• Cerita
  • Menonton Bioskop Bersama Teman Difabel Bandung, Berharap Fasilitas Publik yang Ramah Disabilitas

Menonton Bioskop Bersama Teman Difabel Bandung, Berharap Fasilitas Publik yang Ramah Disabilitas

Berkumpul dan menonton bioskop menjadi hiburan bukan hanya bagi anak-anak disabilitas, namun juga bagi para orang tua yang sehari-hari melayani mereka.

Program Nonton Sinema Inspirasi, sebuah acara nonton bioskop bersama teman disabilitas di Studio XXI BTC, Bandung, Rabu (21/9/2022). (Foto: Mawaddah Daniah/BandungBergerak.id)*

Penulis Mawaddah Daniah23 September 2022


BandungBergerak.idBagi penyandang disabilitas khususnya tunadaksa, bioskop bukanlah fasilitas publik yang bisa mereka jangkau. Ketiadaan akes membuat mereka banyak menghadapi kesulitan. Jangankan masuk ke dalam bioskop, untuk masuk gedung pun tidak akan mudah.

Tetapi lewat program Nonton Sinema Inspirasi, rasa penasaran atau kerinduan mereka menonton layar lebar bisa sedikit terpenuhi. Acara ini digagas Pemberdayaan Kolektif Disabilitas Berat (Spice) dan Komunitas Peduli Anak Spesial (KPAS) Indonesia di Studio XXI BTC, Bandung, Rabu (21/9/2022).

Pada acara nonton bareng ini, Spice dan KPAS Indonesia menggandeng 154 teman disabilitas dari berbagai komunitas disabilitas se-Bandung Raya. Orangtua mereka pun turut diundang menyertai anak-anak mereka yang spesial. Film yang disuguhkan berjudul “Miracle in Cell No.7”.

Menurut Sompong, salah satu orang tua penyandang disabilitas, kegiatan berkumpul dan menonton bersama disabilitas lainnya menjadi sebuah hiburan bukan hanya bagi anak-anak, namun juga bagi para orang tuanya.

Sompong mengaku momen ini sebagai kesempatan langka di tengah segala kendala yang dihadapi orangtua selama mengurus anak mereka.

“Kegiatan ini positif sekali ya, ini jadi hiburan bagi kita orang tua karena ketika acara itu selesai kita kembali kerumah masing-masing, kembali ke kehidupan yang harus mendampingi putra putri itu dirasa cukup berat ya, pasti berat ya semuanya mental, fisik, dsb kita bener-bener diuji ya. Jadi, ketika ada kegiatan seperti ini jadi hiburan bagi orang tua yang mempunyai anak disabilitas,” ungkap Somping.

Nonton Sinema Inspirasi bersama teman difabel baru kali ini bisa terselenggara kembali setelah sebelumnya selama 2 tahun harus terhenti karen pandemi Covid-19.

Fahdi Hasan, Konsultan Komunitas Peduli Anak Spesial menyatakan, menonton bersama ini bertujuan untuk mengadvokasi ruang serta fasilitas publik agar ramah aksesibilitas bagi teman-teman penyandang disabilitas.

“Jadi kita berusaha membuat ruang-ruang bukan hanya sekedar ruang alternatif, tapi ruang homey buat kita-kita sendiri dan temen-temen individu spesial (disabilitas) ini gitu,” ucap Fahdi.

Selama ini, fasilitas publik cenderung belum memadai bagi para penyandang disabilitas. Banyak penyandang disabilitas yang kesulitan mengakses dan menggunakan fasilitas publik di ruang publik pada kehidupan sehari-hari.

Padahal regulasi ruang publik bagi penyandang disabilitas sudah ada. Sebut saja Peraturan Menteri PU No.30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, setiap fasilitas dan aksesibilitas dapat diakses dan digunakan oleh semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia.

Baca Juga: Cimahi Dijanjikan Menjadi Kota Ramah Disabilitas
Transpuan, Penyandang Disabilitas, dan Persma Berbicara: Jurnalis Mendengarkan
ITB Terima 1.716 Calon Mahasiswa Termasuk Penyandang Disabilitas dan Lulusan Paket C

Program Nonton Sinema Inspirasi, sebuah acara nonton bioskop bersama teman disabilitas di Studio XXI BTC, Bandung, Rabu (21/9/2022). (Foto: Mawaddah Daniah/BandungBergerak.id)*
Program Nonton Sinema Inspirasi, sebuah acara nonton bioskop bersama teman disabilitas di Studio XXI BTC, Bandung, Rabu (21/9/2022). (Foto: Mawaddah Daniah/BandungBergerak.id)*

Membangkitkan Rasa Percaya Diri Penyandang Disabilitas

Misi dari KPAS pada kegiatan ini untuk membangkitkan semangat disabilitas agar lebih percaya diri saat berada di ruang publik dan menikmati fasilitas publik seperti masyarakat umum lainnya. Pendamping dan komunitas bergerak hanya untuk mengantar teman disabilitas berkarya dan mencetak prestasi, yang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Spice dan KPAS mengungkapkan bahwa kegiatan ini dikemas untuk menunjukkan karya dan keahlian teman-teman disabilitas. Mereka diikutsertakan dengan hal-hal kecil seperti pembuattan desain banner dan juga menjadi Master Ceremony (MC).

“Harapan kami adalah mereka itu punya karya yang bisa meningkatkan kesejahteraan hidup mereka artinya mereka menjadi sebuah lahan pekerjaan bukan sebatas mereka itu dibelaskasihani saja itu harapan kita,” tutur Diana, Ketua Komunitas Peduli Anak Spesial.

Tim komunitas juga akan segera membuat acara kegiatan yang bisa mengembangkan kemampuan dan memperlihatkan karya teman-teman disabilitas kepada masyarakat umum di ruang publik. Disabilitas juga berkompeten pada karya yang mengarah ke kegiatan seni.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//