• Kolom
  • CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #9: Kerja Lingkar Kopi Cicalengka Menciptakan Ekosistem Kopi Lokal

CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #9: Kerja Lingkar Kopi Cicalengka Menciptakan Ekosistem Kopi Lokal

Lingkar Kopi Cicalengka menjadi wadah berbagi dan bergotong-royong anak-anak muda yang menggeluti usaha kopi. Bisa berperan besar mengembangkan potensi kawasan.

Nurul Maria Sisilia

pegiat literasi di Rumah Baca Kali Atas yang tergabung dalam komunitas Lingkar Literasi Cicalengka, bisa dihubungi di [email protected]

Kopi Bekjul setia menyapa warga yang beraktivitas setiap hari Minggu di Bukit Candi Cicalengka, Kabupaten Bandung. Di hari Jumat, kopi unik ini disajikan gratis kepada jemaat di Masjid Agung Cicalengka. (Foto: Nurul Maria Sisilia)

26 Oktober 2022


BandungBergerak.id - Di tengah lalu-lalang warga yang berlari pagi di Bukit Candi Cicalengka, seorang lelaki muda mengeluarkan sejumlah perangkat kopi yang kemudian ia tata sedemikian rupa di atas motor bekjul kuningnya. Ia mulai meracik kopi tersebut untuk kemudian disajikan. Tak lama setelah ia selesai mempersiapkan kopi, orang-orang berdatangan untuk membeli secangkir kopi olahannya.

Adam nama anak muda itu. Sudah sejak 2020, mengarungi dua tahun pandemi, ia menjajakan kopinya dengan motor bekjul. Itulah sebabnya ia dikenal dengan julukan Adam Kopi Bekjul.

Adam merupakan bagian dari komunitas Lingkar Kopi Cicalengka. Ia bersama kawan-kawannya sesama pegiat kopi melihat potensi kopi di daerahnya begitu mumpuni. Terlebih, saat kedai-kedai kopi mulai ramai berdiri di Cicalengka dalam kurun 2017-2018.

Lahirnya Kedai-kedai Kopi

Adam pada mulanya adalah seorang barista di sebuah kafe. Ia memilih hengkang untuk kemudian memulai sendiri usahanya. Ide berjualan kopi dengan bekjul telah tercetus sejak 2018, tapi baru bisa diwujudkan dua tahun setelahnya. Tak disangka, ide tersebut menjadi sorotan dan ciri khas yang membuatnya berbeda dari usaha kopi lain. Tak sekadar berjualan dengan bekjul, Adam menawarkan sensasi kopi a la kafe meski dijual di pinggir jalan.

Setiap Senin sampai Sabtu, Adam menggelar lapak jualannya di depan kantor Kecamatan Cicalengka mulai pukul tujuh pagi sampai dengan 11 siang. Di hari Minggu, ia berpindah ke Bukit Candi Cicalengka.

Khusus di hari Jumat, ia membuka lapak kopi gratis di depan Masjid Agung Cicalengka. Ia membagikan 100 cangkir kopi serta 50 roti bakar secara cuma-cuma bagi para jemaah yang selesai melaksanakan salat Jumat.

Selain Kopi Bekjul milik Adam, ada beberapa kedai kopi unik lain yang lahir di Cicalengka. Menurut penuturan Fajar Nuriman, sampai saat ini terdapat sekitar 28 kedai kopi.

Beberapa kedai kopi memiliki ciri khas yang menonjol. Kedai Bonafe, sebagai contoh, memiliki ciri sebagai kedai ramah lingkungan. Kedai ini memperkenalkan konsep daur sampah dan minim penggunaan plastik.

Terdapat pula kedai-kedai kopi yang berbasis komunitas. Artinya, kedai tersebut lahir dan dihidupkan oleh adanya sinergi dengan komunitas, seperti Kuys Ngopi. Kedai ini menjadi tempat bercengkerama para seniman keroncong Cicalengka.

Ada juga kedai yang mengusung ruang seni, seperti Keramiku Café. Selain menawarkan kopi dan aneka panganan, kedai ini juga menyuguhkan keindahan seni kriya lewat sebuah galeri keramik di halaman depan.  

Hadi Miftahul Falah berfoto dengan hamparan biji kopi Cicalengka yang ia olah. (Foto: Nurul Maria Sisilia)
Hadi Miftahul Falah berfoto dengan hamparan biji kopi Cicalengka yang ia olah. (Foto: Nurul Maria Sisilia)

Para pengolah kopi

Berawal dari obrolan tentang kopi dengan seorang kawan, berakhir dengan ide menggagas pengolahan kopi dari biji kopi lokal. Tak disangka, ide tersebut membawa Hadi Miftaul Falah memulai usaha pengolahan kopi bernama Sesar Kopi pada 2020. Ia dan rekan-rekannya biasa mengolah kopi dari Kareumbi, Gunung Geulis, dan jejaring petani kopi di sekitarnya.

Jika musim panen tiba, Sesar Kopi bisa mengolah 2-5 kuintal biji kopi. Hasil pengolahannya yang siap sangrai (roasting) biasa didistribusikan ke kedai-kedai di Cicalengka dan ke tangan para penikmat kopi skala rumahan (home brewer) di luar Pulau Jawa. Setahun setelah Sesar Kopi berdiri, permintaan terhadap produknya meningkat.

Selain Sesar Kopi, usaha pengolahan kopi juga terdapat di Kedai Kopi Andu. Kedai ini memiliki fokus pada proses penyangraian biji kopi (roastery). Terdapat sebuah mesin sangrai yang mampu mengolah bahan baku dari para pengolah kopi di hulu. Kedai ini biasa menerima permintaan pengolahan dari Cicalengka dan luar Cicalengka.

Baca Juga: CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #8: Menilik Kembali Dinamika Proyek Jalur Kereta Api Ganda Bandung-Cicalengka
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #7: Semerbak Aroma Kopi Cicalengka
CATATAN DARI BANDUNG TIMUR #6: Denyut Keroncong di Cicalengka

Menciptakan Ekosistem

Keberadaan kedai-kedai kopi serta para pengolah kopi di Cicalengka merupakan awal terbentuknya sebuah paguyuban bernama Lingkar Kopi Cicalengka pada 2020 lalu. Fokus utamanya adalah mengembangkan potensi yang dimiliki Cicalengka sebagai wilayah mandiri.

Budaya populer seperti musik, film, dan gaya hidup pun turut serta membangun tren kopi di tahun 2017 hingga kini. Maraknya kedai kopi kemudian tidak bisa dipandang sebagai tren saja tetapi juga sebagai sebuah ekosistem positif yang dapat dibangun. Kesadaran inilah yang kemudian menjadi salah satu landasan Lingkar Kopi Cicalengka terbentuk dan bergerak.

Sejak tahun 2020, Lingkar Kopi Cicalengka telah sukses menggelar beberapa kegiatan seperti SilatuRasa, Akselerasa, dan Sapangadeg. SilatuRasa merupakan acara internal Lingkar Kopi Cicalengka berupa kompetisi manual brew bagi para barista.

Di tahun 2021, Akselerasa digelar dengan konsep bagi-bagi 1.000 cangkir kopi gratis kepada masyarakat. Acara Sapangadeg yang diselenggarakan pada 1 Oktober 2022 kemudian jadi ajang pertemuan para pengolah kopi, pengusaha kedai kopi, penikmat kopi, dan pemerintah selaku pemerhati.

Keberadaan Lingkar Kopi Cicalengka menjadi wadah yang positif bagi potensi lokal. Komunitas ini dinilai mampu memberi manfaat sebab mampu mengangkat UMKM kopi di tingkat daerah. Jejaring yang ada di dalam komunitas memungkinkan optimalnya promosi tiap kedai. Bagi pengolah kopi seperti Hadi, komunitas juga bermanfaat mendorong pendistribusian produk secara lebih luas. Sifat gotong-royong yang ada di dalam komunitas pun tampak dari sikap saling dukung antara kedai, pengolah kopi, dan konsumen.

Lingkar Kopi Cicalengka memikul banyak harapan para pegiat kopi yang menjadi anggotanya. Adam berharap komunitas ini mampu memetakan dan menyalurkan potensi yang dimiliki Cicalengka. Fajar berharap aneka pelatihan terkait kopi dapat digelar dengan melibatkan banyak pihak agar anggota komunitas ini bisa bersaing secara kualitas.

Harapan Hadi lain lagi. Ia menyuarakan pentingnya kolaborasi dengan petani kopi agar ekosistem kopi lokal Cicalengka semakin sinergis.

*Tulisan kolom CATATAN DARI BANDUNG TIMUR merupakan bagian dari kolaborasi www.bandungbergerak.id dan komunitas Lingkar Literasi Cicalengka

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//