• Opini
  • Persib Lupa Tanggal Lahirnya Sendiri

Persib Lupa Tanggal Lahirnya Sendiri

Koran “Sipatahoenan” edisi 19 Maret 1934 menuliskan pertama kali nama Persib, yang merupakan kependekan dari “Persatoean sepak raga Indonesia Bandoeng”.

Rizki Sanjaya

Alumnus Sastra Sunda Unpad, bisa disapa di @rizkimasbox.

Koran “Sipatahoenan” tanggal 19 Maret 1934 menyebutkan nama Persib pertama kalinya dalam dalam artikelnya yang berjudul “Persib. Almarhoem P.S.I.B. djeung N.V.B.” (Foto: Dokumentasi Rizki Sanjaya)

19 Maret 2023


BandungBergerak.id – Minggu, 12 Maret 1933, dua hari sebelum Persib diyakini berdiri, kompetisi di bawah naungan P.S.I.B. masih menjalankan roda kompetisinya. Sore hari itu, di lapang A.T.V.C, empat kesebelasan bertanding berebut poin (NN. 1933, “Voetbal”, Sipatahoenan, 13 Maret 1933). Pertandingan antara O.P.I. melawan S.V.C. berakhir untuk kemenangan O.P.I. dengan skor 2-1. Sedang di pertandingan lain, K.P.C. unggul tipis 1-0 atas lawannya H.B.O.M.

Rabu, 15 Maret 1933, Sipatahoenan tak sedikit pun merilis berita berbau Persib. Padahal Sipatahoenan tak pernah tebang pilih mewartakan informasi sepak bola di kolom “Voetbal”. Hampir semua berita sepak bola, baik bond Indonesier, Belanda, juga Tionghoa, diwartakan oleh koran yang menurut R.A.A Wiranatakoesoema tak kalah dari surat kabar Indonesia lainnya(NN.1934, “Sipatahoenan-Persbreidel”, Sipatahoenan, 21 Maret 1934).

Baca Juga: Persib di antara Reruntuhan Anyer Dalam
SEJARAH SURAT KABAR WARTA BANDUNG #6: Persib Noe Aing!!!
BUKU BANDUNG #60: Sejarah Maenbal di Bandung dan Lahirnya Persib
PERSIB BANDUNG VS TIMNAS FILIPINA: Kala Maung Menerkam The Azkals di Stadion Sidolig

Conferentie 14 Desember 1933

Hal menarik muncul di akhir tahun 1933. Dua bond asal Bandung, P.S.I.B. dan N.V.B. menggelar conferentie di H.I.S. Karang-Kapoetran. Tak tanggung, berita besar bagi “Voetbal Bandoeng” ini, dimuat di halaman utama Sipatahoenan, 15 Desember 1933. Diwartakan jika konferensi yang dihadiri pengurus dari P.S.I.B. dan N.V.B., membahas penggabungan kedua bond itu menjadi ikatan baru.

Dalam konferensi ini, N.V.B. ambil peran di awal. Hoesijn (N.V.B. merangkap voorzitter comite) memaparkan konferensi ini berkenaan dengan wacana penggabungan dua bond. Soedjono mewakili N.V.B. memaparkan, jika dua bond ini bersatu, maka ini merupakan hal positif bagi kedua belah pihak. Salah satu keuntungan yang Soedjono maksud, berkenaan dengan sewa sportpark Tegallega.

Berbeda dengan perwakilan N.V.B. yang menawarkan beragam keuntungan ketika dua bond ini bersatu, Anwar (P.S.I.B.) bersikap diplomatis saat memberi pandangan. Baginya fusie antara P.S.I.B. dan N.V.B. tidak sedikit pun ditujukan untuk mencari untung. Bagi Anwar, meski tanpa adanya lapangan sekalipun, bersatunya dua bond Indonesier asal Bandung ini adalah sebuah keharusan.

Konferensi malam itu berlanjut dengan rancangan pengurus jika fusie tercapai. Anwar (P.S.I.B.) didapuk sebagai Voorzitter, Joenoes (N.V.B.) Vice Voorzitter, Singgih (P.S.I.B.) 1e Secretaris, Soedarma (N.V.B.) 2e Secretaris, Hendamihardja (P.S.I.B.) 1e Penningmeester, Moenadi (N.V.B.) 2e Penningmeester, O.K. Soedarma (N.V.B.) Redacteur Orgaan, dan Djoehana (N.V.B.) Competitielieder.

Tidak diterangkan lebih lanjut bagaimana konferensi yang berlangsung 14 Desember 1933 itu berakhir. Yang pasti konferensi yang digelar malam hari tersebut, diyakini banyak pihak menghasilkan kesimpulan terbaik, baik bagi P.S.I.B. maupun N.V.B. Kedua bond Indonesier asal Bandung tersebut berharap agar bond baru yang mereka impikan dapat segera terbentuk.

Fusie Berhasil, Persib Terlahir 18 Maret 1934

Minggu, 18 Maret 1934. Mari ingat tanggal ini sebagai hari bersejarah bagi Persib. Di tanggal dan tahun inilah nama Persib pertama ditulis di media massa. Hal ini terekam dari arsip Sipatahoenan edisi 19 Maret 1934. Dalam artikel berjudul “Persib. Almarhoem P.S.I.B. djeung N.V.B.”, singkatan Persib saat itu, merupakan kependekan dari “Persatoean sepak raga Indonesia Bandoeng”.

Kemunculan nama Persib pada 18 Maret 1934, merupakan hasil dari pertemuan-pertemuan yang melibatkan pengurus dua bond Indonesier asal Bandung, P.S.I.B. dan N.V.B. Empat bulan selepas konferensi 14 Desember 1933, para pengurus P.S.I.B. dan N.V.B. kembali menggelar pertemuan yang pada kesempatan kali ini digelar di Instituut-Karang-Kapoetran, Kepatihanweg No. 4.

Di hari bersejarah bagi Persib ini, Hoesijn Kartasasmita, selaku voorzitter comite, membuka perkumpulan P.S.I.B dan N.V.B. dengan sebuah pidato. Siapa saat itu menyangka, jika pidato Hoesijn saat fusie dua bond asal Bandung ini, menjadi berharga berpuluh tahun kemudian? Selanjutnya saya akan salin secara utuh naskah pidato asli Hoesijn Kartasasmita di hari kelahiran Persib.

Berikut salinan naskah pidato pembuka Hoesijn Kartasasmita tanggal 18 Maret 1934 (NN. 1934, “PSIB + NVB = PERSIB”, Sipatahoenan, 19 Maret 1934).

 

“Rapat jth.

Atas kedatangannja Toean-Toean sekalian, saja atas nama Comite, mengoetjapkan diperbanjak trima kasih, dan sebeloemnja kita memoelai dengan apa-apa jang akan diperbintjangkan, saja minta dengan hormat, soepaja nanti Toean-Toean soedi berdiri kira-kira 2 menit lamanja, oentoek meperingatkan (herdenken) wijlen Toean Joesoef, jang didalam tindakan jang kita andjoerkan, ja’itoe fusie, termasoek dalam golongan voorstanders unificatie. Moga-moga belian itoe dirachmat didalam koeboer dan dari fihak kita minta do’anja, soepaja ini fusie bisa terdjadi dengan tiada koerang soeatoe apa-apa (Vergadering kinten-kinten 2 menit dischors).

Sekarang saja akan roendingkan apa-apa jang terkandoeng dalam hati saja, berhoeboeng dengan tjita-tjita ini.

Telah beberapa boelan, sebeloemnja saja doedoek didalam kalangan bestuur N.V.B., teroetama terdorong oleh eenheidssfeer saja mempoenjai tjita-tjita oentoek mempersatoekan kedoea bond jang ada di Bandoeng ini, dan kemoedian bersama-sama dengan bond-bond itoe membikin persatoean dari semoe club-club maen bola bangsa kita jang ada di Bandoeng.

Kebetoelan pada sala satoe vergadering N.V.B. maka saja dipinta mendjadi anggauta dari bond terseboet, permintaan mana saja trima dengan senang hati, oleh karena dengan djalan itoe saja poenja pengharapan, bahwa tjita-tjita saja bisa diandjoerkan dalam itoe bond dahoeloe.

Didalam vergadering-vergadering N.V.B. sering sekali saja mengemoekakan tengtang fusie kedoea bond kita ini, dan goena-goenanja, harga-harganja terhadep kepada pihak loearan saja terangkan. Tida beberapa lama timboel satoe aliran didalam golongan N.V.B. bestuur seoemoemnja, bahwa persatoean dari club-club itoe bergoena dan berharga sekali. Matjam-matjam tjonto saja kemoekakan dan voordeelnja persatoean, berhoeboeng dengan adanja sportpark, djoega saja kemoekakan.

Roepanja cretiek-cretiek jang ada didalam soerat-soerat kabar terhadap kepada sportpark, mendjadi satoe dorongan kepada bond-bond itoe dan club-clubnya djoega oentoek bersatoe. Tida perloe saja roendingkan tentang sportpark, oleh karena disini boekan tempatnja dan oleh karena saja tentang itoe merasa onbevoegd dan tida begitoe taoe organisatienja jang sedalam-dalamnja.

Tjoemah saja bisa bilangkan, bahwa djika kedoea bond kita ini soedah berfusie, sportpark comite, en block, akan meletakkannja djabatannya sebagai pengoeroes sportpark dan menjerahkan hal-hal itoe kepada bond-bestuur jang baroe.

Djika itoe sportpark soedah ada ditangan kita nistjajalah kita akan bisa mengatoer organisatienja menoeroet kemaoean kita, menilik keadaan-keadaan club-club dan mengatoer itoe hal seadil-adilnja.

Tjita-tjita saja berhoeboeng dengan fusie, ja’itoe bahwa ini sebisa-bisa haroes didjadikan dengan kemaoeannja dan tenaganja kedoea bond itoe.

Djadi kita akan berdaja oepaja sendiri oentoek bersatoe, dan tidak akan meminta perantaraan pihak loearan sebeloemnja kita ,,mopo”.

Itoe tjita-tjita mendapat perhatian dan dimoefakati oleh kawan-kawan saja dan djoega dimoepakati oleh P.S.I.B. dan N.V.B.

Kira2 4 boelan jang telah laloe maka saja mendapat kawan sefaham dan jang maoe bekerdja oentoek tjita2 itoe, ja’itoe toean Soedarmaatmadja, jang oleh N.V.B. dipilih mendjadi anggauta N.V.B. doedoek bersama-sama dengan saja didalam satoe bond. Beliaulah jang mendjadi tangan-tangan kanan saja didalam andjoeran ini. Begitoelah saja bekerdja bersama-sama, sehingga pada tanggal 15 December 1934 bisa mengadakan conferentie antara bestuur-bestuur N.V.B. dan P.S.I.B. di sekolahan Instituut Karang-Kapoetran di Oudekerkhofweg 55. Itoe konferentie, jang dikoendjoengi oleh segenap bestuur N.V.B. dan P.S.I.B. ada menjenangkan kepada doea pihak, sehingga kedoea bond itoe berdjandji padanja bahwa lid-lid bestuur itoe akan sebisa-bisa memadjoekan tjita-tjita jang moelia ini.

Sehabisnja conferentie roepanja kedoea pihak itoe soenggoeh-soenggoeh bekerdja oentoek fusie boektinja tida berapa lamanja saja mendapat chabar dari kalangan P.S.I.B. bahwa P.S.IB. mengemoefakati fusie itoe.

Didalam gelederen N.V.B. tida oesah saja terangkan sebab toean-toean djoega tentoe masih ingat bagimana giatnja club-club dalam jaarvergadering jang telah laloe terhadap kepada fusie itoe, dan unificatie ditrima oleh 9 club dari N.V.B. Dalam itoe vergadering dan djoega jang sehabisnja diadakan saja diminta soepaja saja maoe memimpin rapat-rapat fusie jang akan diadakan permintaan mana saja trima dengan senang hati.

Didalam rapat ini sependapatan saja soepaja menggampangkan perkerdjahan dan tida melamakan tempo maka hal-hal jang berhoeboeng dengan keperloean intern, ta oesah kita roendingkan didalam rapat ini, lebih baik hal-hal organisatie itoe kita bitjarakan dahoeloe dalam kalangan bond baroe.

Tentang soesoenan bestuur bond baroe jang oleh comite nanti akan dikemoekakan sebagai oesoel dari comite saja berharap soepaja gedachtegang toean-toean ditoedjoekan kepada persatoean sahadja, djangan mempoenjai pikiran begini dan begitoe agar soepaja persatoean kita moedah terdjadinja.

Begitoepoen terhadap kepada nama jang oleh kita akan dioesoelkan belakangan.

Toean-Toean, sekian pemboekaan saja tentang fusie, dan besar pengharapan saja bahwa ini rapat akan berboeah.”

 

Masih Mungkin Berubah

Terang kini, bahwa Persib tak lahir 14 Maret 1933. Dari berbagai arsip yang ditemukan banyak pihak, tak seorang pun yakin jika Persib memang lahir pada 14 Maret 1933. Hari-hari ke depan tidak semestinya dimaknai dengan perenungan mendalam. Bukan juga ajang menampik fakta-fakta terbarukan. Sejatinya kapan pun Persib lahir, dia ‘kan tetap menjadi anugerah bagi pencintanya.

Data yang tertulis di koran Sipatahoenan edisi 19 Maret 1934 sekalipun belum tentu hasil final. Edisi yang menggemparkan bobotoh sejak dikupas Atep Kurnia masih memberi teka-teki yang harus ditemukan jawabannya. Paragraf penutup pada artikel “Persib. Almarhoem P.S.I.B. djeung N.V.B.” menerangkan jika nama Persib baru akan diajukan ke algemeene ledenvergadering Minggu mendatang.

Belum diketahui secara jelas, apakah 18 Maret 1934 merupakan penanggalan yang dipilih oleh para pengurus Persib seusai fusi, atau mereka lebih senang menunggu hasil penetapan dari algemeene ledenvergadering? Yang jelas penelusuran ke depannya tak akan terlalu sulit. Benang merahnya sudah ditemukan, di luar tahun 1933, dan besar kemungkinan masih di tahun 1934.

Banyak sejarah dalam negeri yang belum terungkap atau ditutupi kebenarannya. Terkait sejarah Persib, mungkin ini hanya bagian kecil sejarah negeri yang diberi usia panjang. Usia Persib tak bisa berbohong. Hampir 90 tahun Persib bertahan dan dicintai pendukungnya. Tradisi bobotoh dalam mendukung Persib merupakan fatamorgana di belantika sepak bola tanah air saat ini.

Sejarah bisa terungkap dari para pelaku sejarah hingga arsip yang tertimbun. Namun prioritas utama tetap pada keasliannya. Data yang tertulis di koran Sipatahoenan cukup sulit ditentang dengan dalih kebohongan publik. Perjalanan awal Persib berdiri, terekam jelas secara garis waktu. Ucapan terima kasih saya haturkan pada Perpusnas RI yang banyak melakukan digitalisasi naskah.

Sebagai penutup, saya lampirkan susunan pengurus Persib(7) yang langsung terbentuk di akhir fusie antara P.S.I.B. dan N.V.B, 18 Maret 1934. Voorzitter: Anwar (P.S.I.B.), Vice-Voorzitter: Hoesijn (N.V.B.), 1e Secretaris: Soedarma (N.V.B.), 2e. Idem: Djen (P.S.I.B.), Penningmeester: Hendarmihardja (P.S.I.B.), Commissarissen: Prawira, Moenadi, Mian, Djakaria (Campuran P.S.I.B dan N.V.B.).

Bandung, 18 Maret 2023.

*Artikel ini telah lebih dulu dikirim ke redaksi simamaung.com. Namun tujuan saya mengirimkan ke BandungBergerak.id, ditujukan sebagai arsip pendidikan.

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//