• Kolom
  • RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #4: Cabang-cabangnya di Bandung dan Nusantara

RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #4: Cabang-cabangnya di Bandung dan Nusantara

Cabang-cabang Indische Partij di Hindia Belanda memiliki nama pengelola dan alamat kantornya. F.H.L. Henrichs untuk afdeeling Bandung, bertempat di Kebon Jati Barat

Hafidz Azhar

Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung

Catatan yang ditulis oleh J.P. van Ham sebagai sekretaris pengurus pusat Indische Partij. (Sumber: Indische Partij)

8 Januari 2023


BandungBergerak.idSampai bulan Maret 1913, Indsche Partij telah berhasil mendirikan dua puluh sembilan afdeeling (cabang) yang sebagiannya berasal dari luar Pulau Jawa. Kedua puluh sembilan afdeeling itu antara lain: Semarang, Surabaya, Batavia, Bandung, Solo, Yogyakarta, Cirebon, Padang, Indramayu, Purwokerto, Pekalongan, Madiun, Meeester Cornelis (Jatinegara), Malang, Kudus, Kendal, Jombang, Mojokerto, Serang, Blora, Billiton (Belitung), Purwodadi-Grobogan, Cimahi, Cicalengka, Bangil, Pangalengan, Bojonegoro, Cilacap dan afdeeling Tuban (van Ham, 1913: 124-131).

Meski sudah dibentuk, tidak semua afdeeling langsung memperoleh anggota dan susunan pengurus. Hal ini seperti pada afdeeling Bangil, Tuban, dan Tegal. Berdasarkan catatan J.G. van Ham (1913), ketiga afdeeling tersebut masih tampak kosong secara kepengurusan. Bahkan, ada juga yang hanya menduduki jabatan sekretaris sekaligus merangkap bendahara, tanpa seorang ketua, sebagaimana ditunjukkan oleh afdeeling Bojonegoro yang dibentuk pada 26 Oktober 1912 (hlm. 121).

Sementara itu, sebagai sayap Indische Partij, De expres selalu mengumumkan perkembangan cabang yang telah dibentuk. Bahkan media berbahasa Belanda itu pun kerap menampilkan nama-nama para pengurus yang menduduki jabatannya di berbagai afdeeling.

Pada De expres 12 Februari 1913, misalnya, terdapat informasi terkait Secretariaten (Kesekretariatan) cabang-cabang Indische Partij di Hindia Belanda yang sebagiannya menampilkan nama pengelola dan alamat kantor di berbagai cabang itu. Seperti F.H.L. Henrichs untuk afdeeling Bandung, yang bertempat di Kebon Jati Barat Daya nomor 3; lalu Th. Bedier de Praire untuk afdeeling Batavia tanpa alamat tempat; G.D. Schafer untuk afdeeling Cirebon tanpa alamat tempat; G.E. van Leeuwen untuk afdeeling Tegal tanpa alamat tempat; L. Born untuk afdeeling Pekalongan tanpa alamat tempat; W.A. van Casand untuk afdeeling Kendal; F.W. van de Kasteele untuk afdeeling Semarang yang bertempat di Tegalwareng; G.L. Reynart Dinoyo tanpa alamat tempat; J.G. Weidema untuk afdeeling Madiun tanpa alamat tempat; Hooff untuk afdeeling Solo tanpa alamat tempat; H.C. Klandermans untuk afdeeling Yogyakarta di Bintaran-lor; J. Ch. Simao untuk afdeeling Jombang tanpa alamat tempat; dan afdeeling-afdeeling lain yang tidak menunjukkan alamat tempat seperti Mojokerto, Blora, Indramayu, Serang, Padang, Cilacap, Belitung, Purwokerto, Purwodadi-Grobogan, Bojonegoro, Mr. Corneelis dan afdeeling Pangalengan. Bahkan selain itu, ada juga afdeeling yang tidak disertakan nama pengelola dan alamat tempatnya seperti yang ditunjukkan oleh afdeeling Kudus.

Baca Juga: RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #1: Cikal Bakal Kemunculannya di Bandung
RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #2: Dari Indische Bond, Insulinde sampai Indische Partij
RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #3: Perekrutan Anggota dan Pembentukan Afdeeling

Douwes Dekker Gencar Mellebarkan Sayap

Sejak Indische Partij didirikan, Douwes Dekker dkk. gencar melakukan pelebaran sayap ke daerah-daerah. Upaya tersebut tentu saja untuk menarik massa dan mendirikan cabang-cabang Indische Partij. Gambaran mengenai hal ini ditulis dengan cukup rinci oleh J.G. van Ham selaku sekretaris hoofdbestuur Indische Partij. Dalam Publicaties der Indische Partij VII: eerste Boekjaar der der Indische Partij 1912, van Ham mencatat pertumbuhan Indische Partij dari masa ke masa. Dimulai pada 1 September 1911, yang merupakan awal mula hadirnya majalah Het Tijdschrift. Majalah ini disebut-sebut sebagai media pertama Indsiche Partij sebelum kelahirannya pada pertengahan tahun 1912.

Selain itu, van Ham juga mencatat bahwa pada 6 September 1912 Indische Partij mulai berdiri di Bandung dengan jumlah anggota sebanyak 60 orang. Lalu pada 15 September 1912, Douwes Dekker bersama J. van der Pool, J.D. Brunsveld van Hulten, dan G. Topee melakukan propaganda pertama kalinya ke Yogyakarta. Di situ mereka membentuk cabang sementara Indische Partij afdeeling Yogyakarta.

Pada 16 September afdeeling Surabaya mulai dibentuk dengan jumlah anggota 70 orang. Keesokan harinya, yakni tanggal 17 September dibentuk afdeeling Madiun dengan 20 anggota. Disusul dengan pembentukan afdeeling Semarang pada 18 September yang memperoleh anggota sebanyak 135 orang. Kemudian tanggal 19 September dibentuk juga afdeeling Pekalongan dengan jumlah anggota 30 orang; tanggal 20 September pembentukan afdeeling Tegal dengan 50 mendapat anggota; serta tanggal 21 September dibentuk afdeeling Cirebon dengan jumlah 60 anggota (hlm. 120).

Sementara pada bulan September telah berdiri cabang-cabang di wilayah timur, catatan van Ham juga menggambarkan kronologi pembentukan cabang-cabang Indische Partij di bulan berikutnya. Di antaranya, pada 3 Oktober 1912, dibentuk afdeeling Batavia dengan jumlah 150 anggota. Masih di hari yang sama, dibentuk pula afdeeling Kendal yang memperoleh 38 anggota. Disusul dengan afdeeling Jombang pada 7 Oktober dengan 30 anggota, dan pembentukan afdeeling Mojokerto sebanyak 29 anggota.

Enam hari berselang, Indische Partij masih terus melakukan perekrutan massa. Pada tanggal 13 Oktober afdeeling Solo berhasil dibentuk dengan jumlah anggota 88 orang. Kemudian pada 26 Oktober afdeeling Bojonegoro mulai dibentuk. Bahkan pada 28 Oktober afdeeling Cirebon melakukan pemilihan ketua. Sedangkan keesokan harinya tanggal 29 Oktober berlangsung pertemuan gabungan antara Indische Bond dengan Indische Partij di Batavia (van Ham, 1913: 121).

Di bulan selajutnya, yakni bulan November 1912, serangkaian pembentukan cabang Indische Partij pun masih dilakukan. Di antaranya, pada tanggal 3 November, afdeeling Indramayu telah dibentuk dan memperoleh 20 anggota. Lalu pada tanggal 9 November, dibentuk juga afdeeling Blora dengan jumlah 32 anggota. Selain itu pada 16 November para pengurus Indische Partij berhasil mendirikan afdeeling Padang dengan jumlah anggota sebanyak 70 orang (van Ham, 1913: 121-122).

Catatan kronologi Indische Partij dalam Publicaties der Indische Partij VII: eerste Boekjaar der der Indische Partij 1912 ini memang tidak saja memuat pembentukan cabang-cabang di berbagai daerah, tetapi ada juga informasi yang menyajikan ketua terpilih berdasarkan perolehan suara dari anggota. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh afdeeling Cirebon, bahwa pada 19 November Ph. Court telah memenangkan pemilihan ketua dengan peraihan suara terbanyak.

Sementara pada keesokan harinya tanggal 20 November, pembentukan afdeeling terus berlangsung. Kali ini Indische Partij berhasil mendirikan afdeeling di Cilacap dengan jumlah anggota sebanyak 22 orang. Setelah itu pada tanggal 23 November para pengurus pusat melakukan tur propaganda yang ketiga dan menggelar pertemuan terbuka pada 24 November di Serang, sehingga dari sini terbentuklah afdeeling Serang dengan memperoleh anggota sebanyak 70 orang (van Ham, 1913: 122).

Dari hari ke hari, propaganda dan perekrutan massa yang dilakukan oleh Indische Partij memang cukup signifikan. Di bulan Desember 1912, para pengurus Indische Partij berhasil mengibarkan bendera besar untuk pertama kalinya di Semarang. Dengan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat, suasana pengibaran bendera pun diiringi oleh alunan musik yang meriah.

Bukan hanya itu. Pada bulan Desember 1912, Indische Partij mampu menunjukkan keberadaannya di tengah serangan pemerintah Kolonial, karena tepat pada tanggal 25 Desember, Anggaran Dasar Indische Partij telah disahkan dan membentuk kepengurusan pusat yang terdiri dari: E.F.E Douwes Dekker sebagai ketua, Tjipto Mangoenkoesoemo sebagai wakil ketua, J.G. van Ham sebagai sekretaris dan G.P. Carli sebagai bendahara (van Ham, 1913: 123).

Hingga bulan Februari 1913, para pengurus Indische Partij tidak berhenti membentuk cabang-cabang di belahan Hindia Belanda. Di antaranya, afdeeling Cicalengka yang baru dibentuk pada 10 Februari. Cabang ini berhasil memperoleh anggota sebanyak 20 orang, dengan dipimpin oleh H. Gusdorf sebagai ketua dan Wangsanedara sebagai sekretaris (De expres 11 Februari 1913).

Sebelumnya, tanggal 8 Februari, digelar pertemuan untuk anggota Indische Partij cabang Cicalengka di Sukasari. Adapun hal-hal yang dibahas dalam pertemuan ini, yaitu penetapan afdeeling Cicalengka; pemilihan ketua afdeeling; diskusi mengenai obligasi yang dikeluarkan oleh pengurus pusat; dan pembahasan Kongres yang akan berlangsung pada bulan Maret di Semarang (De expres 12 Februari 1913).

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//