• Kampus
  • Indonesia Membutuhkan Rute Jelas untuk Mencapai 100 Tahun Kemerdekaan

Indonesia Membutuhkan Rute Jelas untuk Mencapai 100 Tahun Kemerdekaan

Pembahasan rute ini diungkap dalam buku Rute Indonesia Raya yang ditulis Abdy Yuhana. Buku ini dibedah FISIP Unpar.

Buku Rute Indonesia Raya yang ditulis Abdy Yuhana dan didiskusikan FISIP Unpar, Bandung, Senin (20/3/2023). (Foto: Unpar)

Penulis Iman Herdiana25 April 2023


BandungBergerak.idDi dalam kehidupan, rute merupakan suatu yang penting untuk mencapai tujuan. Tanpa mengetahui rute yang akan ditempuh, kita akan mengalami berbagai kerugian secara waktu ataupun material.

Demikian pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, rute memegang peranan penting. Misalnya, tujuan menepati janji-janji kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak bisa hanya dengan mengandalkan keberanian tanpa rute yang terukur.

Hal tersebut mengemuka dalam acara Humanities Corner yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Humaniora (LPH) di Mgr. Geise Lecture Theater Audio Visual Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) pada Senin (20/3/2023) lalu.

Acara bertajuk “Visi Kebangsaan : Rute Indonesia Raya” merupakan acara bedah buku “Rute Indonesia Raya” yang ditulis Abdy Yuhana serta diskusi bersama dengan Pius Sugeng Prasetyo selaku Dekan FISIP.

Abdi selaku penulis mengingatkan bahwa dalam bernegara, kita sebagai masyarakat tentunya memiliki tujuan yang harus diraih. Meskipun demikian, tujuan tersebut jika tidak dipersiapkan ataupun dilalui tidak akan tercapai meskipun Indonesia kelak pada tahun 2045 akan mencapai usia 100 tahun.

Maka dari itu, ia mengungkap bahwa Indonesia membutuhkan rute/arah yang dilalui secara tepat agar terhindar dari salah mencapai tujuan dalam bernegara.

“Rute ini harus kita tempuh, kita lalui sehingga kita kemudian bisa melihat ke depan di tahun 2045 nanti, kita bisa bersaing dalam konteks persaingan global,” ujar Abdy Yuhana, dikutip dari laman Unpar.

Merespons hal tersebut, Abdi menyatakan bahwa kita harus memiliki satu visi kebangsaan. Visi kebangsaan ini merupakan kompas serta arah dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Visi Kebangsaan ini menjadi penting dalam menghadapi tantangan pada setiap zamannya.

“Makanya visi ini menjadi penting dalam mengelola hidup berbangsa dan negara sehingga kita memiliki mimpi yang indah tentang Indonesia Raya dan Republik Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut, dirinya mengungkap beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat adalah:

Menyadari potensi serta kondisi yang Indonesia miliki.

Memiliki kesepakatan dalam bernegara sebagai acuan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Sinergi dalam pembangunan bangsa yakni pembangunan peradaban bangsa, pembangunan Sumber Daya Manusia yang unggul, dan pembangunan yang merata serta berkeadilan.

Meskipun demikian, kondisi hari ini mencerminkan bahwa Indonesia sering kali masih disibukkan oleh 3 hal yakni belum selesainya masalah faktor sejarah, perdebatan mengenai kesepakatan negara, dan masih dalam suasana euforia demokrasi. Jika hal ini tidak segera diselesaikan, ia menyatakan bahwa kita tidak akan bisa beranjak untuk menjadi negara yang bisa menepati janji kemerdekaan Indonesia, yakni sejahtera, adil, makmur, aman, dan santosa. Maka dari itu menurutnya harus bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut harus diselesaikan untuk menciptakan rute.

“Kita tidak bisa berpikir bagaimana memajukan negara ini. Kenapa? Karena persoalan-persoalan yang sangat dasar terhadap kondisi berbangsa kita tidak bisa kita selesaikan dengan baik,” ucap Abdi.

Baca Juga: Tips Mencari Pekerjaan yang Tepat di Tengah Krisis Seperempat Kehidupan
Seleksi Jalur Prestasi Masuk UIN, IAIN, dan STAIN Diumumkan Hari Ini
Satgas PPKS Unpar Menerbitkan Buku Saku Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

Rute bernegara sendiri merupakan bagian dari tawaran ide, gagasan, dan visi kebangsaan untuk mencapai Indonesia Raya. Jika seluruh entitas bangsa seharusnya memiliki pemahaman yang kongruen tentang pentingnya rute bernegara yaitu Rute Indonesia Raya.

“Kita ingin Indonesia ke depan menjadi lebih baik, tetapi jangan sampai proses bernegara kita seperti menari poco-poco yang bergerak ke kiri dan kanan namun tidak maju,” ungkap Abdi.

Di sisi lain, Pius menegaskan bahwa membangun manusia merupakan hal yang paling utama dalam mencapai gambaran besar tentang Indonesia yang ingin dicapai yakni Indonesia Raya. Indonesia Raya sendiri dibangun dalam potensi kekayaan seperti yang tertera dalam bait kedua.

“Kalau Soekarno ingin mengatakan bahwa Indonesia Raya adalah Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera, saya pikir bangunan awalnya adalah bangunan manusianya.” tutur Pius.

Lebih lanjut, dirinya juga menyatakan bahwa bait ketiga menjelaskan bahwa Indonesia merupakan tanah air yang harus kita jaga. Maka dari itu, teman-teman muda saat Indonesia genap berumur 100 tahun seharusnya berkarya menjaga Ibu Pertiwi.

“Mari kita paling tidak yang ada di kelas ini, UNPAR, dan kita semua yang sadar, kita jaga persatuan kita ini, ” ujarnya.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//