CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #8: Menilik Kembali Dinamika Proyek Jalur Kereta Api Ganda Bandung-Cicalengka
Di balik berlangsungnya proyek jalur kereta api ganda Bandung-Cicalengka, menimbulkan keresahan bagi bagi warga Kampung Babakan Dka.
Andrian Maldini Yudha
Pegiat Literasi di RBM Kali Atas
12 Oktober 2022
BandungBergerak.id - Semenjak bergulirnya pembangunan jalur kereta api ganda Bandung-Cicalengka di Kampung Babakan Dka pada awal bulan Januari 2022 lalu, kini secara bertahap armada alat-alat besar sudah mendarat untuk meratakkan tanah yang menjadi sasaran pembangunan jalur kereta api baru.
Sebagian besar tanah yang menjadi sasaran pembangunan sudah mulai dikeruk hingga menyisakan gumpalan-gumpalan tanah basah. Gemuruh mesin dari excavator begitu menggema di Kampung Babakan Dka, Cicalengka, dan beberapa pekerja proyek begitu sibuknya berlalu-lalang guna meninjau keberlangsungan proyek.
Besi-besi pembatas pun sudah mulai berdiri menjulang sebagai penanda sekaligus pembatas area proyek pembangunan yang tak sembarang warga boleh memasukinya, tentunya guna keamanan dan kenyamanan keberlangsungan proyek tersebut.
Proyek kereta api ini rupanya menjadi sebuah kabar gembira bagi sebagian orang, khusunya warga Kampung Babakan Dka. Berkat adanya proyek ini mereka bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Alhasil, hal ini tentu sangat membantu warga Kampung Babakan. Mengingat warga Kampung Babakan yang sebagian besar gamang dengan pekerjaan alias pengangguran, kini mereka bisa ikut andil bekerja di proyek tersebut.
Bukan hanya tersedianya lapangan pekerjaan saja, rupanya momentum proyek jalur kereta api ganda ini juga dimanfaatkan oleh beberapa pedagang. Mereka bisa dengan gamblang mengasongkan serta menawarkan barang dagangan mereka kepada para pekerja proyek, hal ini juga tentu menjadi sebuah berkah tersendiri bagi para pedangang.
Akan tetapi, di balik adanya proyek jalur kereta api ganda Bandung-Cicalengka yang berhasil memperkecil skala angka pengangguran di Kampung Babakan Dka, rupanya menyisakan kepelikan. Setelah sebelumnya warga Kampung Babakan Dka harus mereguk pilu karena harus merelakkan tempat tinggalnya oleh proyek tersebut, kini mereka harus kembali mengalami ketidaknyamanan dengan adanya proyek tersebut. Ketidaknyamanan apakah itu? Marilah kita telusuri ringkihan dan jeritan dari warga Kampung Babakan Dka terkait dengan adanya proyek ini.
Jalanan Alternatif Warga yang Rusak dan Ancaman Banjir
Di balik keberlangsunggan proyek jalur kereta api ganda Bandung-Cicalengka, rupanya hal ini dirasa petaka oleh beberapa warga Kampung Babakan Dka. Hal ini bukan terjadi tanpa sebab. Akibat dari proyek itu, Jalanan Alternatif yang biasa digunakan warga untuk lalu-lalang kini terpampang menjadi rusak.
Hal ini disebabkan akibat dari beralu-lalangnya kendaraan-kendaraan berat yang setiap kali melewati jalanan alternatif warga. Setiap harinya, kendaraan-kendaraan seperti truk pengangkut pasir, truk pengangkut batu, truk pengangkut besi, dan excavator melewati jalanan tersebut.
Jalanan beraspal sepanjang kira-kira 700 meter itu sering digunakan oleh warga. Jalanan tersebut terbentang sebagai penghubung antara Kampung Babakan Dka untuk pergi ke jalan raya utama yaitu Jalan Raya Majalaya-Cicalengka. Akan tetapi, kini warga Kampung Babakan Dka hanya tinggal bisa meratapi jalan alternatif tersebut. Jalanan beraspal yang tadinya mulus kini rusak. Batu-batu aspal yang tadinya merekat rapi kini luluh-lantah dan terpencar ke mana-mana. Kini jalan alternatif itu menyisakan lubang-lubang dan dipenuhi oleh air yang menggenang.
Apa yang menyebabkan jalanan alternatif warga menjadi rusak? Hal ini diakibatkan oleh armada-armada proyek yang setiap kali pulang-pergi menggunakan jalan milik warga tersebut. Kendaraan-kendaraan proyek seperti truk dan excavator adalah kendaraan yang memiliki bobot berat yang sangat besar. Hal inilah yang menjadi penyebab utamanya.
Idealnya kendaraan-kendaraan berat mestinya melintas di jalan yang terbuat dari beton sehingga jalanan yang berbahan dasar beton mampu untuk menahan bobot berat dari kendaraan berat. Mengingat jalan alternatif di Kampung Babakan Dka, terbuat dari bebatuan aspal biasa tentu daya tahannya tidak akan mampu untuk menahan bobot berat dari kendaraan-kendaraan seperti truk dan excavator. Alhasil, kini aspalnya terkelupas, retak, dan menyisakkan lubang-lubang.
Kini, jalan milik warga sudah tidak nyaman dan aman untuk di pakai. Mengingat jalan alternatif itu pula selalu dipakai bermain oleh anak-anak setempat. Kini anak-anak harus lebih waspada dan orang tua harus lebih bermawas rasa dalam mengawasi buah hatinya. Jalanan yang berlubang tentu berpotensi menyebabkan kaki tersandung dan jatuh ke hamparan aspal yang berkerikil.
Tidak hanya itu, alat excavator pun mulai mengeruk dan mengikis tanah yang menjadi sasaran pembangunan jalur kereta api ganda. Gumpalan-gumpalan tanah pun mulai menggumpal di setiap sudut area proyek itu. Akibatnya, gundukan-gundukan tanah itu menyumbat aliran selokan yang ada di area sekitar proyek. Sehingga, hal ini dapat berpotensi menjadi biang keladi kebanjiran.
Mengingat akhir-akhir ini sudah memasuki musim penghujan, maka setiap kali hujan mengguyur Kampung Babakan Dka, gumpalan-gumpalan tanah pun terciprat oleh air hujan hingga menjadikan gumpalan tanah tersebut menjadi basah dan licin yang tentu berbahaya dan dapat berpotensi menyebabkan orang tergelincir.
Tak dinyana, hal ini tentu sangat membuat risau warga. Selain warga harus merelakkan jalan alternatifnya yang rusak, mereka juga harus siap siaga serta menyemai rasa waspada dengan ancaman banjir yang membayang akibat dari gumpalan-gumpalan tanah yang menyumbat selokan. Walaupun sejauh ini belum pernah terjadi kebanjiran, akan tetapi sikap antisipasi sangat diperlukan. Tanah yang telah terkikis habis sudah purna menutupi aliran selokkan di Kampung Babakan Dka. Implikasi dari selokkan yang tersumbat tentu akan menghambat saluran air hingga menyebabkan kebanjiran.
Anehnya pihak penyelenggara proyek jalur kereta api ganda tidak begitu memperhatikan dampak ini. Mereka dengan leluasanya fokus bekerja pada proyek tersebut, tanpa menimbang atau bahkan menaruh rasa simpati yang menimpa warga Kampung Babakan Dka.
Tidak adanya sebentuk upaya nyata atau sebentuk solusi untuk menghadapi kegamanggan yang di hadapi warga dari pihak penyelenggara proyek, membuat warga tidak tahu harus melakukan apa dan menimpakan rasa kekhawatiran mereka pada siapa. Sehingga hal ini menjadikan warga dalam kondisi yang terjepit dan menjerit atas kondisi yang mereka alami.
Banyak di antara warga yang mengeluhkan rasa ketidakadilan yang menikam mereka. Selain ancaman banjir yang siap membayang dan mengancam kapan pun, serta jalanan yang sudah terpampang rusak, mereka mengeluhkan polusi yang mengkontaminasi udara mereka. Akibat dari kerukkan tanah dan gemuruh mesin-mesin proyek, hal itu menjadikan udara di sekitar menjadi keruh.
Tentu polusi yang sudah terkontaminasi akibat dari dampak proyek tersebut sangat berbahaya untuk dihirup, apalagi bila dihirup oleh anak-anak. Mengingat banyak warga setempat yang masih memiliki balita. Mereka khawatir akan kesehatan anak mereka karena area Kampung Babakan Dka kini dipenuhi oleh polusi yang tentu sangat mengancam bagi kesehatan manusia, terlebih akibat dari polusi ini dapat mengancam daya tahan tubuh anak dan membuat anak-anak jatuh terkapar sakit.
Baca Juga: CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #5: Nuansa Menjadi Mahasiswa Universitas Masoem
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #6: Denyut Keroncong di Cicalengka
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #7: Semerbak Aroma Kopi Cicalengka
Adakah Solusi yang Bisa Mengantisipasi Petaka Ini?
Rupanya di balik berlangsungnya pelaksanaan proyek jalur kereta api ganda Bandung-Cicalengka, hal ini menimbulkan petaka bagi sebagian orang, khususnya bagi warga Kampung Babakan Dka. Bagaimana tidak? Mereka yang bermukim di sekitar area proyek dituntut harus bisa beradaptasi dengan gemuruh mesin yang mengepul, dengan jalanan yang rusak, serta ancaman banjir yang siap mengancam kapan pun.
Mereka harus bisa berintegrasi dengan lingkungan baru yang tidak mereka alami sebelumnya. Kegaduhan dari mesin-mesin proyek begitu memekakan telinga, dan udara yang keruh sudah mengangkasa di langit-langit Kampung Babakan Dka. Alhasil, mau tidak mau warga harus menerima kondisi ini tanpa bisa menyangkal karena proyek jalur kereta api ganda diproteksi hak paten yang tidak mungkin digugat oleh warga.
Apalagi berlangsungnya proyek jalur kereta api ganda ini tidak akan rampung dalam waktu yang singkat, melainkan proyek ini akan memakan waktu hingga bertahun-tahun lamanya. Maka selama bertahun-tahun itu pula warga Kampung Babakan Dka harus menahan deritanya apabila tidak ada upaya kongkret dan kesadaran dari pihak penyelenggara proyek untuk menanggulangi persoalan ini. Mengingat mereka begitu apatis dan tidak menggubris sama sekali persoalan ini.
Lantas adakah solusi untuk menghadapi perosalan ini? Tentu saja pasti ada. Andai kata pihak penyelenggara proyek jalur kereta api ganda mempertimbangkan dan bertindak dengan penuh perhitungan dalam hal pelaksanaan proyeknya, sudah barang tentu hal-hal nestapa yang menimpa warga tidak akan dialami oleh mereka. Seaindanya mereka membuat jalur alternatif lain khusus untuk kepentingan lalu-lalang kendaraan berat guna kepentingan proyek, maka jalanan alternatif milik warga tidak harus hancur luluh-lantah seperti ini.
Andai kata mereka mengakomodasi saluran air (selokkan) baru untuk warga, maka tidak perlu ada saluran air yang harus tersumbat oleh gumpalan-gumpalan tanah yang tentu satu waktu bisa menjadi momok yang menakutkan bagi warga. Hasilnya kini warga merasa gelisah akan saluran-saluran air yang tersumbat akibat dari kikisan-kikisan tanah yang telah dikeruk. Tentu, ini menjadi sebuah ancaman yang nyata bagi warga bilamana saluran air sudah tidak dapat lagi mengalir maka satu waktu banjir pasti akan datang menghampiri kalau hal ini tidak cepat-cepat disiasati.
Untuk itu, peninjauan serta evaluasi mesti dilakukan oleh pihak penyelenggara proyek dalam menyikapi persoalan ini guna mencegah ancaman-ancaman bencana yang akan berdampak langsung pada warga. Pihak penyelenggara proyek mulai dari sekarang harus menggubris persoalan ini. Karena jika tidak, maka akan menimbulkan bencana yang parah.
Dengan pihak penyelenggara proyek mulai memikirkan sebuah solusi untuk mengakomodasi sebuah jalur alternatif lain guna kepentingan keberlangsunggan proyek, maka jalanan yang rusak dan berlubang tentu tidak akan bertambah kian parah. Selain itu, alangkah baiknya bilamana pihak menyelenggara proyek mulai membuat sebuah aliran air (selokkan) di sekitar area proyek, menginggat kini saluran air di Kampung Babakan Dka sudah tersumbah oleh gumpalan-gumpalan tanah yang satu waktu dapat mendatangkan kebanjiran.
Maka, sebelum itu terjadi langkah antisipasi sudah dipersiapkan dari sekarang. Dengan pihak penyelenggara proyek membuat saluran air yang baru untuk warga, maka hal itu adalah langkah yang tepat guna mencegah kebanjiran yang satu waktu dapat datang tak diduga-duga.