Menimbang Mars Sebagai Tempat Tinggal Baru Manusia
Mencairnya kutub, pemanasan global, krisis air bersih, bertambahnya jumlah penduduk lambat laun membuat bumi kian sesak. Ilmuwan menyarankan manusia pindah ke Mars.
Lararasati Putri Widodo
Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)
31 Januari 2023
BandungBergerak.id - Perlu kita ketahui bahwa populasi manusia di bumi semakin meningkat setiap tahunnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melaporkan bahwa populasi manusia di bumi tercatat sudah ada 8 milliar jiwa. Jumlah populasi dunia bertambah sebanyak 8,32 juta jiwa atau 1,19 persen setiap tahun. Karena semakin banyaknya populasi ini maka kapasitas bumi semakin mengecil dan sumber daya alam yang tersedia juga semakin sedikit.
Kapasitas bumi diperkirakan hanya sanggup menampung sebanyak 10 miliar jiwa. Berdasarkan peneliatian terbaru, tahun 2100 nanti jumlah penduduk bumi akan menyentuh angka 10 miliar jiwa.
Sebuah populasi akan stabil tergantung kepada angka kematian dan kelahirannya. Bagaimana jika bumi sudah tidak sanggup menampung jiwa lagi? Yang pasti akan banyak manusia yang tidak memiliki tempat tinggal karena kurangnya lahan untuk membangun rumah. Manusia juga tidak bisa menjadikan lahan pertanian atau perkebunan sebagai lahan tempat tinggal mereka karena akan mengakibatkan minimnya lahan untuk memproduksi bahan pangan. Kebutuhan pangan manusia pun terancam tak bisa terpenuhi.
Jika populasi manusia sudah mencapai 10 miliar, akan diperlukan hewan ternak yang jika dikumpulkan akan membutuhkan lahan seluas 3,5 miliar hektare atau lahan tersebut lebih luas dari benua Afrika yang luasnya hanya 3 miliar hektare. Selain itu, manusia juga membutuhkan tanaman pangan yang jika dikumpulkan akan seluas benua Amerik Selatan atau sekitar 1,8 miliar hektare. Saat ini manusia sudah sulit untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak. Bagaimana caranya untuk menyiapkan lahan seluas 2 benua hanya untuk bahan pangan mereka sendiri?
Berbicara tentang minimnya bahan pangan, angka penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya akan mengakibatkan berkurangnya sumber daya alam. Lahan pertanian serta perkebunan di Indonesia sudah sangat sempit karena adanya perbuahan fungsi lahan. Alih fungsi lahan ini mengakibatkan penyempitan lahan kebuh, hutan, dan pertanian yang menyebabkan berkurangnya aktivitas produksi pertanian serta perkebunan. Selanjutnya, keterbatasan pakan menyebabkan keperluan penduduk bumi tidak akan terpenuhi.
Menurut ilmuwan, kebutuhan pangan manusia di masa depan bisa saja terpenuhi dengan syarat manusia dipaksa untuk menjadi vegetarian. Demi memenuhi kebutuhan pangan 10 miliar jiwa, manusia harus mengganti fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan. Saat ini sudah banyak terjadi krisis air. Walaupun bumi di tutupi 71 persen oleh air – jika dihitung luasnya mencapai 1.386 miliar kilometer – tetapi yang bisa di konsumsi oleh manusia hanya 10 juta kilometer saja.
Jika populasi manusia sudah mencapai 10 miliar jiwa, orang-orang harus berpikir bagaimana bisa mendapatkan air yang layak dikonsumsi. Selain itu, suhu bumi semakin lama semakin meningkat karena banyaknya pegguna kendaran yang menyebabkan terjadinya pemanasan global atau global warming. Penebangan hutan secara sembrangan, banyaknya limbah industri, limbah peternakan, dan pertanian, serta penggunaan listrik secara berlebihan dapat menyebabkan global warming. Akibat dari pemanasan global tersebut yaitu suhu yang lebih panas, badai yang lebih hebat, meningkatnya kekeringan, hilangnya spesies, sampai dengan kekurangan makanan.
Suhu bumi saat ini terus meningkat. NASA menyebutkan suhu permukaan bumi pada tahun 2021 meningkat hingga 1.02 celcius yang menyebabkan es yang berada di Kutub Utara dan Kutub Selatan terus mencair. Pencairan es di kutub membuat permukaan laut semakin meningkat dan wilayah daratan akan tenggelam. Ilmuwan menyarankan manusia untuk pindah ke planet Mars.
Baca Juga: Budaya Suap yang Menjadi Konsumsi Publik di Indonesia
Edukasi dan Masalah Kesehatan Mental pada Remaja
Menyigi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
NASA Menyarankan Pindah ke Mars
Mengapa NASA menyarankan Mars sebagai tempat tinggal yang baru? Sebelumnya kita berkenalan terlebih dahulu dengan planet yang sering dijuluki “Planet Merah”. Sebagian besar orang pasti sudah mengetahui tentang planet Mars tetapi sedikit orang yang tahu detail tentang planet ini. Maka dari itu, pentingnya kita mengetahui lebih lanjut tentang planet Mars. Seperti apa suhu di sana? Bagaimana kehidupan di sana? Kita akan mencari tahu dalam pembahasan kali ini.
Planet Mars dijuluki “Planet Merah” karena jika dilihat dari kejauhan planet ini bewarna merah. Warna merah yang terlihat sebenarnya disebabkan oleh oksidasi mineral besi di dalam dan permukaannya. Warna merah tersebut sudah ada selama 4,5 miliar tahun. Planet Mars termasuk planet yang jaraknya dekat dengan matahari. Planet ini menempati urutan keempat paling dekat dengan matahari karena jarak Mars dengan matahari adalah 228 juta kilometer.
Planet Mars memiliki diameter 6.780 kilometer atau setengah dari diameter bumi. Selain mengitari matahari, palnet ini juga mengitari porosnya sendiri. Dalam berotasi, planet ini membutuhkan waktu 24,6 jam untuk berotasi sedangkan bumi membutuhkn waktu 23,9 jam untuk berotasi. Sumbu rotasi Mars memiliki miring sebesar 25 derajat yang menyebabkan Mars memiliki musim yang banyak dan berlangsung lebih lama.
Berbeda dengan bumi, Mars memiliki dua bulan yaitu, phobos dan deimos. Mars memiliki permukaan yang basah, kelembapan yang dimiliki oleh planet Mars relatif cukup tinggi jika di bandingkan dengan planet lain yaitu di atas 80 persen. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa para ilmwan menyarankan Mars sebagai tempat tinggal baru bagi manusia. Selain itu, Mars memiliki suhu udara yang hangat.
Menurut laporan Mars Exploration Program Analysis Group (MEPAG) pada tahun 2014 lalu, diungkapkan setiap wilayah Mars memiliki potensi yang tinggi untuk kehidupan. Pada planet ini, tumbuhan dapat berfotosintesis. Ditemukan tumbuhan lumut yang tumbuh di beberapa wilayah Mars. Hal-hal tersebut merupakan alasan mengapa Mars menjadi kandidat terkuat untuk tempat tinggal manusia.
Hal lain yang memperkuat Mars sebagai tempat tinggal baru yaitu, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menemukan sumber air di Mars setelah penelitian selama 6 tahun. Air tersebut ditemukan oleh Amy Williams beserta timnya yang merupakan ahli atrobiologi NASA. Mereka menemukan air di kawah Jesero yang diambil oleh kendaraan Perseverance pada Februari 2021. Sumber air yang ditemukan juga luas, bahkan hampir menyerupai luas negara Belanda.
NASA menduga sumber air tersebut merupakan sungai yang telah hilang serta memiliki sedimen. Penemuan air di Mars merupakan sebuah hasil yang luar biasa tetapi hal ini masih memerlukan sebuah observasi lebih lanjut. Selain itu, Perseverance juga memiliki berbagai tugas mengumpulkan sampel batuan di planet Mars. Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengumpulkan dua sampel batu di Jezero menggunakan kendaraan tersebut. Peneliti juga memperkirakan kehidupan mikorba purba dapat ditampung menggunakan sampel batu dan buktinya dapat terperangkap di dalam mineral garam.
Sementara itu, dikabarkan pada tahun 2022, Rosalind Franklin, penjelajahan Eropa, dan Kazachok, latform permukaan Rusia, akan dikirim ke Mars dan diprediksi akan sampai pada tahun 2023 mendatang. Nantinya akan dilakukan ekspedisi pengeboran di bawah permukaan Mars yang bertujuan untuk mencari bahan organik yang dapat mengungkapkan apakan Mars pernah menampung kehidupan.
Jika manusia bisa tinggal di Mars, pasti akan banyak muncul pertanyaan seperti manusia menggunakan apa untuk pindah ke Mars; bagaimana kehidupan di sana; teknologi seperti apa yang akan digunakan; berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan; dan kapan manusia bisa pindah ke Mars.
Saat ini NASA sudah mengembangkan teknologi untuk bisa pergi ke Mars. NASA juga bekerja sama dengan SpaceX, Boeing, Virgin Glatic, Blue Orgin, dan Sierra Nevada Corporation (SNC) agar bisa mengirim manusia ke luar angkasa. Kelima perusahaan tersebut sedang dalam proses untuk membuat kendaraan-kendaraan yang bisa mengirim manusia ke luar angkasa. Yang pertama ada New Shepard, kapsul antariksa yang dibuat untuk menampung enam orang penumpang dalam sekali perjalanan. New Shepard merupkan kendaraan yang dibuat oleh perusahaan Blue Orgin dan diperkirakan akan menjadi kendaraan pertama yang mengantar manusia ke luar angkasa.
Yang kedua ada Crew Dragon yang merupakan rocket yang memiliki tujuh bangku dalam kapsulnya. Kendaraan milik SpaceX tersebut yang akan membawa manusia ke Mars. Ketiga ada VSS Unity yang akan membawa enam penumpang beserta dua pilot dalam waktu sekitar 2,5 jam untuk sampai ke antariksa. Keempat, ada CST-100 Starliner merupakan kendaraan milik perusahaan Boeing yang dirancang untuk membawa tujuh orang dan dapat meluncur ke luar angkasa sebanyak 10 kali dalam jarak enam bulan antarpeluncuran.
Terakhir, ada Dream Chaser. Pesawat ini dirancang dengan model yang berbeda dengan pesawat lainnya, yaitu dengan memiliki bentuk seperti replika peswat ulang alik. Sama seperti pesawat yang lain, Dream Chaser dapat mengangkut tujuh penumpang.
Jika manusia pindah ke Mars, mereka akan menjalani kehidupan yang berbeda dengan di bumi. Waktu di Mars sangat berbeda dengan Bumi, satu tahun Mars sama dengan dua tahun di bumi atau selama 687 hari. Maka dari itu, manusia yang tinggal di Mars akan merayakan ulang tahun mereka setiap 2 tahun sekali. Mars tidak memiliki langit biru seperti bumi karena atmosfer yang dimiliki Mars lebih tipis dibanding dengan bumi.
Mars memiliki suhu rata-rata -60 derajat celcius, jika musim dingin suhunya bisa sampai -125 derajat celcius yang menyebabkan manusia yang hidup di sana harus menggunakan pakaian khusus. Tak hanya itu, Mars memiliki bencana tahunan yaitu badai debu yang bisa menutupi seluruh planet selama berminggu-minggu dan membuat sinar matahari tertutup.
Tetapi di sisi lain, manusia akan menemukan teknologi yang belum pernah dilihat sebelumnya. Seperti yang dilaporkan oleh The Space, NASA sudah merancang rumah canggih yang berbentuk seperti sarang lebah. Para ahli mengatakan bentuk seperti itu akan memudahkan bangunan beradaptasi dengan gravitsi dan iklim di Mars yang sangat berbeda dengan bumi. Jika rumah canggih ini bisa terlaksna kemungkinan harganya akan jauh lebih mahal dibanding dengan apartment mewah di New York.
Biaya yang diperlukan manusia untuk pergi ke Mars tidaklah sedikit. Elon Musk mengatakan manusia harus mempersiapkan US$ 100 ribu atau sekitar 1,4 miliar rupiah untuk membeli tiket pesawat ke Mars. Sebelumnya perkiraan harga tiket yaitu sebesar US$ 500 ribu, tetapi Elon Musk mematok harga yang ditentukan oleh keadaan ekonomi. Perkiraan Elon Musk, manusia bisa pindah ke Mars pada tahun 2029. Awalnya ia menargetkan manusia bisa pindah ke Mars pada tahun 2026, tetapi jika perkiraan tersebut meleset manusia bisa pindah ke Mars pada tahun 2030. Elon Musk juga berencana akan membangun kota di Mars pada 20-30 tahun yang akan datang.