• Buku
  • BUKU BANDUNG #56: Napak Tilas Jejak Sukarno, dari Pendidikan hingga Kisah Cintanya

BUKU BANDUNG #56: Napak Tilas Jejak Sukarno, dari Pendidikan hingga Kisah Cintanya

Bandung memiliki banyak peninggalan Sukarno. Mulai dari bekas sekolahnya, karya-karya arsitekturnya, hingga kisah cintanya bersama Inggit Garnasih.

Buku Jejak Sukarno Di Bandung (1921-1934) ditulis Her Suganda (PT Kompas Media Nusantara). (Foto: Allaida Az Zahra/BandungBergerak.id)

Penulis Allaida Az Zahra25 Desember 2022


BandungBergerak.idSeparuh perjalanan hidup Sukarno tidak lepas dari Kota Bandung. Mulai dari masa pendidikannya di ITB, kisah cintanya, pergerakan politik yang berliku, karya-karya arsitekturnya, hingga ideologi yang dianutnya.

Sejarah perjalanan hidup Sukarno di Bandung dituliskan oleh Her Suganda dalam buku berjudul Jejak Sukarno Di Bandung (1921-1934). Buku tersebut pertama kali diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Buku Kompas tahun 2015 dari PT Kompas Media Nusantara.

Dengan berisikan 240 halaman, Her Suganda melakukan napak tilas perjalanan Bung Karno selama 13 tahun (1921-1934) di Bandung.

Sebagai seorang pendatang untuk melanjutkan pendidikan, hidup Sukarno dimulai dari awal yang serba kekurangan beserta dengan istri pertamanya yaitu Utari anak dari Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Beruntung kenalan Tjokroaminoto siap menyediakan tempat singgah untuk hidup Sukarno di Bandung.

Tempat singgah itulah yang kemudian menjadi saksi mata awal kisah cinta Sukarno dan Inggit Garnasih bermula. Setelah berpisah dengan Utari dan melanjutkan kehidupannya dengan Inggit, Sukarno mulai tinggal bersama istrinya dengan berpindah dari satu rumah sewa ke rumah sewa lainnya.

Walaupun Sukarno mengenyam pendidikan di Technische Hogeschool (kini ITB) yang berbasiskan teknik, kesadaran politik Sukarno tumbuh dengan diskusi yang berlangsung dalam Algemente Studie Club. Dari sana, berbagai pemikiran tokoh politik mempengaruhi Sukarno. Bung Karno misalnya mengagumi pandangan-pandangan dr.Tjipto Mangunkusumo.

Sikap keras Sukarno menentang kolonialisme tercatat dalam perjalanan panjang sejak tahun 1921 saat ia mulai menjadi mahasiswa hingga 1934 ketika ia akhirnya menjalani pembuangan ke Ende, Flores. Pergerakan politik Sukarno dimulai dengan kepemimpinannya dalam Perserikatan Nasional Indonesia yang menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI).

Perkumpulan itu tumbuh besar dengan anggota yang semakin banyak. Kebanyakan para loyalis PNI mendukung sikap politik Sukarno. Peran Sukarno bersama PNI juga yang membekas di kota Bandung. Sukarno yang fasih berbahasa Sunda, mendapat tempat istimewa di hati masyarakat Bandung.

Namun di samping kecintaan masyarakat Bandung terhadap Sukarno, pemerintahan Belanda saat itu terancam dengan keberadaan Sukarno yang mulai menggaungkan kemerdekaan. Sukarno ditangkap atas dasar dugaan pemberontakan. Pemerintah kolonial menempatkan Sukarno di di penjara Banceuy yang letaknya tidak jauh dari Jalan Asia Afrika atau Jalan Braga.

Namun, perjuangan politik Sukarno di Bandung belum usai. Gedung Landraad (kini Indonesia Menggugat) menjadi saksi lain perjuangan Sukarno di Bandung. Dalam sidang di Landraad itu Sukarno tetap menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

Sukarno kemudian dipenjarakan di Sukamiskin. Pada saat itu ia mulai kehilangan semangatnya. Namun Her Suganda kemudian menceritakan manisnya perjuangan Inggit Garnasih sebagai istri Sukarno yang selalu setia menemaninya.

Buku Jejak Sukarno Di Bandung (1921-1934) ditulis Her Suganda (PT Kompas Media Nusantara). (Foto: Allaida Az Zahra/BandungBergerak.id)
Buku Jejak Sukarno Di Bandung (1921-1934) ditulis Her Suganda (PT Kompas Media Nusantara). (Foto: Allaida Az Zahra/BandungBergerak.id)

Baca Juga: https://bandungbergerak.id/article/detail/14517/buku-bandung-49-melacak-pengaruh-kopi-dan-sistem-priangan-pada-kebudayaan-sunda
BUKU BANDUNG #49: Melacak Pengaruh Kopi dan Sistem Priangan pada Kebudayaan Sunda
BUKU BANDUNG #50: Memotret Harapan Warga Pinggiran di Usia 200 Tahun Bandung

Fikiran Rakjat, Arsitektur, dan Marhaen

Kebangkitan perjuangan Sukarno diawali dengan aktivitasnya di dunia pers, yakni dengan mendirikan surat kabar Fikiran Rakjat. Sukarno yang gemar membaca dan menulis menumpahkan ide-idenya melalui Fikiran Rakjat.

Tetapi naik turunnya perjuangan politik Sukarno di Bandung akhirnya selesai saat ia diasingkan ke Flores pada tahun 1934.

Selain membahas mengenai pergerakan politik Sukarno, Her Suganda dalam bukunya menceritakan pula bangunan karya Bung Karno yang berada di Bandung. Di antaranya adalah Bangunan rumah tinggal di Jalan Gatot Subroto nomor 17. Ada pula bangunan di bagian selatan pendopo Kota Bandung di Jalan Dalem Kaum yang dibangun pada tahun 1935. Kini bangunan tersebut dijadikan rumah dinas Wali Kota Bandung.

Karya arsitektur Sukarno lainnya yang ada di Bandung ialah Gedung Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (GKPRI) di Jalan Lengkong. Gedung yang dibangun sekira tahun 1940 ini, kini berfungsi sebagai hotel. Ada pula bangunan rumah tinggal di Jalan Pungkur (kini Jalan Abdul Muis) nomor 196.

Namun, sayangnya banyak bangunan karya Bung Karno yang telah berubah, bahkan rata dengan tanah. Selain bangunan Bank Sudara, bangunan rumah tinggal di Jalan Pungkur nomor 196 sejak tahun 2012 sudah menjadi ruang pamer mobil. 

Kisah unik lainnya yang diangkat dalam buku ini adalah mengenai ideologi marhaenisme Sukarno yang berasal dari pertemuannya dengan salah satu petani Bandung, yaitu Marhaen. Pembicaraan yang terjadi mengenai kecukupan hidup dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Mang Marhaen menjadi inspirasi arah gerak politik Sukarno yang akhirnya menjadi asas yang dianut oleh Partai Nasional Indonesia.

Buku Jejak Sukarno di Bandung (1921-1934) menjadi salah satu pemuas penasaran mengenai sejarah salah satu presiden ternama di Indonesia selama bergerak di Bandung. Buku ini sebuah napak tilas dari eksistensi perjuangan Bung Besar untuk mencapai kemerdekaan.

Informasi Buku

Judul: Jejak Sukarno Di Bandung (1921-1934)

Penulis: Her Suganda

Penerbit: PT Kompas Media Nusantara

Jumlah halaman: 240 halaman

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//