• Berita
  • Pemkot Bandung Melepas Ikan ke Sungai Cipamokolan, Warga Melempar Keraguan

Pemkot Bandung Melepas Ikan ke Sungai Cipamokolan, Warga Melempar Keraguan

Penataan bantaran Sungai Cipamokolan oleh Pemkot Bandung bukan kali pertama dilakukan. Bukan hanya seremonial, warga berharap program ini berdampak signifikan.

Warga melintas di muara Sungai Cipamokolan dengan Sungai Citarum, yang tercemar oleh limbah dan sampah, di Desa Tegalluar, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Minggu (19/9/2021). Di beberapa titik di Kota Bandung, sungai ini sering meluap dan menggenangi rumah-rumah warga pada musim penghujan. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Bani Hakiki5 Oktober 2021


BandungBergerak.id - Wali Kota Bandung Oded M. Danial bersama wakilnya Yana Mulyana meresmikan penataan bantaran Sungai Cipamokolan yang mengalir di antara Kecamatan Arcamanik dan Kecamatan Antapani, Selasa (5/10/2021) siang. Warga menanggapinya dengan ragu. Program atau proyek seperti ini bukan yang pertama, dan terbukti masalah lingkungan akan terus berulang.

Kawasan di sekitar bantaran itu sering tergenang air Sungai Cipamokolan yang meluap setiap kali hujan deras mengguyur. Termasuk rumah-rumah warga. Penyebabnya, penumpukan sampah dan sedimentasi tanah yang membuat sungai kian dangkal.

“Kita terus menata sebanyak-banyaknya bantaran sungai yang mengalir melintasi Kota Bandung, satu per satu. Masih banyak yang nanti kita resmikan, 41 sungai yang melintasi Bandung urang geulisan babarengan (kita percantik bersama),” tutur Oded dalam acara yang, seperti banyak dilakukan sebelumnya, ditandai dengan pelepasan ikan ke sungai.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung telah melakukan pengerukan dasar sungai untuk memperbesar daya tamping air. Instalasi jalur irigasi dibangun untuk menahan volume air yang meluap ketika hujan deras. Di sekeliling bantaran Sungai Cipamokolan itu, Pemkot Bandung juga membangun beberapa ruang publik untuk menunjang aktivitas warga sekitar.

Permasalahan banjir di Kota Bandung, sebagaimana diketahui, tidak hanya terjadi akibat kondisi sungai setempat. Akar permasalahan dimulai dari kondisi hulu di kawasan Bandung utara yang menderita alih fungsi lahan dengan laju yang cepat sehingga memperbesar potensi banjir dan longsor.

Oded mengungkapkan, rencana normalisasi sejumlah sungai yang melintasi Kota Bandung membutuhkan kerja sama yang solid di antara pemangku kebijakan. Ia mengaku telah berkolaborasi dengan para pejabat kewilayahan di Bandung Raya untuk memberantas permasalahan banjir hingga ke akarnya.

“Tidak kalah pentingnya, di Kota Bandung sedang berjalan dan bergerak terus kolaborasi kekuatan antara (pejabat) kewilayahan di sekitar Bandung dan juga masyarakatnya,” tuturnya.

Oleh warga, program penataan bantaran Sungai Cipamokolan kali ini diharapkan bisa memberikan dampak signifikan. Mereka tidak ingin khawatir bakal kembali kebanjiran selama musim hujan berlangsung.

Baca Juga: Pembangunan Kolam Retensi Kota Bandung Habiskan Dana Puluhan Miliar Rupiah, Warga masih Khawatir Banjir
Kota Bandung: Musim Kering Krisis Air, Musim Hujan Terancam Banjir
Bandung Kota Rawan Bencana (2): Banjir dan Krisis Air Bersih

Simbolisasi Ikan dan Keraguan Warga

Program penataan bantaran Sungai Cikapundung ditandai dengan acara pelepasan ikan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial dan wakilnya Yana Mulyana. Simbolisasi ini, oleh sebagian warga, disebut sebagai ironi karena air sungai itu dalam kesehariannya masih sering tercemar limbah pabrik.

Menurut warga, program atau proyek normalisasi Sungai Cipamokolan ini bukan yang pertama kalinya dilakukan. Bahkan hampir setiap tahun bergulir program-program serupa meski tanpa acara peresmian. Namun, pengerukan tanah dan penataan sungai di kawasan tersebut tak pernah memberikan dampak yang signifikan.

Yandi (41), warga RW 22 Kelurahan Antapani Kidul, menyebut permasalahan lingkungan di sungai Cipamokolan tidak hanya banjir tapi juga pencemaran air. Kondisi air di sungai tersebut tidak lagi bisa dimanfaatkan warga karena banyak limbah pabrik yang terbawa dari daerah lain dan mengeluarkan bau tidak sedap.

“Dari dulu juga udah sering dirombak, dibenerin katanya tapi tetap weh banjir kalau hujan gede (deras) mah,” ujarnya.

Menurut Yandi, Pemkot Bandung seharusnya lebih jeli dalam menentukan kebijakan penataan lingkungan sungai. Yang seharusnya dipentingkan bukan tampilan luarnya saja, tapi betul-betul perbaikan mutu lingkungan secara menyeluruh.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//