Inovasi Bahan Bangunan Ramah Lingkungan dari Jamur
Jamur miselium dapat diolah menjadi bahan bangunan ramah lingkungan. Dapat di olah menjadi batu bata serta stirofoam.
Leonardo Axl Wijaya
Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung
12 Januari 2023
BandungBergerak.id—Saat ini kita sedang hidup di era pemanasan global di mana setiap tahunnya suhu udara kian meningkat. Dalam dunia arsitektur, terdapat salah satu respons terhadap permasalahan ini. Yakni green architecture atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai arsitektur hijau atau arsitektur ramah lingkungan.
Arsitektur ramah lingkungan adalah arsitektur yang berlandaskan kepedulian terhadap lingkungan dengan penekanan pada efisiensi energi, pola berkelanjutan, dan pendekatan holistik (Priatman, Jimmy : 2002). Penggunaan material bangunan ramah lingkungan seperti bambu, hempcrete, miselium, batang jerami, kayu, dan ashcrete merupakan contoh perwujudan arsitektur ramah lingkungan.
Miselium adalah jaringan filamen jamur yang ditemukan pada hifa jamur, dan memiliki fungsi untuk menyerap zat hara dari organisme yang sudah mati. Selain menyerap zat hara, miselium juga dapat memecah zat seperti pestisida yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Pada umumnya, miselium ditemukan di bawah tanah atau di batang pohon. Salah satu sifat dari miselium adalah sifat mudah terurai seperti jamur pada umumnya. Hal ini merupakan penyebab mengapa miselium tergolong sebagai salah satu material ramah lingkungan.
Miselium dapat diolah sebagai material ramah lingkungan. Sejak Eben Bayer menemukan fungsi alternatif miselium sebagai bahan komposit ramah lingkungan, pengolahan miselium sebagai bahan alternatif ramah lingkungan pun kian meningkat.
Perusahaan seperti IKEA dan Dell telah menggunakan miselium sebagai bahan pengganti stirofoam. Bahan miselium digunakan sebagai pengaman dari produk-produk saat pengiriman. Dengan menggunakan miselium, akan ada dampak positif terhadap lingkungan disebabkan oleh sifat ramah lingkungan yang dimiliki oleh miselium.
Inovasi penggunaan miselium tidak hanya sebagai pengganti styrofoam, melainkan juga sebagai pengganti batu bata pada konstruksi bangunan. Sebuah perusahaan bernama MycoWorks, yang didirikan oleh Phil Ross, menemukan cara untuk mengolah miselium jamur menjadi bahan bangunan untuk menggantikan batu bata.
Batu bata miselium atau Mycelium Brick dibuat dari limbah pertanian yang direkatkan dengan miselium. Mycelium Brick memiliki keunggulan dibanding batu bata pada umumnya. Di bawah tekanan, Mycelium Brick memiliki deformasi yang lebih sedikit dibandingkan batu bata konvensional. Selain itu, Mycelium Brick lebih ramah lingkungan dibandingkan batu bata konvensional karena sifatnya yang lebih mudah untuk terurai dan juga proses daur ulang yang terdapat pada proses pembuatannya.
Baca Juga: Inovasi Radioterapi sebagai Pengobatan Kanker Modern
Demokrasi, Kedaruratan, dan Perpu
Tenda Pengungsian yang Efektif untuk Korban Bencana Alam
Masih Eksperimental
Di Indonesia, terdapat inovasi untuk mengolah miselium menjadi batu bata. MycoTech adalah hasil kolaborasi 5 sekawan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjajaran. Dipimpin oleh Adi Reza Nugroho, mereka berhasil membuat material pengganti batu bata yang terbuat dari miselium.
Penemuan ini dinilai mampu meningkatkan perekonomian petani karena penggunaan limbah pertanian dalam proses pembuatan batu bata miselium. Penghargaan seperti pemenang Wirausaha Muda Mandiri telah dicapai oleh MycoTech berkat inovasi mereka.
Miselium sendiri hingga kini masih bersifat eksperimental dan belum digunakan secara umum pada konstruksi bangunan. Namun, miselium sebagai bahan bangunan sudah diaplikasikan di beberapa bangunan dan instalasi di seluruh dunia.
Di Korea Selatan, terdapat instalasi bernama MycoTree yang dimana bahan pembuatan instalasi ini merupakan miselium. MycoTree sendiri merupakan hasil kerjasama dengan MycoTech. Selain MycoTree, Di Amerika Serikat terdapat menara yang terbuat dari bahan miselium bernama Hy-Fi by the Living.
Inovasi miselium sebagai bahan bangunan dapat menjadi salah satu solusi terhadap pemanasan global. Sifat miselium yang mudah terurai membuat nya menjadi salah satu bahan yang ramah terhadap lingkungan. Proses daur ulang dari limbah pertanian juga terdapat pada proses pengolahan dari batu bata miselium. Bila penggunaan miselium sebagai bahan bangunan sudah dapat digunakan secara umum, akan timbul efek positif terhadap lingkungan sekitar kita.