Menyulap Brandgang Kumuh Menjadi Ruang Publik yang Cantik
Komunitas Karasa merevitalisasi brandgang kumuh menjadi ruang publik. Akses darurat untuk jalur evakuasi tersebut terpelihara dan tidak kehilangan fungsinya.
Penulis Dini Putri28 Februari 2023
BandungBergerak.id – Brandgang sempit yang dulu terlihat kumuh tak terawat karena dijadikan tempat warga menaruh barang bekas dan limbah rumah tangga, kini terlihat cantik. Komunitas Karasa Bandung menyulap brandgang di Gang Sauyunan RW02 Kelurahan Gempolsari Kota Bandung tersebut menjadi tempat yang cantik dengan padu padan warna lukisan dan dekorasi di sepanjang dindingnya.
Aktivitas menyulap gang kumuh menjadi cantik tersebut merupakan bagian dari kegiatan Brand Gang Vol. 2 yang di inisiasi komunitas Karasa Bandung. Kegiatan komunitas yang di gawang anak muda Bandung tersebut berfokus pada pemanfaatan potensi minus satu tempat untuk mengubahnya menjadi positif, syukur-syukur tumbuh menjadi potensi yang lebih baik.
Andi, inisiator dari Karasa menuturkan bahwa banyak potensi yang bisa digali dari gang kumuh yang banyak bertebaran di Bandung. Ia bersama Karasa memanfaatkan kreativitas seni untuk mengubah suasana gang agar tak lagi terkesan kumuh dan menjadi ruang publik alternatif bagi warganya.
“Kita gimana caranya, gang ini kita tumbuhkan nilai-nilai baru yang lebih baik. Makannya sebenarnya poin tag line-nya adalah menghidupkan gang, karena kita merasa bahwa gak ada ruang alternatif publik sebetulnya,” ujar Andi.
Dulu gang sempit yang diperuntukkan akses pemadam kebakaran tersebut terlihat tidak terurus ditumbuhi tanaman liar. Ada yang menjadikannya sebagai toilet hingga menyimpan sampah barang bekas. Akses yang sedianya diperuntukkan sebagai jalur evakuasi, malah tidak bisa dilalui.
Yang dilakukan komunitas Karasa Bandung tidak sebatas menyulap brandgang yang kumuh menjadi tempat yang cantik. Komunitas tersebut memilihkan teman perdamaian untuk program revitalisasi di brandgang tersebut.
Tidak berhenti dengan menyulapnya menjadi ruang publik yang cantik, komunitas Karasa mendorong warga memanfaatkan gang sempit tersebut menjadi area berjualan dengan memanfaatkan pintu belakang rumah milik warga di sana. Area berjualan di gang tersebut mengusung konsep drive thru, orang-orang memesan makan dengan berjalan dari satu sisi dan keluar di sisi gang yang lain. Kehadiran gang tersebut malah menambah pemasukan ekonomi warga.
Pegiat Karasa sengaja memilih kata dari bahas Sunda “karasa” yang berarti “terasa”. Arti nama tersebut bagi anggotanya serupa doa agar komunitas tersebut terus bisa bergerak dan memberikan dampak yang dirasakan masyarakat secara konkret.
Komunitas Karasa membagi fokus yang dikerjakannya dala beberapa bidang. Di antaranya @karasa.design yang mengajarkan mengenai desain, @karasa.tv yang berbicara mengenai fotografi dan videografi, @karasa.goods yang mengajarkan kewirausahaan dan produksi produk unggulan, serta masih banyak lainnya. Setiap bidang mewakili program yang dikerjakan komunitas Karasa untuk mengembangkan potensi agar sumber daya manusia, terutama anak muda agar produktif dan kreatif.
Andi mengungkapkan bahwa kegiatan revitalisasi brandgang di Gang Saluyu kendati mendapat apresiasi positif dari warga, namun masih ada pekerjaan rumah yang mesti jadi perhatian. Di antaranya pada isu inklusif. Ia mengaku komunitasnya sudah mengupayakan brandgang tersebut ramah disabilitas dengan memasang undakan kecil untuk mempermudah teman disabiltas melewati gang tersebut. Namun upaya tersebut dirasanya belum ideal karena keadaan gang yang sepenuhnya sulit di ubah.
“Kita juga pengen semua orang di sini tu bisa mengakses, poin utama akses juga penting bagi saya dan juga kita sudah pikirkan juga gimana caranya semua orang bisa menikmati area ini,” ujar Andi.
Sawah di Bandung Hilang, Seni Reak Kian Langka
Upaya Penguatan Memori Kolektif dan Serba-serbi Peringatan 68 Tahun Konferensi Asia Afrika
Warga Senang
Pekerjaan renovasi tersebut tuntas dengan diresmikan pada Minggu (26/2/2023). Sebagian warga kaget melihat hasilnya. Area yang diketahui persis oleh warga sebagai tempat yang kumuh dan tidak terawat tersebut kini terlihat bersih dan cantik.
Cucu, warga yang pintu belakang rumahnya berada di gang tersebut mengaku senang. “Luar biasa sekali, yang selama ini kita lihat gang ini aduh jalan juga susah ya, karena masing-masing pemilik rumah naro barang yang tidak terpakai atau rongsokan, termasuk saya juga pernah tapi cepat ditarik. Harapan setelah kaya begini, masing-masing pemilik rumah bisa merawatnya ya, memelihara merawat, berkelanjutan terus supaya gang ini bersih,” ujarnya.
Widayanti, Ketua RT di wilayah tersebut mengaku senang. egiatan yang dilakukan komunitas Karasa tersebut diharapkan bisa menginspirasi anak muda lainnya untuk ikut bergerak dan berkarya. “Bagus banget Alhamdulillah, berkat KARASA. Semoga bisa lanjut lagi kedepannya, bisa lebih bagus dan lebih maju. Mudah-mudahan diperbanyak (revitalisasi brand gang),” kata Widayanti.