ITB, kita peduli, kita lindungi sivitas ITB membiasakan kebiasaan baru,” jelasnya.

Baca Juga: Euforia Warga semakin Tampak, Pemkot Bandung Perlu Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Menimbang Penghargaan Bidang Gender di Tengah Lonjakan Kasus Kekerasan pada Perempuan selama Pagebluk
Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Masih ada Kasus Aktif, Tetap Disiplin Prokes

Kamus Universitas Padjadjaran (Unpar), Bandung, Kamis (16/9/2021). Unpad menjadi salah satu kampus di Indonesia yang menjalin kemitraan dengan LPDP. (Foto: Miftahudin Mulfi/BandungBergerak.id)
Kamus Universitas Padjadjaran (Unpar), Bandung, Kamis (16/9/2021). Unpad menjadi salah satu kampus di Indonesia yang menjalin kemitraan dengan LPDP. (Foto: Miftahudin Mulfi/BandungBergerak.id)

Unpad Mulai PTM Akhir Oktober

Berbeda dengan ITB yang sudah memulai perkuliahan tatap muka, Unpad memilih pembelajaran tatap muka secara terbatas pada akhir Oktober 2021. Rencana ini sejalan dengan instruksi Kemendikbudristek mengenai pembukaan kampus secara bertahap di wilayah yang masuk PPKM level 1 - 3.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Arief S. Kartasasmita mengatakan, untuk sementara, pembukaan pembelajaran tatap muka didahulukan untuk kegiatan laboratorium atau praktikum yang membutuhkan perolehan keterampilan (skill acquisition) yang tidak dapat diselenggarakan secara daring.

“Untuk kegiatan tatap muka di kelas, perkuliahan akan tetap dilakukan secara daring,” kata  Arief S. Kartasasmita, mengutip laman resmi Unpad.

Syarat bagi mahasiswa Unpad mengikuti kegiatan laboratorium atau praktikum dalam kampus adlaah mendapatkan izin penuh dari orang tua. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat izin orang tua atau kesulitan transportasi menuju kampus, Unpad akan memberikan fasilitas praktikum secara daring atau memberikan keringanan untuk menunda kegiatan tersebut di tahun depan tanpa dikenai sanksi dari sisi kredit atau masa studi.

Syarat lain adalah mahasiswa harus sudah tuntas melakukan vaksinasi Covid-19 dan datanya tercatat pada aplikasi PeduliLindungi. Hal ini diperlukan karena ke depan untuk dapat masuk ke dalam kampus Unpad, mahasiswa wajib mengisi aplikasi AMARI dan melakukan check in melalui aplikasi PeduliLindungi.

Sementara itu untuk kesiapan sarana, Unpad akan mengatur jumlah mahasiswa yang berada di laboratorium, serta memadatkan waktu pembelajaran sehingga mahasiswa tidak perlu ada di sekitar kampus Unpad sepanjang semester.

“Kita batasi dengan mengikuti protokol kesehatan. Kita akan atur agar pelaksanaan praktikumnya sekitar 1-2 bulan saja,” imbuhnya.

Unpad juga mempersilakan mahasiswa yang berasal dari luar Sumedang atau Bandung Raya yang tidak memiliki tempat bermukim untuk menggunakan asrama dalam kampus sebagai lokasi singgah selama mengikuti kegiatan laboratorium atau praktikum.

Bagi mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhir dan membutuhkan kehadiran fisik di kampus maupun mahasiswa Pascasarjana dalam jumlah terbatas, akan dilakukan juga penjadwalan kehadiran dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Persiapan lainnya adalah pelaksanaan vaksinasi yang menyeluruh. Dalam mendukung percepatan pembukaan kampus, Unpad telah berhasil melaksanakan vaksinasi bagi mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, keluarga dosen dan tenaga kependidikan, hingga masyarakat di sekitar kampus Bandung dan Jatinangor.

Vaksinasi dilaksanakan oleh tim Satgas Covid-19 bersama sejumlah relawan mahasiswa. Rangkaian kegiatan vaksinasi tersebut sudah dilakukan mulai 24 Juli hingga 12 September. Hal ini merupakan upaya kontribusi Unpad dalam mendukung percepatan vaksinasi di wilayah Jawa Barat sekaligus mendukung pencapaian kekebalan komunitas (herd immunity) di wilayah sekitar kampus.

Unpad juga mengingatkan meski ada kebijakan pelonggaran membuka kampus, mahasiswa tetap wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Untuk memperkuat upaya pencegahan, Unpad akan membentuk tim champion yang berasal dari mahasiswa sebagai bagian dari “Champion Covid Unpad” yang telah lebih dahulu dibentuk.

Para champion tersebut bertugas untuk menumbuhkan perhatian dan kewaspadaan sesama mahasiswa mengenai Covid-19 dan upaya pencegahannya. Setiap fakultas akan ada tim champion yang melakukan pencegahan Covid-19.

“Mohon disikapi dengan bijak dan bertanggung jawab agar tidak menimbulkan klaster baru di Unpad,” kata Arief. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//