• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Moral Pelajar, Urusan Siapa?

MAHASISWA BERSUARA: Moral Pelajar, Urusan Siapa?

Pendidik yang terbaik untuk mengajari seorang pelajar tentang nilai moral adalah berbagai pihak yang terlibat dalam kehidupan pelajar tersebut.

Sila Azzahra

Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Jakarta

Seorang murid SDN 5 Cikidang membacakan buku pelajaran di depan kelas bagi teman-temannya. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

9 Maret 2023


BandungBergerak.id – Para pelajar sering kali dipertanyakan tentang nilai moral yang mereka miliki. Ketika mereka  menjadi pemberontak di sekolah, para guru akan bertanya mengenai cara orang tua mereka mengajarkan nilai moral. Sedangkan ketika mereka menjadi pemberontak di rumah, giliran orang tua  yang akan bertanya apakah mereka tidak belajar mengenai moral di sekolah.

Kasus seperti sudah sering terjadi seolah moral-moral baik pada siswa hanya akan muncul dengan satu atau dua kali nasihat, padahal nyatanya menumbuhkan nilai moral pada siswa tidak semudah itu. Kita mengetahui bahwa anak ataupun pelajar perlu didikan moral untuk menciptakan adanya nilai moral yang baik dalam diri mereka.

Saling lempar tanggung jawab dari para orang tua maupun guru membawa kita pada pertanyaan, siapa yang bertanggung jawab akan pentingnya moral para pelajar? Apakah sekolah-sekolah di Indonesia sudah menyediakan pendidikan moral yang tepat bagi para peserta didiknya?

Sayangnya, di negara kita ini belum dengan baik mengajarkan pendidikan moral pada para pelajar, tidak ada aturan khusus yang mengatur hal ini. Para pelajar hanya mendapatkan wawasan moral yang baik dari beberapa guru yang peduli terhadap nilai moral yang di miliki oleh peserta didik.

Lalu jika di sekolah mereka tidak mendapatkan wawasan yang cukup untuk meningkatkan nilai moral mereka, apakah para pelajar ini mendapatkan wawasan dari para orang tua? Jawabannya lagi-lagi sama. Para orang tua seolah lepas tangan pada nilai moral anak-anak mereka, karena menurut mereka urusan moral anak mereka yang sudah bersekolah merupakan tanggung jawab pihak sekolah bukan lagi urusan mereka lagi. Seolah para orang tua ini lupa bahwa anak mereka juga menghabiskan banyak waktu di rumah bersama mereka. Hal seperti ini yang membuat para pelajar tidak mendapatkan gambaran yang cukup tentang moral apa yang harus mereka miliki selama menjadi pelajar dan moral seperti apa yang harus mereka miliki setelah dari dunia sekolah ini.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Konsepsi Merdeka Pada Program Magang Merdeka hanya Ilusi?
MAHASISWA BERSUARA: Mungkinkah Memulihkan Citra Baik Pemerintah?
MAHASISWA BERSUARA: Tantangan Membangun Kota Bandung
MAHASISWA BERSUARA: Nasib Dokter Umum di Indonesia

Pendidikan Moral

Sebelum membahas lebih jauh mengenai moral para pelajar, ada baiknya kita lebih dulu mengetahui apa itu moral. Moral berasal dari bahasa latin yaitu mores jamak dari kata mos yang mempunyai arti adat kebiasaan. Sedangkan menurut KBBI moral merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima oleh umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya: akhlak; budi pekerti; asusila. Lalu apa urgensi moral untuk para pelajar? Moral amatlah penting bagi para pelajar, dengan nilai moral yang baik para pelajar akan lebih mudah di terima lingkungan sosial, paham dengan apa yang perlu lakukan dan tidak perlu mereka lakukan, dan juga memiliki batasan diri pada hal-hal negatif yang menyerang diri mereka.

Moral pada seseorang tidak langsung terbentuk begitu saja, harus melalui pendidikan moral. Lalu apa itu pendidikan moral? Pendidikan sendiri memiliki arti pengubahan sikap dan tata laku bagi seseorang maupun kelompok. Maka pendidikan moral adalah pembentukan ataupun perubahan sikap dan moral bagi para pelajar. Siapakah pendidik yang baik untuk mengajari seorang pelajar tentang nilai moral, jawabannya ialah berbagai pihak yang terlibat dalam kehidupan pelajar tersebut. Seorang pelajar yang memiliki moral yang baik akan menjembatani pelajar yang lain untuk bermoral baik pula.

Sebenarnya nilai moral harus ditanamkan sedari kecil, maka dalam hal ini sudah menjadi tugas orang tua untuk mendidik moral anak-anaknya. Akan tetapi ketika anak tersebut memasuki dunia sekolah dan bertemu teman sebaya, pada keadaan ini pentingnya campur tangan oleh para pendidik agar moral yang diterapkan oleh orang tuanya tidaklah hilang. Pemilihan sekolah yang tidak sesuai dengan pola ajaran orang tua pada anak juga dapat merusak nilai moral yang sudah di tanamkan. Oleh karena pentingnya satu tujuan antara orang tua dengan guru dan sekolah.

Akhir-akhir ini minimnya nilai moral pelajar sangatlah terlihat. Contohnya ialah seorang murid melawan guru seperti pada video yang menjadi viral beberapa waktu lalu. Hal ini sebenarnya sudah sering terjadi, namun dengan cepatnya dunia maya sekarang ini membuat perbuatan tersebut menjadi perhatian publik. Memang benar adanya hal tersebut menjadi salah satu contoh bahwa moral pelajar memang perlu di pertanyakan, namun apakah biang masalah dari hal tersebut hanya datang dari pelajar? Apakah para pelajar tersebut sudah mendapatkan perhatian khusus tentang pendidikan moral? Kedua hal ini juga perlu dipertanyakan agar nantinya sistem pendidikan juga dapat memperbaiki agar hal tersebut tidak terulang.

Perbuatan murid yang berani membentak guru memang tidak bisa di benarkan dari bagian manapun. Namun apabila murid tersebut memiliki moral yang baik sedari dulu, perkataan dari guru yang mengusik dirinya akan di tanggapi dengan bijaksana, sehingga tidak ada adegan yang kita lihat seperti sekarang ini.

Nilai Moral pada Pelajar

Lalu hal seperti perundungan di sekolah merupakan salah satu bentuk lain dari hilangnya moral pelajar. Seperti pada berita yang akhir-akhir ini sedang beredar, seorang siswa SD memilih bunuh diri karena merasa lelah selalu dirundung teman-teman sekolahnya karena siswa tersebut merupakan seorang anak yatim. Dari berita tersebut lagi-lagi siapa yang bisa kita salahkan akan kejadian ini.

Seorang pelajar tingkat SD saja mampu merundung teman sekolahnya padahal di usia mereka nilai moral baru mulai mereka terapkan dalam dunia sosial, namun mereka bisa di bilang kehilangan patokan akan nilai moral mereka. Di usia mereka konsep nilai moral bisa hilang karena faktor sosial media yang pemakaiannya tidak sesuai dengan usia mereka, maka orang tua memiliki peran yang penting dalam hal ini untuk mengawasi apa saja yang dapat anaknya akses. Begitu pula dengan guru di sekolah perlu mengajarkan lebih dalam tentang nilai moral. Jangan hanya mengajarkan namun mencontohkan agar para pelajar mampu mengembangkan nilai moral yang baik.

Pada dua kasus tersebut menunjukkan sangat dibutuhkan tanggung jawab di antara pihak sekolah dan pihak orang tua, seorang pelajar tidak bisa hanya mengembangkan nilai moral jika dari pihak yang berpengaruh dalam kehidupannya tidak ingin membantu. Pelajar butuh bimbingan untuk terus meningkatkan nilai moral yang baik yang ada dalam diri mereka. Pemerintah juga harus mulai berperan dalam hal ini dengan menatapkan kebijakan yang mengharuskan sistem akademik mengajari nilai moral pada pelajar agar pihak sekolah tidak menganggap enteng dengan permasalahan moral para pelajar ini.

 

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//