• Pemerintah
  • Data Volume Rata-rata Sampah Plastik Harian Kota Bandung 2020, Mewaspadai Tren Kenaikan

Data Volume Rata-rata Sampah Plastik Harian Kota Bandung 2020, Mewaspadai Tren Kenaikan

Dalam kurun satu tahun, Kota Bandung memproduksi sekitar 118.552 meter kubik sampah plastik. Sangat membahayakan kelestarian lingkungan.

Penulis Sarah Ashilah25 Oktober 2021


BandungBergerak.id - Terus meningginya volume sampah plastik merupakan salah satu isu lingkungan yang tidak pernah selesai hingga kini. Bahan dasarnya yang murah dan kuat menjadi pilihan industri-industri besar maupun pedagang kecil dalam memilih plastik sebagai kemasan atau campuran produk-produk non-makanan.

Namun, di balik manfaatnya yang serbaguna, plastik menyimpan segudang ancaman bagi ekosistem dan berdampak pada seluruh makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Plastik tidak akan pernah terurai secara sempurna. Ia meninggalkan jejak ekologi yang bertahan selamanya.

Merujuk dokumen Kota Bandung dalam Angka 2009-2021, kita bisa mengetahui fluktuasi volume rata-rata sampah plastik harian di Kota Bandung dalam kurun 2016-2020. Sempat berkurang signifikan pada tahun 2016, volume sampah plastik harian kembali mengalam tren kenaikan. Pada 2020, tercatat volume sampah plastik harian sebanyak 324,28 m3. Artinya, dalam kurun satu tahun, Kota Bandung memproduksi sekitar 118.552 m3 sampah plastik.

Baca Juga: Data Produksi Sampah Harian Kota Bandung 2009-2020, Total 22 Juta Meter Kubik
Data Rata-rata Rit Harian Truk Sampah Kota Bandung 2011-2019, Intensitas Meninggi Berkontribusi pada Rusaknya Jalan

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat Meiki W. Paendong menjelaskan, plastik memang tidak akan berbahaya ketika dipergunakan. Namun sebenarnya proses pembuatan plastik di pabrik turut menyumbang emisi gas efek rumah kaca yang berdampak pada fenomena pemanasan global.

Bahkan plastik yang didaur ulang pun masih jauh dari standar ramah lingkungan, karena tetap melewati proses industri yang pemanasannya menggunakan bahan bakar fosil. Selain turut menyumbang emisi gas efek rumah kaca, pengolahan sampah plastik yang keliru di tempat pembuangan sampah pun memberikan dampak berbahaya bagi lingkungan.

“Sampah di TPA kan semuanya disatukan. Plastik yang anorganik, ketika menyatu dengan sampah-sampah organik, membentuk senyawa gas metan yang berbahaya. Belum lagi yang dibakar. Atau kalaupun terurai, jejak ekologi plastik tidak akan benar-benar hilang dan tetap terkandung di dalam air dan tanah,” ujar Meiki saat dihubungi BandungBergerak.id, Jumat (30/7/2021).

Diketahui, Pemerintah Kota Bandung sudah menggulirkan beragam kebijakan penanganan sampah plastik. Di antaranya adalah pembatasan penggunaan kantong plastik. Bandung bahkan menjadi salah satu kota pertama yang menerapkan aturan ini meski efektivitasnya di lapangan masih jauh dari optimal. 

Demikian juga dengan rintisan program kota nol sampah. Ada beberapa wilayah yang sudah ditetapkan sebagai kawasan bebas sampah (KBS) karena sudah menerapkan prinsip-prinsip pemilahan sampah. Namun melihat data di atas, kita tahu upaya ini masih jauh dari usai. 

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//