• Budaya
  • Seni Rupa Tiga Dimensi untuk Menyuarakan Peduli Lingkungan

Seni Rupa Tiga Dimensi untuk Menyuarakan Peduli Lingkungan

Pameran seni Ruang Dalam karya mahasiswa Seni Rupa UPI menampilkan karya seni tiga dimensi dengan memanfaatkan bahan daur ulang sampah menyuarakan peduli lingkungan.

Karya seni rupa tiga dimensi yang ditampilkan mahasiswa Seni Rupa UPI angkatan 2019 dalam pameran “Ruang Dalam” di Kafe Len Urban, Bandung, yang berlangsung 2-5 Maret 2023. (Foto: Fryan Septiansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Fryan Septiansyah4 Maret 2023


BandungBergerak.id – Pameran seni bertajuk Ruang Dalam menampilkan karya seni rupa tiga dimensi dengan mengolah bahan daur ulang yang biasa dipergunakan sehari-hari. Pameran yang menyajikan karya seni mahasiswa Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut digelar di Kafe Len Urban di Jalan Gegerkalong Girang, Kota Bandung selama empat hari pada 2-5 Maret 2023.

Ada empat seniman yang menampilkan karyanya di pameran tersebut. Yakni Muladi menampilkan karyanya berjudul Tabi'at, Agisti dengan karyanya Persona, Tsabita  dengan karya berjudul Idealisme: Aku, Kamu Tercipta Dia, serta Rizki dengan karya berjudul Tertinggal. Karya tiga dimensi yang dipamerkan tersebut merupakan bagian dari tugas akhir perupa yang semuanya mahasiswa angkatan 2019.

Tsabita, salah satu seniman yang menampilkan karyanya dalam pameran tersebut mengatakan bahwa karya tiga dimensi terhitung jarang ditekuni. Pegiat seni rupa muda umumnya memilih medium seni dua dimensi untuk menyalurkan idenya. Karya rupa tiga dimensi dinilainya membuka ruang eksplorasi lebih dalam.

"Kita bisa manfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar kita,” ujar Tsabita.

Karya Tsabita dengan judul “Idealisme: Aku, Kamu Tercipta Dia” dalam pameran seni “Ruang Dalam” di Kafe Len Urban, Bandung, yang berlangsung 2-5 Maret 2023. (Foto: Fryan Septiansyah/BandungBergerak.id)
Karya Tsabita dengan judul “Idealisme: Aku, Kamu Tercipta Dia” dalam pameran seni “Ruang Dalam” di Kafe Len Urban, Bandung, yang berlangsung 2-5 Maret 2023. (Foto: Fryan Septiansyah/BandungBergerak.id)

Baca Juga: Seruan Darurat Iklim dari Jalanan Kota Bandung
Penduduk Kota Bandung Didominasi Anak Muda, Kebijakan Pemkot tidak Boleh Kolot
Peran Masyarakat Sipil di Balik Plakat Adipura untuk Babakan Siliwangi Kota Bandung

Rizki, seniman yang sekaligus ketua penyelenggara pameran tersebut mengatakan, pemilihan bahan sekaligus menjadi bentuk kepedulian pada isu yang diangkat. Ia mengaku sengaja menggunakan bahan daur ulang sampah untuk menggarap karyanya sekaligus menjadi media kampanye agar masyarakat lebih cermat dalam mengolah sampah.

Untuk karya Tertinggal yang ditampilkannya, Rizki menggunakan sampah plastik dan resin. Lewat karyanya tersebut ia ingin menyampaikan harapannya agar masyarakat peduli dengan kondisi lingkunganya.

“Karena kan makin lama bumi itu makin tua dan makin di rusak,” kata Rizki.

Karya rupa yang ditampilkan tersebut menampilkan identitas aliran seni rupa tiga dimensi yang berkembang. Diantaranya patung assembling, keramik terapan, keramik sebagai karya seni murni, dan resi sebagai daur ulang limbah plastik. Nama “Ruang Dalam” dipilih sebagai simbolisasi dimensi ketiga yang memiliki unsur kedalaman yang menghasilkan bentuk ruang yang dimiliki objek tiga dimensi.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//