• Kolom
  • GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (7): Gunung Sangar Arjasari, Si Mungil nan Cantik di Kaki Pegunungan Malabar

GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (7): Gunung Sangar Arjasari, Si Mungil nan Cantik di Kaki Pegunungan Malabar

Gunung Sangar Arjasari di masa lalu dikenal sebagai kawasan angker dan menyeramkan. Sekarang gunung ini menjadi tujuan wisata alam yang memikat di Bandung selatan.

Gan Gan Jatnika

Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika

Pemandangan di puncak Gunung Sangar Arjasari, Kabupaten Bandung, Agustus 2021. Tidak lagi sangar dan menyeramkan, kawasan ini pantas direkomendasikan sebagai salah satu destinasi wisata alam terbuka bagi warga. (Foto: Gan Gan Jatnika)

22 Oktober 2021


BandungBergerak.idSebuah gunung kecil di kaki Pegunungan Malabar, Kabupaten Bandung, terlihat menarik perhatian, bentuknya seperti setengah bulatan yang terbalik. Tingginya tidak terlalu menjulang, tetapi menggugah rasa penasaran untuk lebih jauh mengetahuinya.

Nama gunung ini cukup unik, yakni Gunung Sangar. Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda kata “sangar” mengandung arti “menyeramkan”. Di halaman 606 Kamus Basa Sunda yang disusun oleh R. A. Danadibrata, kata “sangar” berarti watak atau sifat yang membawa kesusahan atau celaka. Di Tatar Sunda zaman dahulu, suatu wilayah yang dikenal membawa kecelakaan atau ketidakselamatan kepada pemiliknya disebut pula dengan “Tanah Sangar”.

Seram juga ya artinya. Lantas mengapa gunung di Arjasari, Kabupaten Bandung ini diberi nama Gunung Sangar?

Inilah pentingnya toponimi. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), toponimi memiliki dua arti. Arti yang pertama, toponimi adalah cabang Onomastika yang menyelidiki nama suatu tempat. Arti yang kedua, toponimi adalah nama tempat saja. Onomastika sendiri berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari nama dan asal-usulnya.  Jadi boleh dikatakan, topinimi adalah pengetahuan yang membahas tentang penamaan suatu tempat, wilayah atau suatu bagian lain dari permukaan bumi.

Menurut warga setempat yang ditemui pada bulan Agustus 2021 lalu, penamaan Gunung Sangar berasal dari kondisi kawasan gunung dan hutannya yang dianggap sangar dan sanget. Sangar karena banyak bahaya yang mungkin dijumpai pengunjung, terutama binatang liar dan buas, dan sanget karena banyak hal mistis yang dimitoskan. Itulah sebabnya sedikit sekali warga setempat yang berani memasuki kawasan tersebut.

Di zaman dahulu, kesangaran atau keseraman hutan Gunung Sangar sering dikaitkan dengan kisah si raja hutan, alias harimau. Tidak hanya harimau sungguhan, tapi ada juga mitos tentang harimau jadi-jadian. Salah satu kisahnya bisa ditemukan di daerah Baros yang disebut Legoksura. Nama Legoksura berasal dari cerita tentang seorang lelaki bernama Pak Sura yang tewas diterkam harimau.

Dua pendaki menikmati pemandangan Gunung Sangar (tampak paling kiri) dari Kampung Pasirbentang, Desa Mekarjaya, Kecamatan Arjasari. Kabupaten Bandung, Agustus 2021. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Dua pendaki menikmati pemandangan Gunung Sangar (tampak paling kiri) dari Kampung Pasirbentang, Desa Mekarjaya, Kecamatan Arjasari. Kabupaten Bandung, Agustus 2021. (Foto: Gan Gan Jatnika)

Lokasi dan Akses

Gunung Sangar secara administratif berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Desa Mekarjaya baru dibentuk pada tahun 1983. Sebelumnya daerah ini masih merupakan bagian dari Desa Baros.

Untuk mencapai Gunung Sangar dari Kota Bandung, kita bisa memilih jalur ke arah Banjaran. Sebelum tiba di pertigaan Banjaran, kita berbelok ke arah timur menuju Arjasari. Selanjutnya, perjalanan menempuh jalur ke arah Baros, mengikuti papan petunjuk menuju lokasi wisata Yasmin. Begitulah kita akan sampai di Kampung Citiis atau Kampung Pasirbentang, Desa Mekarjaya.

Dari Desa Mekarjaya, kita bisa melihat dengan jelas penampakan Gunung Sangar ini. Di sebelah baratnya tampak puncak-puncak lain dari pegunungan Malabar. Ada Puncak Malabar yang dikenal dengan keberadaan Batu Pedang di punggungannya. Ada juga Puncak Mega, Puncak Reregan, Puncak Ipis, dan puncak-puncak lainnya.

Di sebelah timur Gunung Sangar, terdapat Gunung Kolotok yang memiliki ketinggian hampir serupa. Ketinggian Gunung Sangar, menurut peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) yang dikeluarkan oleh BIG (Badan Informasi Geospasial) edisi 1 tahun2000 dengan skala 1:25.000, adalah 1690 Mdpl (meter di atas permukaan laut).

Dari peta lama dengan tahun cetak 1893 yang dikoleksi oleh Museum Universitas Leiden, Belanda, terdapat keterangan bahwa di sisi barat Gunung Kolotok ada sebuah nama yaitu “Djaya”. Bisa jadi Gunung Djaya adalah nama lama dari Gunung Sangar.

Dari ketinggian Gunung Sangar, mengalir beberapa mata air yang jernih. Mata air ini kemudian menjadi beberapa sungai kecil yang bermuara ke aliran Sungai Ci Bintinu.

Batu Susun, salah satu keunikan alam yang bisa ditemui pengunjung, terletak sekitar 300 meter dari puncak Gunung Sangar Arjasari, Kabupaten Bandung. Dari lokasi ini, terlihat dengan jelas hamparan perkotaan Bandung selatan. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Batu Susun, salah satu keunikan alam yang bisa ditemui pengunjung, terletak sekitar 300 meter dari puncak Gunung Sangar Arjasari, Kabupaten Bandung. Dari lokasi ini, terlihat dengan jelas hamparan perkotaan Bandung selatan. (Foto: Gan Gan Jatnika)

Potensi Wisata dan Ekonomi

Gunung Sangar sekarang tidaklah sesangar atau seseram kisah masa lalunya. Gunung di kaki Pegunungan Malabar ini sudah menjelma menjadi kawasan nan cantik dengan penataan wisata yang cukup rapi.

Basecamp untuk memulai pendakian sudah tersedia dan mudah diakses. Lokasinya di pinggir Jalan Citiis, tepat di seberang sebuah masjid. Tiket masuk untuk hiking sebesar lima ribu rupiah, dan parkir sepuluh ribu rupiah. Jangan lupa mengisi buku tamu atau buku pengunjung yang telah disediakan.

Dalam perjalanan hiking menuju puncak, ada keunikan-keunikan alam yang bisa dikunjungi. Di antaranya batu ukuran besar yang lokasinya sekitar 300 meter dari puncak. Batu ini disebut dengan Batu Susun.

Pemandangan dari Batu Susun ini sangat menawan. Melayangkan pandang ke arah utara, kita bisa melihat hamparan perkotaan Bandung selatan dan Pegunungan Baleendah dengan jelas.

Selain Batu Susun, kawasan ini memiliki juga Batu Korsi, Batu Meja, Batu Kantil, Batu Tumpeng, dan lain-lainya.

Selain daya pikat wisata alam, kawasan Gunung Sangar juga memiliki sebuah lapang sepakbola yang bagus. Namanya lapang sepakbola Pasirbentang. Dinamakan demikian karena lokasinya berada di Kampung Pasirbentang. Dari lapangan ini, puncak Gunung Sangar dan puncak-puncak lain di Pegunungan Malabar bisa kita saksikan.

Keunikan lain dari lapang sepakbola Pasirbentang yaitu adanya pohon Waru doyong di sisi selatan tribun penonton. Saking doyong atau miring, batang pohon ini hampir menyentuh tanah.

Potensi perkebunan wilayah ini juga sangat baik. Terdapat perkebunan sayuran, pinus, dan kopi. Untuk peekebunan kopi, hasilnya bahkan sudah dikelola dan dikemas dengan baik dengan merek “Kopi Sangar”. Kalau tidak sempat menikmati kopi lokal ini di lokasi, kita bisa membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (6): Gunung Nagara Padang Ciwidey dan Simbol-simbol Perjalanan Hidup Manusia
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA (5): Gunung Pabeasan Arjasari, dari Kerimbunan Hutan hingga Batu Ampar yang Menawan

Permasalahan dan Risiko

Kawasan Gunung Sangar memiliki potensi risiko bencana kebakaran hutan yang cukup tinggi, terutama di musim kemarau panjang. Penyebabnya, alang-alang rimbun di sebagian besar kawasannya.

Kebakaran besar yang terjadi pada Oktober 2019 lalu adalah buktinya. Saat itu puluhan hektare lahan di kawasan Gunung Sangar terbakar, dan api dengan cepat merambat menuju bagian Pegunungan Malabar lainnya, termasuk ke kawasan Gunung Puntang. Medan yang curam dan sulit dijangkau oleh tim pemadam kebakaran, membuat api sulit dikendalikan. Butuh waktu beberapa hari untuk memadamkannya.

Para pengunjung Gunung Sangar diajak untuk berhati-hati ketika menyalakan api untuk membuat api unggun atau memasak saat berkemah. Sebelum meninggalkan lokasi, pastikan api benar-benar telah padam. Pun demikian bagi mereka yang merokok. Jangan membuang puntungnya sembarangan, apalagi kalau ujungnya belum benar-benar padam.

*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi www.bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)

Editor: Redaksi

COMMENTS

//