• Opini
  • Peluang dan Tantangan Seorang Analis Data di Indonesia

Peluang dan Tantangan Seorang Analis Data di Indonesia

Pesatnya perkembangan teknologi menjadikan analis data sebagai profesi yang paling dibutuhkan di tahun 2025 berdasarkan prediksi World Economic Forum (WEF).

Natasha Jasmine Gunawan

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Di era teknologi digital, perangkat komputer dan gawai menjadi kebutuhan pokok perusahaan. Salah satu profesi yang dibutuhkan di era internet ini adalah analis data. (Foto Ilustrasi: Choirul Nurahman/BandungBergerak.id)

28 Desember 2022


BandungBergerak.id - Revolusi industri 4.0 yang menggabungkan otomatisasi dengan teknologi informasi telah mengubah alur operasional perusahaan dalam menghasilkan terobosan baru maupun menyelesaikan permasalahan bisnis. Untuk menjalankan alur operasional tersebut dibutuhkan seseorang dengan profesi yang mampu menganalisis dan menafsirkan data menjadi informasi yang berguna, salah satunya adalah analis data (data analyst).

Pesatnya perkembangan teknologi menjadikan analis data sebagai profesi yang paling dibutuhkan di tahun 2025 berdasarkan prediksi World Economic Forum (WEF). Begitupun dengan negara kita di mana seorng analis data dibutuhkan khususnya untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Bertebarannya lowongan kerja data analyst dari berbagai perusahaan dikarenakan masih minimnya profesi ini di Indonesia.

Profesi analis data tidak hanya dibutuhkan oleh industri yang bergerak di bidang teknologi saja, tetapi dibutuhkan oleh hampir semua industri. Perusahaan dari berbagai bidang pasti memiliki data-data yang harus dianalisis dan diolah agar menjadi sebuah informasi yang berguna untuk menghasilkan insights bisnis. Data-data yang setiap harinya dihasilkan perusahaan juga harus dikelola dengan benar karena pengelolaan data yang tepat akan menentukan keberlanjutan perusahaan.

Terbatasnya Sumber Daya Manusia di Bidang Data

Sumber daya manusia yang berkecimpung di bidang data masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena di Indonesia belum ada sekolah atau jurusan kuliah khusus yang berfokus di bidang data. Hanya saja sudah ada beberapa lembaga pelatihan berbayar yang mengadakan kelas data analyst secara daring seperti RevoU, DQLab, Udemy, dan masih banyak lagi.

Faktor lain yang membuat profesi ini masih langka disebabkan karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek teknologi, terutama di daerah perdesaan. Padahal jika masyarakat di perdesaan memiliki wawasan yang cukup mengenai teknologi, tidak menutup kemungkinan mereka bisa memiliki skill dan karier yang setara dengan masyarakat di kota.

Baca Juga: Kala Sepak Bola Bikin Penguasa Turun Tahta
Unpad Dorong Pemerintah Maksimalkan Data
UI dan BPK Kaji Gejala Penyimpangan Data Keuangan

Hard Skills dan Soft Skills untuk Menjadi Data Analyst

Menjadi seorang analis data diperlukan hard skills dan soft skills yang mumpuni. Hard skills yang dibutuhkan tentunya cenderung ke analisa dan visualisasi data, sehingga harus menguasai beberapa alat (tools) seperti Ms. Excel atau Google Sheets, SQL, Tableu, Phyton, dan lain-lain. Sedangkan soft skills yang perlu dimiliki terdiri dari tiga garis besar, seperti business understanding, problem solving, dan communication skill.

Ketiga soft skills utama tersebut saling berkesinambungan. Business understanding diperlukan dalam hal menganalisis data-data yang diperlukan saja sesuai dengan permasalahan yang ada atau kebutuhan inovasi bisnis. Problem solving diperlukan dalam hal pemahaman mengenai data-data yang telah dianalisis, terutama apa dan mengapa permasalahan tersebut bisa muncul. Communication skill diperlukan dalam hal menyampaikan rangkaian data yang berupa visualisasi data kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan jelas dan spesifik.

Jadi, tingkat kebutuhan yang tinggi akan profesi data analyst dikarenakan perusahaan memerlukan rangkaian informasi dari data-data yang ada untuk menciptakan inovasi baru atau memecahkan permasalahan bisnis. Namun sayangnya profesi data analyst di Indonesia masih sangat terbatas.

Maka solusi yang sekiranya bisa membantu mengatasi masih asingnya profesi analis data ini bisa dengan mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai revolusi industri 4.0 yang telah menggabungkan otomatisasi dengan teknologi informasi, sehingga dapat mengubah pandangan masyarakat Indonesia agar lebih memperhatikan kemajuan teknologi dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk beralih profesi ke bidang data ataupun data analyst.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//