• Narasi
  • Green Camp: Belajar Tentang Alam Secara Alami

Green Camp: Belajar Tentang Alam Secara Alami

Belajar tentang alam dalam program Green Camp yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan.

Wahyu Prastama

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Kegiatan Green Camp yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan pada tanggal 2-4 Desember 2022. (Foto: Dokumentasi Penyelenggara)

4 Januari 2023


BandungBergerak.id—Program Green Camp merupakan suatu pengalaman yang tidak akan saya lupakan dengan mudah untuk waktu yang lama. Selama tiga hari mengikuti Green Camp yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Parahyangan pada tanggal 2-4 Desember, kami belajar banyak tentang lingkungan hidup.

Sebagai mahasiswa FISIP, lebih tepatnya mahasiswa Hubungan Internasional, tentu tidak sering muncul kesempatan untuk belajar langsung tentang lingkungan hidup. Oleh karena itu, saya tahu dari awal sebelum mendaftarkan diri bahwa program ini akan menjadi pengalaman yang unik di mana saya dan beberapa mahasiswa FISIP lainnya dapat menggali ilmu yang baru.

Pada hari pertama, kami berkumpul di kampus sebelum beranjak ke Lembah Bougainville. Perjalanan menuju lahan kemah terpantau sunyi karena kami semua belum saling kenal.

Suasana tersebut sangat kontras dengan suasana yang akan kami temukan selama berkemah. Tidak lama setelah turun dari Hi-Ace, terbukti bahwa kami mahasiswa-mahasiswa FISIP tidak terbiasa dengan penjelajahan outdoors karena banyak dari kami terpeleset dan hampir jatuh bahkan sebelum menyentuh tenda. Sesampainya kami di perkemahan, kami langsung berkumpul dan menerima penjelasan singkat dari para dosen dan fasilitator tentang materi yang akan disampaikan dan kegiatan yang akan kami lakukan selama tiga hari ke depan.

Kegiatan pertama yang kami lakukan pada hari pertama adalah perkenalan melalui games. Fasilitator yang membimbing kami dalam Green Camp banyak melaksanakan kegiatan melalui games dan berkat itu, hubungan antara kami semua menjadi semakin erat. Setelah aktivitas perkenalan, sekelompok kecil mahasiswa FISIP kami sudah dijamin saling mengenal satu sama lain. Kegiatan setelahnya merupakan kegiatan kelompok di mana setiap kelompok kami perlu menjelaskan apa yang sudah kami mengerti tentang lingkungan hidup melalui pembuatan poster.

Sepertinya kegiatan ini sengaja dilakukan sebelum kami menerima materi apapun untuk mengetahui seberapa banyak yang kami tahu tentang lingkungan hidup. Melalui kegiatan ini, ketiga kelompok dapat saling berbagi pemahaman yang berbeda dan menyamakan pemikiran terhadap lingkungan hidup.

Kami mengakhiri hari pertama dengan sesi games pads malam hari. Dengan beraktivitas langsung di tengah alam, hari pertama mampu memperkenalkan kami terhadap lingkungan hidup dengan baik.

Baca Juga: SUARA LIYAN DARI CIMAHI #1: Bebas Pentilasi Membunyikan Darurat Iklim
Cerita di Belakang Patjarmerah X BRF: Dari Krisis Venue hingga Titik Baru Kegiatan Literasi di Kota Bandung
Jauhi Virusnya, Bukan Orangnya: Satu Langkah Memerangi HIV

Belajar Tentang Alam  di Tengah Alam

Kami memulai hari kedua dengan langsung bergerak menuju Tahura Juanda. Hari langsung berubah sangat padat dan dipenuhi aktivitas yang langsung berhubungan dengan alam. Aktivitas dalam program Green Camp mengajarkan kami bukan hanya secara substansi tetapi juga secara praktik.

Di Tahura kami belajar dari WALHI tentang sejarah lingkungan alam di Bandung tepat setelah melakukan treking menuju air terjun. Fasilitator-fasilitator juga menerangkan banyak ilmu survival seperti aturan tiga, dan cara bertahan hidup di alam liar. Saya yakin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut mampu menyadarkan banyak dari kami, termasuk saya sendiri, bahwa berkegiatan di alam luar tidak hanya seru tetapi juga sangat menarik.

Selepas dari Tahura, kami menerima materi dari Mas Galih pegiat lingkungan dari komunitas Seni Tani. Mas Galih menerangkan kepada kami bahwa masalah soal lingkungan hidup memiliki skala yang sangat besar, bahkan berhubungan dengan pemanasan global dan perubahan iklim. Walaupun demikian, Mas Galih mengajarkan kami bahwa aksi kecil pun dapat memiliki dampak yang besar untuk memulihkan lingkungan hidup di sekitar kami.

Malamnya, kami mendalami materi terhadap lingkungan hidup dengan cara menonton dokumenter terkait kerusakan Sungai Citarum. Kami diarahkan untuk melakukan analisis terkait kerusakan lingkungan tersebut. Kami mendiskusikan secara detil dengan menggunakan ilmu-ilmu baru yang kami pelajari di Green Camp beserta ilmu yang sudah kami miliki juga.

Pada hari terakhir, saya merasa bahwa Program Green Camp telah melebihi ekspektasi kami semua. Kami mampu belajar secara langsung tentang alam di tengah alam.

Selain itu, kami semua tidak merasakan perbedaan antara mahasiswa HI, AdBis, ataupun AdPub, melainkan sama-sama merupakan mahasiswa FISIP yang sama-sama menjalani pengalaman baru. Menurut saya, Green Camp memberikan win-win situation;mendapatkan ilmu baru, pengalaman baru, dan teman baru.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//