• Kampus
  • Unpad Dorong Pemerintah Maksimalkan Data

Unpad Dorong Pemerintah Maksimalkan Data

Data antar-lembaga atau kementerian di Indonesia masih simpang-siur. Perlu kebijakan satu data Indonesia.

Pemasangan rel pada proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) jarur Jakarta-Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 7 April 2021. Kebijakan pemerintah, termasuk dalam pembangunan infrastruktur, memerlukan data yang akurat. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana1 Mei 2021


BandungBergerak.idUniversitas Padjadjaran (Unpad) mendorong pemerintah memaksimalkan pemanfaatan data. Menurutnya, bangsa Indonesia sangat membutuhkan kebijakan satu data Indonesia yang bisa diintegrasikan dari seluruh lembaga.

Rektor Unpad Rina Indiastuti mengatakan, kebijakan satu data Indonesia sebagai basis dari pengambilan kebijakan di era sistem informasi dan kecepatan dalam merespons perubahan. Seluruh program, kebijakan, dan keputusan yang dilakukan pemerintah untuk kegiatan memajukan bangsa Indonesia harus berbasis data ini.

Namun di sisi lain, persoalan data masih jadi kendala di Indonesia. Kesimpangsiuran sejumlah data dari berbagai kementerian dan lembaga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya pelaksanaan kebijakan pemerintah.

Padahal menurut Rina, jika seluruh institusi pemerintahan memasok data, maka Indonesia akan punya sistem pemerintahan berbasis data elektronik. Sebagai solusi, ia mendorong agar kebijakan satu data Indonesia bisa terwujud melalui Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE). Sistem ini akan berfungsi meningkatkan keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan secara nasional.

Unpad dinyatakan siap mendukung terwujudnya Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik itu karena memiliki SDM, pusat riset dan pusat studi, serta jejaring. ”Ketersediaan data yang akurat akan memudahkan pimpinan negara dan daerah di dalam mengambil keputusan yang strategis,” kata Rektor, saat memberikan sambutan pada Webinar Nasional “Menuju Indonesia Satu Data”, dikutip dari laman resmi Unpad, Sabtu (1/5/2021).

Dalam webinar hasil kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang berlangsung Kamis (29/4/2021), itu Rina menyaakan Indonesia adalah bangsa yang besar yang membutuhkan aksesibilitas informasi yang semakin tinggi.

“Maka kita yakin kita butuh jumlah dan variasi layanan pemerintah berbasis data cukup besar,” ujarnya. Saat ini, data menjadi kekayaan bagi kemajuan bangsa. Data yang valid, akurat, dan terus diperbarui menjadi kunci utama kesuksesan pembangunan sebuah negara.

Namun kendala menyangkut data ini cukup kompleks. Pada sisi hulu, persoalan data menghadapi tantangan multidimensi, meliputi dimensi data (jenis, variasi, jumlah dan sumber data); dimensi tata kelola (kemampuan mengumpulkan, mengorganisasi, dan distribusi data); dimensi perkembangan (kemampuan dalam membaca dan mendeskripsikan data); serta dimensi keberlanjutan (kesadaran untuk terus menggunakan data untuk pengambilan keputusan).

Baca Juga: Peneliti UI Temukan Bukti Pelaut Indonesia Sudah Berlayar Sebelum Eropa
Pelibatan Iptek dalam Perencanaan Pembangunan Masih Minim
Bincang Buku Bandung dalam Kartu Pos di Ramadhan Post Book
ITB Mulai Terapkan Kuliah Hybrid, Mahasiswa Dites Covid-19

Pemanfaatan Analisis Big Data dalam Bisnis

Data tak hanya penting bagi kebijakan pemerintah. Pemanfaatan data juga marak dalam bisnis era kekinian. Bagkan analisis big data telah memberikan perubahan besar bagi perekonomian global. Hal ini dirasakan perusahaan-perusahaan besar, menengah maupun kecil. Pengumpulan, analisis, dan pemanfaatan data yang ada dapat memberikan peluang dalam kompetisi bisnis mereka.

Arief Gusnanto, Associate Professor di Department of Statistics, University of Leeds, mengatakan ada empat aspek atau Four V dalam big data. Keempat hal tersebut adalah volume atau ukuran data, variety atau jenis data, velocity yang merujuk pada analisis data berjalan, serta veracity atau ketepatan data.

“Melalui analisis big data yang tepat, dapat diambil keputusan bisnis yang baik dan selangkah lebih maju,” kata Arief Gusnanto, dikutip dari laman resmi Universitas Katolik Parahyangan, melalui acara webinar “Big Data Analysis in Business Competition: Why and How to Prepare” pada Jumat (8/5/2020).

Arief membeberkan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan big data, seperti Amazon (e-commerce), Walmart (wholesale market) dan General Electric (manufacturing industry). Ketiga perusahaan tersebut menggunakan big data dengan cara yang berbeda, mulai dari analisis prediktif hingga sistem monitoring operasi. “Namun membuktikan bahwa pemanfaatan analisis big data dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis mereka,” katanya.

Tentu saja, analisis big data bukan jawaban bagi seluruh masalah bisnis. Kemampuan analisis dan identifikasi masalah sangat diperlukan dalam menentukan hingga mengolah dan memanfaatkan data.

Selain itu, perlu persiapan baik dari sisi teknis dan infrastruktur penunjang. Terakhir, kualitas sumber daya manusia sebagai ilmuwan data yang memiliki kemampuan analitik yang baik juga dibutuhkan untuk menganalisis big data.

Dengan ketersediaan data yang berlimpah, bisnis perlu memanfaatkan big data dengan tepat sesuai kebutuhannya. Analisis big data yang baik lewat ilmu data science dan kemampuan analitik dapat meningkatkan peluang bisnis untuk maju dalam persaingan usaha.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//