Sungai-sungai Indonesia Banjir Mikroplastik, Jawa Barat Peringkat ke-10

Penelitian terkini menunjukkan bagaimana sungai-sungai di Indonesia bermasalah dengan pencemaran mikroplastik. Tata kelola sampah yang buruk menjadi pemicunya.

Riset terkini mengungkap bagaimana mikroplastik mencemari 68 sungai strategis nasional di Indonesia. Serat (fibre) menjadi jenis pencemar terbesar. (Sumber: Ekspedisi Sungai Nusantara 2022)*

Penulis Tri Joko Her Riadi1 Januari 2023


BandungBergerak.id - Sampah plastik masih menjadi masalah serius bagi sungai-sungai di Indonesia. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional dan menemukan tingkat kontaminasi beragam. Jawa Barat berada di peringkat ke-10 provinsi paling tercemar.

Merujuk penelitian tersebut, lima provinsi dengan kontaminasi partikel mikroplastik tertinggi adalah Jawa Timur dengan 636 partikel per 100 liter, Sumatera Utara dengan 520 partikel/ 100 liter, Sumatera Barat dengan 508 partikel/100 liter, Bangka Belitung dengan 497 partikel/100 liter, dan Sulawesi Tengah dengan 417 partikel/100 liter. Di peringkat ke-10, Jawa Barat memiliki tingkat kontaminasi mikroplastik sebanyak 336 partikel per 100 liter.

“Air sungai memiliki peranan vital dalam kehidupan makhluk hidup sehari-hari sebagai habitat berbagai macam organisme. Keadaan sungai di Indonesia sampai saat ini dinilai masih buruk karena banyak ditemukan sampah plastik di bantaran dan badan air,” demikian dikutip dari siaran pers Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang diterima BandungBergerak.id, Jumat (30/12/2022) lalu.

Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter. Tim ekspedisi menemukan kontaminasi mikroplastik di sungai indonesia tahun 2022 didominasi oleh serat (fibre) sebanyak 49,20 persen, filamen (film) 25,60 persen, pellet 4 persen, dan foam 0,4 persen. Serat, sebagai pencemar terbesar, berasal dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry, dan limbah industri tekstil.

Baca Juga: Data 5 Jenis Sampah Harian Terbanyak di Kota Bandung 2020, Sisa Makanan dan Plastik di Urutan Teratas
Bandung akan Menghadapi Masalah Polusi dan Biaya jika Mengatasi Sampah dengan Insinerator

Data hasil uji mikroplastik di sungai–sungai yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia menempatkan Jawa Barat di peringkat ke-10. (Sumber: Ekspedisi Sungai Nusantara 2022)
Data hasil uji mikroplastik di sungai–sungai yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia menempatkan Jawa Barat di peringkat ke-10. (Sumber: Ekspedisi Sungai Nusantara 2022)

Membenahi Tata Kelola Sampah

Permaslahaan kontaminasi mikroplastik tidak lepas dari masih buruknya tata kelola sampah di Indonesia. Merujuk data Kemetrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2020 yang dikelola oleh FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran), diketahui bahwa dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia, hanya 45 persen di antaranya yang sudah memiliki Perda Persampahan dan Perda Retribusi Persampahan.

Pengelolaan sampah di Indonesia masih dilakukan secara tradisional lewat pola land field. Yang dilakukan adalah kerja membuang, mengangkut, dan menimbun sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tambahan lagi, proporsi pemanfaatan sampah saat ini masih sangat kecil, hanya sekitar 7,5 persen dari total sampah yang menumpuk setiap hari.

Masalah yang disebabkan oleh mikroplastik lebih besar dari yang biasanya diperkirakan sehingga dinilai berbahaya dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup.

Sudah saatnya pemerintah pusat dan daerah segera membuat kebijakan dan strategi untuk menyelesaikan masalah persampahan dan tata kelola sampah di indonesia agar sampah plastik tidak bocor ke lingkungan yang menjadi cikal bakal mikroplastik,” demikian tulis Tim Ekspedisi Sungai Nusantara 2022 dalam rilis mereka.

Secara keseluruhan, ada sebanyak delapan rekomendasi yang diterbitkan Tim Ekspedisi. Mulai dari pembuatan baku mutu atau nilai ambang batas mikroplastik di perairan sungai Indonesia, perluasan regulasi pembatasan dan pengurangan plastik sekali pakai, hingga penerapan inovasi program dan teknologi infrastruktur pengelolaan sampah yang mutakhir dan non emisi.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//