• Opini
  • Transformasi Bisnis Teknologi Menuju Bisnis Fintech

Transformasi Bisnis Teknologi Menuju Bisnis Fintech

Bisnis masa depan yang menggabungkan aspek teknologi dan finansial dalam sekali jalan.

Melisa Angela

Mahasiswi Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Pilihan sejumlah aplikasi pengelolaan keuangan dalam gawai. (Foto: Virliya Putricantika/BandungBergeral.id)

30 Desember 2022


BandungBergerak.id—Bisnis teknologi merupakan hal yang berbeda dengan bisnis fintech. Dalam bisnis fintech terdapat penggabungan antara teknologi dengan jasa keuangan yang dapat mengubah model bisnis konvensional menjadi bisnis moderat. Sedangkan bisnis teknologi itu sendiri hanya memanfaatkan teknologi yang sudah ada untuk kemudian dikembangkan sehingga menghasilkan inovasi-inovasi baru dan akan membentuk industri yang memberikan solusi dan kesejahteraan bersama. Kedua bisnis ini memiliki fokus tujuan berbisnis yang berbeda.

Bisnis teknologi memiliki fokus berbisnis yang lebih dominan pada bidang teknologinya saja sedangkan bisnis fintech memiliki fokus berbisnis yang telah menggabungkan finansial atau keuangan dengan teknologi. Dengan adanya perkembangan bisnis teknologi menjadi bisnis fintech ini tentunya akan mengubah gaya hidup masyarakat.

Dengan kecanggihan yang dihasilkan ini masyarakat dapat melakukan transaksi yang lebih cepat, mereka hanya perlu menggunakan gadget-nya untuk bertransaksi secara online. Dan saat ini, fintech sudah mulai populer di kalangan masyarakat, khususnya bagi media dan orang-orang yang aktif pada dunia teknologi.

Baca Juga: Daun Singkong sebagai Bahan Baku Pembuatan Kantong Plastik Ramah Lingkungan
Peluang dan Tantangan Seorang Analis Data di Indonesia
Kala Sepak Bola Bikin Penguasa Turun Tahta

Alasan Terjadinya Transformasi dan Perbedaan Fintech Dengan Bank Digital

Transformasi bisnis teknologi menuju bisnis fintech merupakan salah satu strategi bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan maupun pelanggan. Dari sisi perusahaan akan mengalami peningkatan dalam angka kepuasan pelanggan sehingga akan memicu peningkatan pemasukan.

Berbeda halnya dengan layanan perbankan, bisnis fintech memulai bisnisnya di ranah digital dengan cara memberikan pinjaman, mengumpulkan investor, dan sebagainya. Dengan hadirnya bisnis fintech, telah membantu masyarakat maupun perusahaan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan juga melengkapi rantai transaksi keuangan yang turut memperkuat ekosistem keuangan.

Fintech bukan menggantikan peran institusi keuangan tradisional sehingga terjadi perkembangan dalam bisnis ini. Perpaduan antara efektivitas dan teknologi menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat maupun perusahaan pada umumnya sehingga hal ini menjadi salah satu alasan utama terjadinya transformasi bisnis menuju bisnis fintech. Efektivitas yang dapat dirasakan oleh perusahaan juga berupa pengurangan biaya infrastruktur lembaga keuangan dan menghindari banyaknya jumlah karyawan maupun kantor cabang dalam melayani pelanggan.

Fintech cenderung meliputi beberapa kategori yang lebih luas dalam layanan keuangan apabila dibandingkan dengan bank digital. Fintech juga disebut sebagai bentuk sistem keuangan yang menawarkan kepercayaan, kejelasan, dan kecanggihan teknologi yang lebih efisien.

Di waktu yang akan datang, keberadaan fintech bertujuan untuk membentuk ekosistem serba teknologi. Seperti otomatisasi, kecerdasan buatan, big data, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sedangkan bank digital merupakan seluruh metode perbankan konvensional yang melalui proses digitalisasi dari semua aktivitas perbankan tradisional. Dalam arti lain, bank digital ini memindahkan layanan perbankan yang sudah ada menjadi bentuk online sehingga masyarakat tidak perlu mendatangi bank lagi secara fisik.

Tujuan bank digital pada praktiknya untuk mempercepat dan meningkatkan proses interaksi nasabah dengan bank. Namun ruang lingkup bank digital terbatas pada kegiatan bank konvensional pada umumnya sehingga hanya proses tatap mukanya yang diubah menjadi berproses secara online.

Sulit untuk mengatakan mana yang lebih unggul di antara keduanya karena mereka memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Tentunya hal ini juga menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat untuk mengatakan pihak mana yang lebih unggul.

Nyatanya, keduanya tidak dapat disaingkan karena sama-sama memiliki peluang yang besar di industri keuangan masa depan. Di mana semua bank konvensional mendigitalisasi semua layanannya dan di mana bisnis ini tidak akan dipimpin oleh bank konvensional.

Keunggulan dan Peluang Bisnis Fintech

Bisnis fintech memiliki berbagai keunggulan yang sekarang ini telah dirasakan masyarakat maupun perusahaan. Keunggulan ini di antaranya dengan memberikan kemudahan dalam melayani konsumen karena perusahaan hanya perlu memberikan konektivitas seluler untuk mengakses semua jenis layanan ke konsumen. Dengan itu konsumen memperoleh kemudahan dalam mendapatkan layanan keuangan karena mereka dapat mengakses dan melakukan transaksi sendiri melalui gadget yang dimiliki.

Dengan keberadaan bisnis fintech ini  masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi yang lebih cepat dan murah. Tentunya hal ini dapat menjamin keamanan keuangan karena mereka membatasi penyebaran informasi untuk orang lain. Bisnis fintech ini juga memiliki sistem pembayaran tagihan yang sangat akurat dan efisien sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dalam menentukan jumlah uang yang telah dibayarkan.

Keunggulan yang dimiliki oleh bisnis fintech memberikan peluang untuk mereka dapat bersaing atau bahkan mengalahkan pesaing-pesaing yang sudah berjalan lebih awal. Bahkan masih banyak keunggulan lainnya yang dapat dirasakan. Fintech dalam perkembangannya juga dapat mendukung pemulihan ekonomi, serta menjadi pilihan bagi pemerintah memberikan bantuan sosial secara non tunai kepada masyarakat yang terdampak pandemi.

Selain itu, fintech memiliki peran penting dalam mendukung usaha kecil menengah untuk mendapatkan pendanaan lebih efisien dan mudah. Fintech bisa menjadi sumber pendanaan alternatif karena prosedurnya cepat, sederhana, dan mudah.

Semakin banyak keunggulan yang dapat ditemukan dan dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah seiring perkembangannya dapat memberikan dorongan yang sangat besar untuk menjadikan bisnis fintech sebagai bisnis yang paling unggul hingga dapat menyaingi bisnis lainnya. Dan kenyataannya, perkembangannya juga didukung percepatan digitalisasi yang berjalan beriringan dengan perubahan gaya hidup masyarakat sejak pandemi Covid-19.

Bisnis Fintech yang Sudah Ada di Indonesia

Di Indonesia telah berkembang berbagai jenis bisnis fintech yang memberikan solusi finansial bagi masyarakat. Seperti Crowdfunding, Microfinancing, P2P Lending Service, Market Comparison, serta Digital Payment System.

Crowdfunding merupakan salah satu bisnis fintech yang dapat digunakan masyarakat untuk menggalang dana atau berdonasi untuk suatu inisiatif atau program sosial yang mereka pedulikan. Microfinancing merupakan layanan bisnis fintech yang menyediakan layanan keuangan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membantu kehidupan dan keuangan mereka sehari-hari.

Selanjutnya P2P Lending Service merupakan bisnis fintech yang membantu masyarakat mendapatkan  akses keuangan sehingga konsumen dapat meminjam uang dengan lebih mudah tanpa harus melalui proses yang rumit seperti yang dapat kita jumpai di bank konvensional. Market Comparison merupakan bisnis fintech yang dapat digunakan untuk membandingkan macam-macam produk keuangan dari berbagai penyedia jasa keuangan. Digital Payment System merupakan bisnis fintech yang bergerak di bidang penyediaan layanan berupa pembayaran semua tagihan seperti pulsa dan pasca bayar, kartu kredit, atau token listrik PLN.

Dalam pembahasan ini, salah satu aplikasi sosial media mengubah fokus berbisnisnya menjadi bisnis fintech dan aplikasi tersebut adalah LINE. Aplikasi LINE bahkan berani menutup sejumlah layanannya

seperti Line Today, Line OpenChat, dan Line Jobs sebagai salah satu strategi untuk fokus pada bisnis fintech. Dalam penjelasannya, LINE mengklaim penutupan sejumlah layanan tersebut tidak mengganggu layanan lainnya yang masih tersedia di dalam aplikasi.

LINE memang telah menyediakan layanan fintech sebelumnya, seperti SplitBill yang dikatakan dikembangkan untuk pengguna di Indonesia. Tidak hanya itu, aplikasi tersebut bekerja sama dengan Bank KEB Hana untuk meluncurkan Line Bank yang tercatat telah memiliki pengguna aktif bulanan mencapai 440 ribu pada April 2022.

Transformasi bisnis teknologi menuju bisnis fintech yang terjadi didasari oleh perubahan keadaan lingkungan yang mendukung digitalisasi pada segala aktivitas yang dilakukan. Dengan dukungan, kemudahan, serta dampak positif yang dirasakan masyarakat transformasi tersebut akan terus berkembang.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//